Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.


Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani dan rohani serta surat keterangan bebas narkoba (SKBN). Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang bagaimana proses pembuatan surat tersebut di RSUD Cibabat, Cimahi. Mulai dari ke poli mana kita harus datang, biaya yang dihabiskan, dan berapa lama waktu pembuatan masing-masing suket tersebut.

Secara umum, dari segi biaya pembuatan suket di RSUD ini terbilang rata-rata, karena ada yang lebih murah misal di RSHS tapi prosesnya lebih lama dan perlu sabar mengantri, ada juga yang lebih mahal dari ini. Dari segi pelayanan lumayan oke dan waktu pembuatan sampai semua suket selesai hanya memakan waktu 2 hari kerja saja 😇.
Tampak Depan
Sumber : http://rsudcibabat.cimahikota.go.id/unit/klinik-mcu.html
Tata letak gedung rumah sakit ini cukup mudah dipahami karena areanya juga tidak terlalu besar. Bagian paling depan rumah sakit ada apotek, di belakangnya ada gedung IGD, kemudian berjejer ke belakang lagi gedung C dan gedung D. Pada masing-masing gedung terdapat huruf besar yang cukup memudahkan kita menemukan gedung yang dituju kok.
Denah RSUD Cibabat
Sumber : http://rsudcibabat.cimahikota.go.id/images/denah/DENAH-UTAMA.png

Day 1

Pertama kita perlu mendaftar di Poli Umum yang ada di Gedung C lantai 2. Oya, pusat informasi juga ada di gedung ini lantai satu dekat pintu masuk. Pendaftaran dibuka sekitar pukul 7.30, jadi sebaiknya datang lebih awal untuk mengambil nomor antrian dan duduk menunggu panggilan. Saat mendaftar, sampaikan tujuan kita ingin membuat suket sehat dan SKBN. Petugas akan bertanya apakah sudah pernah berobat di RS itu. Kalau belum maka perlu registrasi dulu, syaratnya cukup KTP dan tambahan biaya Rp 10.000.

Kemudian petugas akan meminta kita ke kasir yang masih ada di gedung dan lantai yang sama juga. Cuma keluar dari ruangan poli umum dan menyebrang ke bagian ruang di depannya. Disana saya membayar Rp 465.000 dengan rincian sebagai berikut :
Pendaftaran Pasien Baru                                                                               Rp   10.000
Pendaftaran Poli Umum                                                                                Rp   30.000
Pendaftaran Poli Spesialis (Klinik Jiwa)                                                       Rp 100.000
Tes MMPI (Tes Sehat Rohani)                                                                      Rp 270.000
Suket Sehat Rohani                                                                                       Rp   55.000

Jadi, jika hanya ingin membuat surat keterangan sehat rohani saja, (sepertinya) biaya yang dibutuhkan hanya poin pendaftaran poli spesialis, Tes MMPI, dan suket sehat rohani. Kita akan diberi berlembar-lembar kuitansi (yang saja aja pusing awalnya) heuu. Intinya yang warna pink kita serahkan di masing-masing poli sebagai bukti kita telah membayar, yang warna putih kita simpan.

Lalu kasir akan mengarahkan kita menuju ruang MCU (Medical Check-Up) yang ada di gedung IGD lantai 3. Alhamdulillah ada lift kok. Jadi ga perlu cape naik tangga ke lantai 3 , lumayan 😊. Ruang MCU dan tempat tes MMPI-nya ternyata tepat ada di depan lift. Sangat memudahkan lagi 😁.

Masuk ke dalam ruang MCU, perawatnya ramah banget walau keliatan sudah berumur. Kita diminta menyerahkan kuitani warna pink untuk pendaftaran poli umum. Kalau bingung kasih aja semua, nanti perawatnya yang milih haha. Periksa BB, TB, dan tensi lalu tunggu antrian dokter. Ditanya untuk keperluan apa aja dan butuh rontgen segala macem atau enggak. Saya jawab enggak karena memang cuma butuh itu.  Kayanya kalau pake rontgen kena biaya lagi hehe.

Dipanggil dokter dan masuk ke ruangannya. Diperiksa detak jantung dan periksa badan gitu tapi ga sampai diminta melepas pakaian sih. Ga lama kok. Ditanya lagi buat keperluan apa untuk mengisi keterangan di suketnya. Dan yeayy jadi deh suket sehat jasmaninya.

Jadi kalau untuk suket sehat jasmani cuma butuh waktu 1 hari saja.

Setelah suket sehatnya selesai, lanjut ke lab untuk tes bebas narkoba. Masih di gedung yang sama tinggal turun satu lantai saja. Dari pintu lift, belok kiri dan ada meja pendaftaran lagi. Bilang aja mau bikin surat keterangan bebas narkoba. Diminta KTP dan bayar lagi 475.000. Sebetulnya tes urinnenya Cuma Rp 375.000 tapi SKBN-nya bayar lagi Rp 100.000 ternyata 😅. Tes urinnya ada lima item dengan rincian benzodiazepine, amphetamine kualitatif, methamphethamin kualitatif, opiate, dan cannabinoid. Kayanya ini paket jadi emang ga bisa minta berapa item sesuai keinginan kita.

Setelah mendaftar, kita diminta tunggu dan kemudian dipanggil. Masuk ruangan cuma dikasih vial tempat urine dan kalau udah diisi (pake urine sendiri ya) simpen deh di bak deket pintu toiletnya. Setelah selesai, sebetulnya harusnya ke klinik jiwa buat wawancara. Wawancara? Iya.

Tapi karena perawat di MCU sebelumnya bilang abis dari lab ke atas lagi buat tes MMPI, maka saya lebih milih ke atas lagi aja. Ternyata MMPInya di aula gedung D lantai 4 karena waktu itu yang tes lumayan banyak dan ruangan MMPI di sebelah MCU itu ga akan muat heuu. Akhirnya ke gedung lantai 4 .. Alhamdulillah ada lift lagi.

Tes MMPI buat mengetahui kesehatan jiwa dilakukan dengan cara menjawab 500 sekian soal. Lupa tepatnya berapa. Bentuknya Cuma “ya” dan “tidak” aja sesuai kepribadian kita atau sikap kita. Susah sih enggak, tapi cape baca hehe. Dan harus dikerjakan dalam rentang waktu 1,5-2,5 jam. Ditambah beberapa pertanyaan essai lain. Setelah selesai, perawat yang ada di situ nyuruh kita pulang aja dan balik lagi besok langsung ke klinik jiwa buat wawancara dan ambil suketnya.

Proses hari pertama (mulai dari daftar) jam 7.30 selesai sekitar jam 10.30. Cepet kaan.

Day 2

Saya datang agak siang karena harus ke Polres buat ngurus SKCK dulu. Sampai di klinik jiwa sekitar jam 8 langsung ketemu perawat dan serahin kuitansi yang warna pink itu lagi. Klinik jiwa ini letaknya di bagian depan sebelah apotik mojok di ujung gang kecil. Antrinya lamaaa, karena pasiennya banyak dan dokternya baru datang jam 10an. 😠 kesel ya lumayan sebagai orang yang jarang banget ke RS 😅.

Baru dipanggil sekitar jam 12.00. Entah lah itu dokternya ga istirahat kali ya. Perawatnya ada dua jadi saya perhatiin mereka istirahat gentian gitu. Di dalem ada dua sesi wawancara.

Pertama, wawancara bebas narkoba. Pertanyaannya sama kaya bagian essai waktu tes MMPI. Cuma ditambah ditanya tujuan pembuatan suketnya dan memperjelas jawaban yang udah kita tulis aja sih.

