Rumah Uwa (sebutan untuk kakak
orang tau) memang sudah terkenal susah signal untuk beberapa provider. Padahal
rumahnya tidak di pingir-pinggir amat. Cuma entah ada hantu apanya gitu. Jadilah kalau kesana jangan harap bisa update
sekedar bilang “di rumah uwa” apalagi harus ‘check-in’ yang melibatkan
kekuatan signal yang lebih besar.
Setelah urusan di rumah uwa
selesai, akhirnya pulang ke rumah dan ..... lho lho lho. Kenapa signalnya masih
kosong. Sudah di-restart beberapa kali, tetap. Sudah pindah HP lain, sama saja.
Tapi ganti kartu di HP itu, ternyata HP-nya ga bermasalah. Hmm, ini sudah kedua
kalinya saya mengalami hal seperti ini. Tiba-tiba tidak ada signal dan
bertuliskan “emergency call only”. Argghht. Kalau dulu, bisa dengan mudah ganti
nomor saja. Tapi kalau sekarang, mengingat sudah banyak orang yang tahu nomor
ini dan membayangkan mereka akan kesulitan jika ingin menghubungi ... (hahaha,
pede) rasanya harus diperjuangkan. Akhirnya saya menghubungi call centre dan
jawabannya ... kartu saya rusak bisa dibanti dengan nomor yang sama diganti di
Galeri In****t. Hah? Ko bisa? Iya saya tidak tahu dan malas mencari tahu.
Soalnya mba operator sudah nyerocos panjang lebar menjelaskan sampai mencarikan
Galeri In****t terdekat.
Hmm, akhirnya dua hari kemudian
saya meluncur ke Galeri In****t yang telah ditunjukkan mba operator. Letaknya
di BEC lt. 3. Meskipun sempat nyasar ke lantai dasar. Ahh, untung saja ada
bapak security baik hati yang memberi tahu (karena saya nanya juga sih
akhirnya) malah menawarkan untuk mengantarkan. Tapi karena takut dikira anak
TK, saya menolak dan memilih kesana sendirian. Ehh, baru sampai lantai dua,
malah jumpa teman SMA yang sehari sebelumnya kami sudah reuni dadakan. Hahaha.
Kebetulan sekali. Malah dia bersama seorang pria yang sepertinya pacarnya. Huu,
padahal kemarin waktu ngobrol pas kumpul-kumpul dia bilang ga punya pacar.
Hahaha. Dasar.
Akhirnya sampai juga dan tidak
sampai harus menunggu antrian panjang, saya mendapat giliran. Dan setelah
menjelaskan tujuan saya, mas customer service itu meminta saya untuk mengisi
formulir serta meminta surat identitas. Ia pun pamit dulu untuk meng-copy surat
identitas saya. Dan ia kembali dengan SIM card baru di tangannya. Ahhh,
senangnya. Saya kira harus menunggu beberapa hari untuk kembali mengaktifkan
nomor itu. Ternyata prosesnya hanya singkat. Saya sampai bertanya kembali untuk
menegaskan “ini bisa langsung dipake hari ini?”. Sambil senyum mas-nya pun
ngangguk. Mungkin aneh liat saya (agak) girang sendiri untuk hal sebiasa ini.
Hahaha.
Ketika sedang mengantri, saya
iseng nguping. Dan ternyata kasusnya hampir selalu sama. Fisik kartu rusak dan
harus diganti. Saya buta sama sekali masalah teknologi, jadi tidak tahu kalau
SIM card itu ternyata punya daya tahan dan bisa rusak juga. Hehehe.
Oh ya, saya perlu bilang “terimakasih
In****t” ga? Takut dibilang alay nihh.