Kedua, wawancara kesehatan jiwa. Pertanyaannya agak aneh sih 😅. Apakah anda pernah melihat makhlus halus? Hee Apakah anda merasa ada orang yang memusuhi/tidak suka terhadap anda dan keluarga anda? Dan dokternya nanya dengan santai kaya orang lagi ngajak ngobrol sambil sesekali tanya tentang tempat tinggal, orang tua, dan lingkungan pekerjaan kita gimana. Apa karena saya jawab "tidak" ya maka proses wawancaranya ga sampai 10 menit, padahal pasien sebelumnya yang sama-sama buat suket sehat rohani dan SKBN sekitar 30 menitan deh.

Setelah selesai, akhirnya suket sehat rohani dan SKBN-nya selesaaiii.

Hari kedua ini lumayan selesainya jam 13.00 😞 karena saya masih butuh legaliser suketnya. Fotokopi sendiri ya, kalau mau deket ada di sebrang gedung D,  ada pintu turun tangga lalu belok kanan. Kalau jam istirahat kaya saya kemarin, terpaksa keluar RS. Ada di sebelah kanan RS banget satu tempat sama counter pulsa yang depannya ada mamang-mamang batagor 😅.

Jadi, kalau ditotal dari awal registrasi dengan asumsi belum jadi member (😆 member) sampai tiga surat itu selesai menghabiskan biaya Rp 940.000.
Sebelum dijalanin rasanya males banget kalau harus berurusan sama RS. Karena kebayang bakal antri apalagi RS pemerintah. Ditambah yang diurus tiga surat, bukan cuma 1. Tapi setelah dijalani ternyata ga terlalu ribet juga. Apalagi perawat disana Alhamdulillah sangat memudahkan. Kaya waktu di MCU sambil tunggu dokter, saya disuruh ke lab dulu aja. Jadi lumayan menghemat waktu tunggu juga.

Share
Tweet
Pin
Share
16 comments
Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak perusahaan swasta yang menawarkan gaji besar kok. Apalagi bagi orang yang senang berwirausaha dengan peluang penghasilan yang tak terhingga. Gaji bulanan yang angkanya sudah pasti ini tentu ga bakal menggiurkan.

Belum lagi image masyarakat yang masih menganggap PNS hanya makan uang rakyat, melayani sekadarnya, masuk kantor seenaknya. Jadi PNS itu harus pake uang atau punya orang dalam. Kenapa sekolah tinggi-tinggi hanya untuk jadi pembantu negara? Dan berbagai persepsi buruk lainnya. Semua itu balik ke diri masing-masing mau disikapi bagaimana. Yang jelas kalau semua berfikir seperti itu, sistem birokrasi pemerintahan juga bakal tersendat.
Setiap orang punya jalan hidup dan jalan rejekinya masing-masing. Tinggal amanah dalam tugas agar hidup lebih berkah.

Seleksi CPNS yang lumayan panjang bukan hanya tentang tahapan seleksi yang tidak satu kali. Ada beberapa hal yang ternyata bisa jadi benturan saat kita menjalani proses seleksi sampai akhirnya resmi jadi CPNS. Saya pun menulis ini masih dalam tahap menunggu pengumuman TMT setelah pemberkasan. Jadi mungkin masih ada printilan lain yang bisa saja saya temui nanti.

Beberapa hal yang bisa membuat proses seleksi CPNS lebih sulit khususnya saat pemberkasan ini tidak semua saya alami, tapi berdasarkan yang saya lihat langsung dari teman-teman seangkatan seleksi CPNS 2018.
Sumber : https://www.studilmu.com/blogs/details/3-faktor-penghambat-karir
Saya tulis berdasarkan yang saya tahu ketika menjalani proses di instansi Pemprov DKI Jakarta ya dan saya tambah sedikit dari orang terdekat yang saya tahu langsung melakukan pendaftaran di instansi lain.

Karena setiap instansi kemungkinan memiliki kebijakan yang berbeda.

  • Kesesuaian Nama

Ini yang paling krusial dan ternyata banyak terjadi. Mungkin sebagian orang memiliki nama yang berbeda di berbagai dokumen. Misalnya di KTP menuliskan nama marga, tapi di ijazah tidak dituliskan karena terlalu panjang. Atau double huruf yang juga sering terjadi. KTP menuliskan ‘Anisa’, sedangkan ijazah menggunakan ejaan ‘Annisa’. Hal macam ini akan mempersulit kita saat pemberkasan karena pada proses itu semua dokumen kita akan dilihat dan nama yang tercantum di semua dokumen harus sama. Khususnya KTP, KK, Ijazah, dan surat pendukung lain yang perlu disertakan saat pemberkasan seperti SKCK, Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani, serta Surat Keterangan Bebas Narkoba.
Lalu, bagaimana jika berbeda? Nama yang diakui adalah nama yang tertera di Ijazah. Jadi silakan pilih ingin memperbaiki dokumen yang mana. Ada orang yang menyarankan lebih baik ubah KTP daripada ubah ijazah karena prosesnya lebih sulit.
Jadi jika berniat mendaftar CPNS tahun nanti, silakan lihat kesesuaian nama di seluruh dokumen. 


  • Tanda Tangan Legalisir Ijazah dan Transkrip Nilai
Sudah menjadi hal yang wajar proses lamaran pekerjaan dimana pun biasanya menyertakan dokumen legalisir ijazah sebagai salah satu persyaratan. Begitu juga saat proses CPNS. Tahapan administrasi awal yang kebanyakan sudah dilakukan secara full online biasanya hanya mengharuskan kita mengunggah scan ijazah. Meski ada juga beberapa instansi yang masih mengharuskan mengirim dokumen fisik ke almaat tertentu via pos atau langsung datang disamping mengunggah dokumen secara online.

Namun setelah semua seleksi dilewati , dinyatakan lulus,  hingga sampai pada tahan pemberkasan, ijazah hasil legalisir juga diperlukan.
Ini contoh ketentuan pejabat penandatangan legalisir untuk CPNS 2018
Tidak perlu hasil legalisir terbaru. Yang terpenting adalah pejabat yang menandatangani harus sesuai dengan pengumuman yang diberikan. Sepenting itu? Ya.
Setelah proses pemberkasan yang dilakukan secara tatap muka selesai, saya menunggu di teras gedung karena hujan. Saya ga sengaja menguping pembicaraan seorang peserta yang sedang menelepon (entah siapa), dia meminta orang di ujung telepon untuk melegalisir ulang. Karena proses pemberkasan ini lumayan baik hati. Jika kita belum dapat melengkapi persyaratan di jadwal pemberkasan yang seharusnya, panitia memberikan kesempatan kedua beberapa hari setelah itu untuk melengkapi berkas. Tapi alangkah lebih baiknya kalau kita mempersiapkan berkasnya dengan benar kan 😉.

  • Surat Keterangan Sehat dan SKCK

Surat-surat ini akan jadi persyaratan saat pemberkasan dimana pun instansinya. Tapia ada juga instansi yang menjadikan surat keterangan sehat sebagai syarat administrasi di awal lho. Meski dibolehkan hanya tingkat puskesmas dengan biaya murah menurut saya jadi sayang dan buang-buang uang juga kalau tidak lulus. Lagi pula untuk surat keterangan sehat rohani, setahu saya belum ada puskesmas yang bisa melayani. Harus ke RS dan biayanya lumayan juga (bagi saya).
Jadi begini, untuk tahap pemberkasan surat keterangan sehat jasmani dan rohani harus dikeluarkan oleh RS Pemerintah. RS Polri boleh? Boleh. Yang penting masih miliki pemerintah bukan swasta ya. Mungkin tujuannya biar uang yang kita keluarkan ga masuk ke pihak swasta kali yee.
Untuk Pemprov DKI Jakarta yang mengumumkan kelulusan CPNS pada bulan Januari 2019, dokumen surat-surat itu termasuk SKCK harus dikeluarkan pada bulan Januari juga.
Akhirnya saya juga harus bikin SKCK ulang karena SKCK saya dikeluarkan tangga 26 Desember 2018. Lebih nyesek ada juga yang SKCKnya dikeluarkan tanggal 31 Desember 2018. Yaa tetap harus mengurus ulang karena peraturannya begitu.

Untuk SKCK ga terlalu nyesek karena biaya ga terlalu mahal. Beda sama surat keterangan sehat yang lumayan. Dulu saya juga sempat berinisiatif membuat lebih dulu seperti SKCK karena pengumuman yang cukup lama dan khawatir waktu yang diberikan untuk melengkapi berkas singkat. Alhamdulillah bertemu perawat baik di RSUD Ciawi yang menerangkan bahwa pembuatan surat keterangan sehat menghabiskan biaya satu juta lebih disana (akhirnya saya ga buat disini, nanti insyaallah saya ceritakan buat dimana dan dengan harga sedikit lebih murah). Ia menyarankan untuk membuat setelah pengumuman. Meski saya sempat keukeuh ingin buat karena khawatir waktu mepet (hehe ngeyel ya), ia juga meyakinkan bahwa biasanya panitia menyediakan waktu yang cukup.
Jadi, saran untuk surat keterangan dibuat setelah pengumuman saja. Insyaallah waktunya cukup yaa asal mau sibuk dan rada ribet aja. Tohh ujung-ujungnya juga memang harus buat sesuai waktu yang diminta.

  • TMS (hati-hati dengan persyaratan formasi ­­cum laude dan pendidikan)

TMS (Tidak Memenuhi Syarat) adalah pengumuman yang ditakutkan peserta karena berdasarkan pengalaman beberapa instansi mengeluarkan pengumuman ini di tengah-tengah proses seleksi. Entah jeda setelah SKD saat menunggu tes SKB atau lebih parah setelah SKB saat menunggu pengumuman. Kalau dipikir kembali sangat disayangkan kalau kita tidak lulus gara-gara si TMS ini mengingat perjuangan kita menuju tempat tes juga tidak ringan setelah biaya perjalanan apalagi bagi yang di luar kota dan jauh ditambah dengan penginapan. Belum lagi harus meminta izin ke perusahaan tempat bekerja (bagi yang masih bekerja) lengkap dengan alasan yang dibuat-buat karena perusahaan melarang pegawainya mengikuti seleksi CPNS.

Idealnya TMS ini tidak akan keluar jika proses administrasi dilakukan dengan ketat. Namun namanya juga seleksi yang tidak semua prosesnya dilakukan by computer system, pastilah ada ketidaksempurnaan manusia.
Kebanyakan penyebab TMS disebabkan ketidaksesuaian pendidikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Misal kita yang lulusan S-1 Pendidikan Kimia mencoba peruntungan mendaftar ke formasi dengan kualifikasi S-1 Kimia.
Banyak juga terjadi di formasi cum laude yang mensyaratkan lulusan PT dan Prodi berakreditasi A saat tahun lulus. Namun pendaftar baru menyadari akreditasi A yang didapat PT/Prodinya adalah yang terbaru. Sementara akreditasi saat ia lulus masih B.
Jadi daripada menyesal di tengah padahal sudah lulus tes, lebih baik jangan coba-coba dan lebih hati-hati ketika membaca persyaratan di setiap instansi maupun formasi. Karena sangat mungkin ditemukan banyak perbedaan.

  • Dualisme grup telegram

Menambah jejaring informasi lewat berbagai akun media sosial unofficial sangat dianjurkan. Banyak informasi tambahan atau tips bahkan pembahasan soal-soal. Begitu juga dengan keberadaan telegram yang mampu memfasilitasi grup dengan ekstra besar pasti seringkali digunakan pada event tertentu. Yaa tak terkecuali di seleksi CPNS ini.
Bergabung di dalamnya? Saya sarankan tidak terlalu penting.
Kecuali kalau kita termasuk orang yang senang bercuap-cuap di grup, atau silent reader bijak yang mampu membiarkan orang-orang berceloteh (yang biasanya itu-itu saja) tanpa berkomentar “coba pembahasannya focus ke informasi CPNS, nanti kalo ada info takut tenggelam”. Karena biasanya isinya lebih banyak menyimpang dari topik.
Apa sama sekali tak ada info tambahan? Ada. Tapi biasanya sekadar asumsi dan biasanya … tak benar dengan kenyataan di lapangan nantinya.
Contohnya ketika hendak pemberkasan, ribut soal map harus menggunakan snelhecter karena khawatir berkas tercecer, padahal pengumumannya hanya mengatakan stopmap. Kenyataannya peserta yang menggunakan snelhecter (kebetulan saat pemberkasan di sebelah saya) malah diminta ganti dengan map biasa.

Sekarang ketika pemberkasan telah selesai, sedang hangat-hangatnya persiapan seragam dan atribut lain seperti nametag. Lagi-lagi malah menimbulkan perdebatan. Yang satu berdasarkan kenyataan di lapangan ketika dia PPL di sekolah. Satu lagi merujuk pada Pergub. Yaa sudah lah tunggu saja pengumuman aslinya. Kayanya lebih tepat biar ga sia-sia kaya SKCK kalau ternyata salah.

Jadi, saran saya silakan saja bergabung dengan grup-grup yang ada kalau takut ketinggalan informasi. Tapi langkah yang kita ambil sebaiknya tetap mengacu pada pengumuman resmi panitia.
Lucu juga kadang membaca tingkah polah orang-orang di grup itu. Ada yang merasa paling benar, ada yang ngegas, ada yang ngademin, yang ngomporin juga banyak.

Sekian sharing tentang hal-hal yang kadang jadi menghambat proses seleksi CPNS khususnya ketika pemberkasan kalau dinyatakan lulus. Semoga ada waktu (ga malas) untuk sharin tentang pengalaman membuat surat keterangan sehat.
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments

Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-gara pake kereta ini juga saya dapet istilah komutasi dan menyelamatkan saya untuk bisa menjawab soal SKD CPNS kemarin. Tapi pengalaman baik biasanya diikuti pengalaman yang ga menyenangkan.
Biar kebayang rutenya 😅
http://www.krl.co.id/peta-rute-loopline/
Berangkat dari stasiun Bogor menuju Rawa Buntu sama suami. Berarti kita harus naik kereta ke arah Jatinegara/Angke, transit di Tanah Abang dan lanjut pake kereta ke arah Maja/Parung Panjang. Walau kata mba di balik speaker  dengan suara merdu kereta menuju Angke berangkat jam 6.20, kami masuk jam 6.05 semua kursi udah penuh. Dan akhirnya berdiri aja. Toh walau bukan anker (anak kereta) profesional, beberapa kali naik ini biasanya saya kuat kok berdiri minimal sampai stasiun transit.

Entah karena sarapan yang seadanya, atau angin subuh karena sebelum sampai di stasiun Bogor saya dan suami melakukan perjalanan motor dari Caringin (you know Bogor mepet Sukabumi) selama hampir satu jam, atau emang kondisi badan saya yang lagi error karena semalam tiba-tiba insomnia. Baru di Stasiun UI dan penumpang makin padet (selayaknya office hour yee), kaki saya pegel (wajar lahh) dan saya udah mulai pusing, saya lirik jam pantes lumayan juga saya berdiri hampir satu jam.

Makin lama kepala saya pusing dan beberapa orang mulai ngeliatin saya. Waktu itu posisi suami berdiri di belakang buat menjaga hal-hal yang tak diinginkan dan nahan badan biar saya ga kejepit. Saya nengok ke suami buat bilang saya udah ga kuat berdiri dan mau turun aja, pas nengok bener aja kata suami keringet saya udah banyak segede jagung.

Akhirnya kita memutuskan turun dan turunlah kami di stasiun Pasar Minggu. Saya duduk sambil tarik nafas dan akhirnya mau lanjut jalan pake kereta selanjutnya. Kereta dateng, penuh banget, ga ada yang keluar, akhirnya kita ga naik. Kereta kedua, beruntung ada yang dua orang turun dan naiklah kita, walau dengan kondisi bener-bener mepet pintu. Saya ngerasain banget snack yang saya bawa di ransel (saya simpen di depan) remuk waktu pintu keretanya ditutup.

Stasiun berikutnya beberapa orang turun dan bikin kami terlempar-lempar 😅. Parahnya di stasiun Cawang . Waktu itu posisi saya udah agak bergeser, ga lagi persis di depan pintu. Ada sekitar 2 barisan orang menuju pintu, jadi saya kaya baris ketiga gitu. Saya pikir posisi itu aman lah yaa udah lumayan tengah, ga akan bikin saya kelempar-lempar lagi kalau ada yang turun. Ternyata saya salah besar pemirsa. Ketika pintu kereta dibuka, saya baru ngeuh banyak orang yang mau turun di belakang, kanan, kiri saya. Tadinya saya ga bakal turun karena mikirnya udah lumayan tengah tuh, tapi desakan orang-orang yang gilee baru ngerasain saya. Ternyata itu alasan Bapak ngelarang saya nonton Persib di stadion jaman saya SMP lagi seneng-senengnya sama Kosin Hattairatanakool 😂 (ada yang tahu doi?).

Akhirnya otak saya nyuruh saya buat udah keluar aja dulu dari kereta, tapi mungkin karena desakan itu lebih dulu datang dan bikin saya lebih dulu di posisi pintu kereta dibandingkan kesiapan saya buat melangkahkan kaki. Akhirnya … saya jatuh dari pintu kereta ke peron dan lengan kiri saya nahan badan waktu itu.

Bunyinya apa ya? Bluk? Ah ga bunyi sih.
Yang bunyi adalah suara seorang perempuan (kayanya ibu-ibu) “aaa” dan seorang laki-laki yang bilang “dibilangin suruh keluar dulu keluar dulu” tapi suaranya menjauh mungkin dia penumpang yang turun dan langsung pergi aja sambil komentar. Saya ga bisa liat orangnya karena posisi kepala saya ngadep lantai peron saat itu.

Saya berdiri dibantu suami yang ga jatuh sih karena mungkin dia lebih siap. Tadinya mau diem dulu karena masih kaget. Eh tapi ngapain kaya orang bego. Langsung berdiri aja dan masuk kereta lagi dengan cueknya. Ada malunya dikit tapi lebih banyak dongkolnya. Penumpang yang masih di dalam kereta juga diem aja. Masih penuh walau ga sepadat tadi karena cukup banyak yang turun.

Salahnya mungkin karena kami bukan anker asli ya jadi ga tau budaya di kereta itu kaya apa. Kalau kita di dekat pintu, ingat ya DEKAT pintu, bukan cuma DEPAN pintu, mending turun dulu buat kasih jalan sama yang mau turun. Karena kondisi kereta padet betul bikin ga bisa gerak sama sekali. Yaa memang harus begitu. Kalau saya tiap hari naik kereta ini mungkin saya bakal tahu aturan kecil macam itu. 

Jam menunjukkan hampir jam 9 saat itu. Mungkin orang makin ganas dikejar waktu masuk kantor demi ga kena potongan gaji kali ya. Sampai rela lohh nyikut, dorong, atau slading orang pakai badan tanpa permisi, maaf, dan tanpa merasa bersalah. Dan sudah dianggap ... wajar.

Saya ga mau komentar tentang ganasnya Ibu Kota karena isi kereta dari stasiun Bogor itu entah darimana aja. Tapi cukup saya jadi belajar juga tentang kondisi kota ini. Dulu pernah ada temen yang bilang “saya udah ga minat the buat tinggal di Jakarta”. Padahal doi berasal dari suku yang terkenal suka rantau.

Memang ga ada yang mengundang orang buat tinggal disana. Tapi beberapa bulan ke depan, karena kondisi saya pun mau tidak mau harus tinggal di daerah pinggran kota itu 😣. Jujur jadi deg-degan karena kejadian ini 😭. Meski sebetulnya ga adil kalau menilai kehidupan Jakarta hanya dari pengalaman KRL. Masih ada keindahan yang bisa diambil seperti yang direkan babang Mada Riyanhadi di IGnya. Ga nyambung ya😅. Sebelum kejadian ini saya masih takut buat tinggal disana dan kadang suka liat video itu buat sedikit menghibur diri.

Ga adil juga menggeneralisir anker sebagai orang yang … angker. Sebelumnya pernah juga naik dari Depok menuju Jakarta Kota jam empat subuh. Kaget juga saya jam segitu kereta udah penuh layaknya pagi hari. Sekitar di Manggarai udah mulai pada turun tapi saya masih berdiri. Ada seorang bapak muda yang manggil saya karena tempat duduk di depannya kosong. Alhamdulillah jadi terharu 😭.

Kereta sudah sangat sepi dan menyisakan beberapa penumpang aja (setelah Gondangdia kalau ga salah). Bapak itu masih ada dan duduk agak jauh tapi masih bisa saya dengar. Dia ngajak ngobrol hal standar, turun dimana, mau kemana, kerja atau sekolah. Kemudian bapaknya pamit dan turun duluan.
Bukti masih ada kok orang baiknya.
 😇😇😇
Cuma yang ga habis pikir itu … kalo ga nolongin, setidaknya ga usah ngatain gitu lho. Mengingatkan ga gitu caranya.
Kadang masih dongkol, tapi ya sudah lah. Yang saya alami mungkin karena lagi sial atau jadi semacam penggugur dosa untuk dosa yang terlalu banyak ini. Jadi pelajaran aja untuk tetap mempertahankan budaya kata maaf, permisi, dan terima kasih. Sepanjang perjalanan itu aja yang dibahas sama suami. 
Semoga Allah tetap mengingatkan kita agar tetap jadi manusia yang memanusiakan orang lain. Aamiin



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini). Akhirnya si doi itu datang juga. Dengan perbedaan skor akhir yang sangat-sangat tipis jadi pelajaran saya buat bersyukur lebih banyak. Perbedaan hasil akhir yang ga sampai 1 poin karena SKB saingan saya lebih besar dibanding SKB saya. Kalau saja satu soal saya meleset atau satu soal lagi saingan saya itu benar, maka dia yang akan lulus.

Jadi setelah tahu hasil SKD bagi yang jago matematika sebetulnya bisa menghitung maksimal perbedaan nilai SKB kita dengan saingan agar kita masih berpeluang lulus.
Apalagi adanya grup telegram yang dibuat sesama peserta memungkinkan kita bisa tahu nilai saingan kita walau lokasi atau waktu pelaksanaan tes berbeda. Karena setelah tes selesai, Pansel akan menempel print out hasil tes di mading dan biasanya anggota telegram ada aja yang rajin upload ke grup. Kalau mau berjuang buat nyari di tumpukan ratusan foto bisa saja kita temukan nilai saingan kita dan hitung sendiri integrasinya dengan rumus yang memang sudah diatur sejak awal dalam Permen.

Maka, setelah ini saya persiapkan pemberkasan yang diberi tenggat waktu beberapa hari saja (lagi-lagi dadakan kaya tahu  bulat 😅). Pengumuman Rabu malam dan jadwal pemberkasan hari Senin-Rabu pekan berikutnya. Cukup kalang kabut apalagi kalau kebagian jadwal Senin dan harus urus SKCK sementara KTP masih kampung halaman dan domisili sekarang jauh. Kalau untuk Surat Keterangan Sehat Jasmani, Rohani, dan Surat Keterangan Bebas Narkoba boleh dibuat dimana saja.

Proses pemberkasan berlangsung cepat. Meski tiap sesinya dijadwalkan 2 jam, tapi proses verifikasi masing-masing peserta hanya sekitar 5-10 menit. Yang lama adalah proses antrinya. Ada sekitar 9 atau 10 (saya lupa tepatnya) verifikator yang bertugas dan kita duduk untuk antri giliran. Tiba giliran, bawa seluruh berkas yang diperlukan dan tinggal duduk di depan verifikatornya. Biasanya mereka bertanya hal standar-standar. Jadi, selama semua dokumen kita asli, yoo santai saja.

Di ruangan itu juga disediakan meja panjang untuk peserta yang perlu memperbaiki berkas yang bisa diperbaiki saat itu, misalnya foto yang lupa diberi nama atau berkas yang perlu diganti karena ada coretan.

Dan ini yang saya ingat dan anggap penting dari berkas yang perlu diperhatikan.
  • Poin 2 wajib dipersiapkan baik-baik karena pengalaman ada lho peserta yang lupa membawa dokumen asli karena sibuk dengan poin-poin di bawahnya.
  • Poin 3 surat lamaran yang harus ditulis tangan dan tidak boleh ada coretan atau type ex yang cukup bikin saya ganti kertas tiga kali. Lumayan sementara ada peserta lain yang curhat di grup telegram yang sampai sepuluh kali. Saya juga ada kok sedikit coretan mengganti huruf ‘a’ menjadi ‘e’, tapi bukan di bagian krusial seperti data diri. Jadi Alhamdulillah masih lolos saat pemberkasan.
  • Poin 4 legalisir ijazah yang harus ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan pengumuman. Kalau diminta oleh Dekan atau Wakil Dekan jangan coba-coba legaliser oleh Ketua Jurusan, karena yang ini pasti dipermasalahkan dan berujung berkas yang tidak diterima.
  • Poin 5 fotokopi ijazah SD-SMA boleh hasil legalisir atau hanya fotokopi
  • Poin 6 tentang KTP. Nahh ini penting banget diperhatikan walau kelihatannya sepele. Nama kita di ijazah, KTP, dan dokumen lain harus sama ya. Lalu kalau berbeda gimana seperti beberapa (bahkan banyak) kasus yang terjadi. Kebanyakan perbedaan pencantuman marga atau double huruf seperti Anisa dan Annisa. Yang menjadi acuan Pansel adalah nama kita di Ijazah. Jadi opsinya mau mengubah nama Ijazah atau KTP? Ada orang yang menyarankan sih katanya lebih baik ubah KTP karena lebih mudah dibanding ubah Ijazah.
  • Poin 10 kartu peserta ujian, sejak awal simpan baik-baik karena kartu peserta yang dipakai sejak SKD sampai pemberkasan diusahakan kartu yang sama (meski boleh print ulang kalau hilang, tapi verfikator yang jeli kemarin bertanya kenapa kartunya tidak ada tanda tangan panitia saat tes SKD-SKB)
  • Poin 11, 12, dan 13 yang bikin saya harus bikin SKCK ulang karena harus dikeluarkan bulan Januari 2019, sesuai dengan waktu pengumuman. Dan alhamdulillah berkat masukan perawat RSUD Ciawi waktu itu, saya ga perlu kehilangan uang yang lumayan besarnya (saya ceritakan di bagian sebelumnya). Makanya saya menyarankan berkas seperti surat keterangan dibuat setelah menerima pengumuman final untuk menghindari hal macam ini.
  • Poin tentang map yang cukup bikin ramai di grup telegram. Ada yang bilang harus map snelhecter untuk menghindari dokumen hilang karena jatuh atau tercecer, konsekuensinya dokumennya harus dibologin dong. Eh ternyata ketika pemberkasan yang menggunakan snelhecter malah diminta ganti dengan map biasa.
  • Kembali ke poin 1 karena ini yang sangat penting. Apa pun yang terjadi, entah berkas kita belum jadi, ada yang keliru atau apa pun itu, tetap datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selama kita bisa menjelaskan dengan alasan yang logis dan masuk akal, Pansel menyediakan waktu untuk melengkapi sekitar satu minggu setelah pemberkasan.
Kalau semua berkas yang kita berikan sudah benar, maka kita akan menerima form dengan tanda BL (Berkas Lengkap). Tapi kalau masih ada yang belum lengkap kita akan menerima form dengan tanda BTL (Berkas Tidak Lengkap) dan diminta kembali sesuai jadwal pemberkasan ulang.

Sedikit membahas tentang keberadaan grup telegram. Pentingkah masuk grup ini? Sepengalaman saya, tidak terlalu membantu. Sedikit membantu untuk sharing informasi seputar transportasi menuju lokasi, informasi biaya pembuatan surat keterangan di beberapa rumah sakit atau info-info printilan lain.

Tapi kalau informasi krusial, saran saya, tetaplah mengacu pada pengumuman resmi dari BKD atau Pansel.
Jangan terbawa dengan informasi semisal tentang map di atas. Apalagi kalau anggota grup hanya diisi kurang dari setengah jumlah peserta pemberkasan seharusnya. Logikanya sisanya pasti akan mengacu pada pengumuman resmi yang mereka terima dan Pansel pun akan mengacu pada pengumuman yang sama karena memiliki landasan yang kuat dibandingkan hanya sekadar ‘kata grup telegram’.

Di akhir proses pemberkasan verifikatornya bilang “Tetap rajin cek web BKD ya. Jangan dulu resign, karena paling cepat dua atau tiga bulan lagi informasi lanjutannya” Soo, dibuat nunggu lagi dan lebih lammmaaa 😬. Mudah-mudahan tak ada pengumuman aneh-aneh yang membatalkan kelulusan lagi di tengah jalan macam ini.

Cukup sekian sharing pengalaman saya selama menjalani seleksi CPNS. Perubahan bisa saja terjadi apalagi kalau yang dilamar berbeda instansi.

Selanjutnya insyaallah kalau lagi rajin saya akan berbagi pengalaman tentang hal-hal yang bisa jadi mempersulit proses seleksi.(👉 Penghambat Seleksi CPNS)

Share
Tweet
Pin
Share
62 comments
Ada empat orang yang nilainya melampaui passing grade SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA yang saya lamar hanya satu, jadi total ada tiga orang yang akan mengikuti SKB termasuk saya. Yeayyy, senang karena mikirnya (saat itu) kalau ga lulus pun, setidaknya punya pengalaman pernah menjalani tes SKB.
Dari hasil SKD kita bisa tahu nilai peserta lain
Part sebelumnya (klik 👉 Part 2 tentang SKD) saya pernah cerita kalau ada perubahan aturan karena melihat hasil SKD yang sangat jauh dari jumlah formasi, sehingga dikeluarkan Permen baru dengan aturan Passing Grade yang baru (saya lupa gimana aturan PG yang baru ini). Lihat kan no urut 1 s.d 4 keterangannya P1 artinya lulus Passing Grade berdasarkan Permen lama, sedangkan P2 artinya lulus Passing Grade berdasarkan Permen baru. Jadi kalau tidak ada peserta yang lolos P1 di suatu formasi, maka peserta P2 yang akan lanjut ke SKB. Tapi P1 juga tidak menjamin ikut SKB, peserta nomor 4 lulus P1 tapi karena aturan 3 x formasi, maka dia ga bisa ikut SKB. Kalau hanya satu yang P1? Kalau bahasa saat itu auto-PNS karena ga punya saingan lagi meski dia tetap wajib ikut SKB.

Apa yang harus dipersiapkan untuk SKB ??

Jarak dari pengumuman hasil SKD menuju tes SKB hanya beberapa hari saja. Diumumkan hari Sabtu pagi, tes SKB diadakan hari Senin-Kamis. Jadi lumayan mepet (lagi). Hal kaya gini entah hanya terjadi di Pemprov DKI atau instansi lain. Soalnya teman yang daftar di Kemenag punya jarak waktu seminggu menuju tes SKB. Alhamdulillah-nya saya kebagian tes hari Rabu.
Seingat saya Pansel tidak memberikan kisi-kisi khusus untuk SKB ini. Yang bisa kita lakukan hanya menganalisis berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Sedikit berbeda untuk tahun ini dimana SKB CPNS Pemda hanya boleh dilakukan dengan sistem CAT, sedangkan untuk kementerian atau lembaga diperbolehkan mengadakan tes lain seperti tes praktik kerja atau wawancara selain tetap juga menggunakan sistem CAT. Karena saya ikut Pemda (Provinsi DKI Jakarta), berarti saya hanya perlu mempersiapkan untuk tes CAT (lagi).
Berdasarkan hasil surfing dunia maya, untuk formasi guru, tes yang diberikan katanya seperti tes Ujian PPG, ada juga yang bilang mirip UKG. Yaa yang bisa saya lakukan hanya cari-cari bahan dari ujian-ujian tersebut. Salah satunya baca dari blog 👉 (sila klik linknya). Lantas berguna ga sih bahan belajarnya?

Soal SKB ??

Masih dengan dresscode yang sama, (karena sampai tahapan pemberkasan pun dresscode-nya masih sama ya) tes kali ini saya dapat sesi 3 dengan waktu tes 12.30-14.00. Beda sama SKD yang dapat sesi pagi, tes yang ini berasa lebih berat karena konsentrasi sudah mulai turun di siang hari. Ditambah lagi beban mental karena ternyata punya saingan.

Kalau berdasarkan UU, kompetensi guru itu terbagi menjadi kompetensi pedagodik, kepribadian, sosial, dan profesional. Tapi untuk tes SKB guru kimia ini sepertinya hanya dibagi dua kategori saja. 50 soal tentang kompetensi pedagodik, kepribadian, dan sosial. Sisanya tentang materi kimia.
Di bagian awal tentang tiga kompetensi itu (saya ga begitu inget jelas) kayanya dominan di kompetensi pedagogik dan kebanyakan soal tentang PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Sementara buat materi kimianya tinggal pelajari saja soal-soal UN dan soal SBMPTN. Angkanya juga cantik alias masih kelipatan-kelipatan yang bikin enak ngitungnya. 
Kocaknya beberapa hari sebelum tes saya bikin soal Penilaian Harian (ulangan) buat siswa yang saya ajar yang saya ambil dari soal UN. Ehh ternyata keluar dan soalnya sama persis. Lumayan. Mana soal hitungan walau rumusnya gampang tapi banyak angkanya. Jadi ga perlu ngitung karena saya masih ingat jawabannya.
Bagian yang bikin mules di materi kimia adalah tentang biokimia. Pengen nangis saya baca soal tentang enzim dan asam amino yang sama sekali saya ga tahu.
Karena sifatnya yang hafalan itu yang akhirnya bikin ga bisa ngapa-ngapain kalau emang ga tahu. Jadi yowes asal klik wae. Sekali lagi, jangan meninggalkan soal kosong ya karena ga ada sistem minus.
Poin untuk soal yang benar masing-masing lima dengan jumlah soal 100.
Dan saat selesai skor saya hanya 295. Pasrah saja walau di luar suami tetap menyambut dengan senyuman 😬.


Kapan pengumuman hasil akhir keluar ??

Ini yang biking galau. Hasil dari dua tes (SKD dan SKB) diintegrasikan langsung oleh BKN. Jadi kebayang dengan ratusan instansi dan ratusan ribu orang yang ikut tes diolah oleh mereka semua. Kita harus nunggu antrian kapan instansi kita selesai menjalani proses di BKN ini.
Rajin pantengin media sosial terutama twitternya BKN aja, karena di samping BKD DKI ga punya medsos, medsos DKI ga pernah sama sekali singgung proses seleksi CPNS.
Sementara instansi lain sudah melakukan pemberkasan, DKI Jakarta masih betah di BKN. Yaa, tinggal tawakal saja jangan terlalu berambisi takut kecewa, itung-itung ikut undian dan dapat pengalaman jalan-jalan. Dulu gitu aja mikirnya.

Dan sekadar saran (ala-ala people jaman now), segala surat yang kita prediksi akan diperlukan saat pemberkasan semacam Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani, Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN), dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sila urus setelah mendapat pengumuman final. Tapi kalau mau nyicil legalisir ijazah mulai dari SD sampai dengan pendidikan terakhir boleh.
Karena berdasarkan pengalaman, ada dua alasan kenapa lebih baik dipersiapkan nanti saja.
  • Waktu itu saya mendatangi RSUD Ciawi karena suami menyarankan untuk membuat Surat Keterangan Sehat Jasmani, Rohani, dan SKBN. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, khawatir jarak pengumuman ke pemberkasan mepet. Tapi dengan sangat baik hati perawat di sana menjelaskan rincian harga pembuatan surat-surat tersebut yang mencapai satu juta sekian (yang bagi saya besar dan sayang kalau ternyata ga lolos) dan menyarankan membuat nanti saja kalau sudah ada pengumuman final. Kita juga sempat rada keukeuh khawatir waktunya mepet, tapi perawat ini meyakinkan kalau biasanya Pansel akan memberi waktu yang cukup. Oke akhirnya kita pulang dan akhirnya saya juga ga bikin disini dan menemukan RS yang lebih murah.
  • Berhubung akhir Desember itu saya liburan ke rumah orang tua, saya juga sekalian buat SKCK (karena KTP saya masih Cimahi dan setahu saya pembuatan SKCK masih harus sesuai alamat KTP walau sempet baca juga ada beberapa Polres yang sudah memiliki sistem integrasi, jadi kita bisa buat SKCK di Polres terdekat sesuai domisili). Waktu itu SKCK saya keluar per tanggal 26 Desember 2018. Dan who knows ternyata setelah pengumuman final keluar di bulan Januari 2019, SKCK yang diperlukan harus dikeluarkan di bulan Januari 2019. Jadi sia-sia 😅.
Apa waktunya cukup? Memang cukup mepet 😅, tapi kalau berusaha pasti cukup. Dan kalau saya boleh meringankan hati agar tidak terlalu tegang dengan pemberkasan ini adalah … slow aja karena biasanya (pengalaman pemberkasan kemarin) BKD memberikan waktu lagi untuk melengkapi berkas yang masih salah atau belum lengkap dengan tenggat waktunya sekitar seminggu setelah pemberkasan.

Insyaallah nanti saya juga akan share pengalaman pemberkasan yang ternyata ga seseram yang diduga. (👉 Part 4 (end) tentang pemberkasan)

Share
Tweet
Pin
Share
39 comments

Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (klik part 1), saya bakal melanjutkan cerita pengalaman saya melalui tahap berikutnya.

Daftar tanggal 14 Oktober 2018, pengumuman kelulusan adminitrasi 22 Oktober 2018, pengumuman jadwal SKD 26 Oktober 2018, dan dapat jadwal SKD di tanggal 1 November 2018. Jadi jaraknya memang lumayan deket ya. Makanya abis upload/kirim berkas sebagai tahap seleksi administrasi, sambil menunggu pengumuman kita bisa persiapkan tahap berikutnya, yaitu SKD (Seleksi Kompetensi Dasar).

Seleksi ini bentuknya udah CAT (Computer Assisted Test) ya, jadi kita lihat soal dan menjawab soal berbasis komputer yang sudah disediakan pansel (Panitia Seleksi) dan serunya bisa langsung tahu skor kita berapa setelah kita mengakhiri sesi pengerjaan soal.
Bahkan selama mengerjakan pun, di bagian kanan layar ada kotak dengan nomor soal yang menunjukkan soal mana saja yang sudah kita kerjakan. Warna merah untuk yang belum kita kerjakan dan hijau yang sudah kita kerjakan.
Persiapan yang saya lakukan menghadapi SKD … sekadarnya saja. Saya ga beli buku persiapan tes apa pun, cuma mengandalkan hasil download dari internet dan link yang dibagi dari akun unofficial, salah satunya akun IG @rekrutmencpnsindonesia (sila klik linknya aja ya) yang sering bahas soal dan ngasih link materi atau contoh-contoh soal. Kalau mau beli buku juga alangkah lebih bagusnya.
Sambil menunggu pengumuman hasil SKD, alokasikan waktu 30-60 menit buat ngerjain soal atau baca materi setiap harinya. Atau kalau lagi males banget baca, targetin aja minimal ngerjain 10 soal (entah TIU, TWK, atau TKP). Dan jangan cuma fokus di salah satu bagian aja. Tapi berdasarkan pengalaman saya malah jarang nyentuh TKP karena contoh soalnya juga terbatas.
Soal-soal yang kita kerjakan selama latihan itu ada yang keluar ga? Sama sekali enggak, khususnya yang TWK. Hee. Terus nyesel ga belajar? Sama sekali enggak.
Mungkin ga ada soal yang keluar sama sekali, tapi latihan soal tadi berfungsi untuk melatih otak kita buat ga kaget sama tipe-tipe soal khususnya di bagian TIU.
Dan yang paling penting dari segala persiapan itu adalah doa serta menjaga sikap aja supaya doa kita tidak tertolak. 😬 lebay.

Apa saja yang perlu diperhatikan saat Tes SKD ??

Dresscode yang dipakai kemeja putih dan rok/celana hitam (plus jilbab hitam buat yang pake). Sebelum masuk ruangan ada detektor logam yang harus kita lalui, jadi mending perhiasan dari kalung sampai anting mending dilepas sebelum berangkat dan disimpan di rumah ya biar ga repot lepas di lokasi. Benda yang diperbolehkan masuk ruangan hanya kartu ujian. Tissue, uang atau benda lain ga diperbolehkan dibawa. Nanti di pintu masuk kita dikasih kertas buram dan pensil yang harus kita kembalikan di pintu keluar.

Jumlah soalnya ada 100 (waktu 90 menit) yang terbagi jadi tiga kategori soal dan masing-masing kategori itu punya skor minimalnya. Poin untuk jawaban benar itu lima dan kalau salah santai aja poinnya nol a.k.a ga ada pengurangan poin kaya tes masuk PTN.
Passing Grade CPNS 2018
https://www.instagram.com/p/BpEjdfOHe5d/
Dari skor minimal yang harus diperoleh kita bisa tahu kan jumlah soal minimal yang harus kita kerjakan dengan benar. Kemarin saya ambil formasi umum ya, jadi bisa liat sendiri batas minimalnya. Kalau ga melewati atau minimal sama dengan batas minimal gimana? Ya berarti kita ga bisa lanjut ke tahapan SKB. Kalau lewat dari itu? Belum tentu juga bisa lanjut.

Syarat lulus SKD dan bisa lanjut ke tahap SKB adalah :
  1. Melewati atau minimal sama dengan passing grade SKD
  2. Masuk peringkat yang dihitung berdasarkan 3 kali jumlah formasi. Misal kalau formasi yang dilamar untuk 2 orang, maka yang berhak buat ikut SKB adalah (2 x 3 = 6) enam orang dengan nilai SKD terbesar.
Untuk tahun lalu, peraturannya memang berubah di tengah jalan. Tiba-tiba yang ga melampaui ambang batas minimal diperbolehkan ikut SKB jika di formasi tersebut emang ga ada yang lulus SKD. Kok bisa gitu?

Jadi pengalaman tahun kemarin, banyak yang dapat nilai kecil di TKP. Sesulit itu kah?

Oke saya jabarkan satu per satu pengalaman saya ngerjain soal SKD

TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) yang letaknya di awal alias no 1 sampai dengan sekian (saya lupa jumlah soalnya secara pasti hee). 
Isinya kebanyakan tentang bela negara dan sikap kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki latar keberagaman, mungkin kaya aplikasi Bhineka Tunggal Ika ya.
Sebagian lagi tentang sejarah dan Undang-Undang. Dibandingkan dengan soal TWK tahun sebelumnya, soal TWK tahun ini lebih mudah menurut saya. Karena kebanyakan tentang aplikasi gitu dibanding tahun lalu yang kebanyakan tentang hafalan banget kaya sejarah dan Undang-Undang. Sementara tahun ini yang sifatnya hafalan cuma dikit.

TIU (Tes Intelgensi Umum) yang letaknya di tengah. Isinya mirip kaya tes psikotes. Ada soal tentang kemampuan verbal kaya sinonim-antonim dan pokok pikiran utama dari sebuah wacana. Ga terlalu sulit tapi kadang lama bacanya. Heuu. Jadi biasanya kalau nemu soal dengan wacana, saya langsung baca dulu soalnya buat tahu apa yang dia mau. Karena ga semua yang mengandung wacana menanyakan tentang pokok pikiran utama. Ada juga yang nanya sinonim atau maksud dari sebuah kata yang ada di wacana tersebut.
Ada juga soal tentang kemampuan numerik mulai dari hitungan dasar matematika, aritmatika sosial kaya diskon, laba-rugi, dan yang paling saya rasa susah adalah logika matematika dimana kita harus mencari simpulan dari dua pernyataan yang dipelajari jaman SMA. Lupa lagi saya.

TKP (Tes Karakteristik Pribadi) yang ada di bagian akhir dan nilainya bukan benar atau salah. Jadi tiap jawaban itu punya poin mulai dari 1-5. Tapi entah karena nilai ambang batasnya yang tinggi, jadi banyak yang jatuh di sini. Banyak yang nilai TWK dan TIU tinggi banget, tapi cuma kurang beberapa poin di TKP. Maka dari itu peraturannya jadi berubah tiba-tiba di tengah jalan.

Tipe soalnya studi kasus dan kita diminta memilih sikap entah sebagai rekan, bawahan, atau atasan di suatu kondisi. Yang saya rasakan ketika ngerjain soal ini adalah ga terlalu cape bacanya sih. Tapi emang cukup bingung karena semua jawaban emang ga ada yang salah.

Kalau saya lebih milih jawaban yang sifatnya action dan menunjukkan dedikasi kita sama instansi.

Secara keseluruhan kalau melihat perbandingan waktu dan jumlah soal yang kalau dibagi rerata masing-masing soal ga sampe satu menit itu … bikin tremor duluan sebelum ngerjain. Apalagi kalau udah nemu soal yang mengandung wacana atau soal hitungan. Intinya jangan terlalu fokus di salah satu bagian atau stuck di satu soal tertentu. Kalau nemu soal yang kira-kira bingungin langsung lewat aja.

Setelah 30 menit berlangsung, lihat sudah berapa soal yang kita kerjakan, kalau masih kurang dari 50 coba langsung ke bagian TKP aja dulu dan kerjakan secara ngebut saja. 
Kemampuan membaca cepat bener-bener dibutuhkan disini. Kalau udah selesai di TKP balik lagi ke sisa soal yang tadi. Barulah sisa waktu kita pake buat nambal soal-soal yang belum dikerjakan. Daan yang saya alami adalah waktunya pas banget. Setelah semua box berwarna hijau sisa waktu saya cuma sisa 6 atau 8 menitan (lupa) dan saya pake buat recheck soal secara random terutama di bagian TIU. Lumayan ada 1 atau 2 soal yang saya temukan masih salah dan sempet saya perbaiki.

Dan hasilnya … bisa kita lihat langsung di layar dan silakan catat di kartu ujian kita. Jangan di kertas buram ya karena biasanya kertas buramnya juga ikut dikumpul.

Skor SKD
TWK: 120
TIU  : 125
TKP : 149
Total : 394

Skor yang saya dapat di SKD ini sangat sangat bermanfaat untuk modal saya dan dengan hasil akhir yang penuh dilema. 😭. Kenapa dilema? Karena berhubungan sama hasil SKB saya nanti.

Lumayan panjang juga ini cerita. Next lanjut tentang SKB dan pemberkasan ya. Kaya biasa setelah SKD tinggal tawakal dan persiapan buat SKB. (klik 👉 Part 3 tentang SKB) 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Menjadi PNS bukan impian semua orang. Tapi sebagian besar orang tua (meski diam-diam) menginginkan anaknya jadi PNS. Saya bilang sebagian besar ya. Karena masih ada sebagian besar lagi yang berpikiran terbuka dan percaya bahwa rejeki itu tidak melulu dari PNS. Apalagi yang menginginkan kemajuan ekonomi yang pesat. Pekerjaan sebagai abdi negara ini tidak menjanjikan kekayaan yang berlimpah. Tapi entah kenapa sebagian besar orang tua itu masih saja mengagungkan PNS. Orang tua saya? Biasa saja. Walau kalau ada rekrutmen, tetap menyarankan ikut.

Tahun kemarin cukup jadi sejarah buat saya. Walau coba-coba (tapi ngarep juga) Alhamdulillah saya lulus Seleksi CPNS untuk instansi DKI Jakarta formasi guru Kimia dengan lokasi di salah satu SMA di daerah Jakarta Selatan, Bintaro. Saya mau berbagi sedikit pengalaman saya mulai dari persiapan administrasi sampai dengan proses pemberkasan. Barangkali ada yang nyasar atau sengaja ke blog ini buat tahu bagaimana proses saya mengikuti seleksi sampai akhirnya #2019goestoASN. Mengingat tahun ini juga katanya bakal dibuka lagi rekrutmen CPNS.

Sebetulnya tahapan seleksi CPNS itu cuma dibagi jadi tiga bagian besar, yaitu :
  1.  Seleksi Admnistrasi
  2. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
  3. Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)
Dan proses itu dilalui secara bertahap serta memiliki kriteria penilaian masing-masing. Bisa jadi di tahun selanjutnya sistem seleksi maupun kriteria penilaiannya bisa saja berubah. Tapi, saya jabarkan berdasarkan pengalaman saya di Seleksi CPNS 2018 ya. Biar gampang, saya buat poin-poin dan ceritakan detail serta tips ala saya.

  • Cari informasi sejak awal
Biasanya beberapa bulan sebelum pengumuman resmi rekrutmen, pemerintah dalam hal ini BKN (Badan Kepegawalain Negara), lembaga yang mengurusi para abdi negara, sering kasih kode kalau sebentar lagi bakal ada rekrutmen ASN, baik itu PNS atau pun PPPK. Maka dari itu, biar terus update coba follow media sosial official BKN atau banyak juga ko akun unofficial, yang ujung-ujungnya jualan sih, tapi sangat sangat bermanfaat untuk tahu berita tentang rekrutmen ASN.

PNS dan PPPK tuh apa? Sekilas aja ya. Jadi ASN (Aparatur Sipil Negara) itu terbagi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Perbedaannya apa? sila googling sendiri ya. Hehe.

Oiya, ini link twitter dan IG BKN ya

  • Siapkan berkas administrasi
Meskipun pengumunan rekrutmen belum diumumkan secara resmi, persiapan lebih awal lebih baik kan. Tahapan awal seleksi ini adalah Seleksi Administrasi. Jadi kita bisa siapkan berbagai berkas yang dibutuhkan. Karena pengumuman resmi belum keluar dan kita belum tahu berkas apa saja yang diperlukan, curi startnya bisa lewat pengumuman tahun sebelumnya. 
Berkas yang dibutuhkan biasanya ga jauh dari KTP, KK, Ijazah, Transkrip Nilai, Foto (berlatar merah), sertifikat akreditasi jurusan dan PT sesuai tahun lulus. Softfile atau hardfile? Siapkan keduanya. Karena instansi berbeda-beda dalam melakukan tahapan adminitrasi.
Darimana bisa mendapatkan sertifikat akreditasi? Beberapa PT menyediakan filenya di web masing-masing. Tapi kalau ga ada, ya berarti kudu minta ke kampus ya. Legalisir atau ga usah? Pengalaman saya ga perlu. Kadang saya ngerasa lucu aja kalau ada orang yang legalisasi sertifikat akreditasi ke kampus, maksudnya ditandatangani sama pejabat kampus. Setahu saya CMIIW ya, legalisasi itu dilakukan oleh lembaga yang mengeluarkan dokumen tersebut. Jadi kalau sertifikat akreditasi itu dikeluarkan oleh BAN-PT, masa yang melegalisasinya malah kampus yang diakreditasi? Jadi kalau mau legalisasi kemana? Yap, ke BAN-PT di Jakarta. Beberapa orang dulu sempet heboh riweuh ke BAN-PT buat legalisasi, tapi alhamdulillahnya ga perlu karena saya juga ga legalisasi.

Dan yang perlu ditekankan lagi adalah sesuai tahun lulus. Bukan yang terbaru ya. Jadi kalau saya lulus di bulan Oktober 2014, maka minta sertifikat akreditasi yang rentangnya masuk di waktu lulus. Misal periode 2012 - 2017.
  • Cari formasi dan instansi yang sesuai dengan pendidikan
Ketika pengumuman Seleksi CPNS resmi dibuka, berbagai instansi akan mengumumkan formasi yang mereka butuhkan. Nahh, kita harus mau ngobrak-ngabrik (hahaha, bahasanya) berbagai web instansi yang sekiranya akan membuka formasi yang sesuai dengan pendidikan kita. Jangan menyerah hanya karena instansi yang kamu incar tidak membuka formasi. Misal, pengen banget jadi PNS Kota Bandung tapi ga ada formasi yang sesuai. Bisa coba cari di Provinsi Jabar. Ya walaupun tidak semua instansi mencantumkan lokasi penempatan. Jadi bisa saja ditempatkan di daerah mana saja yang masih dalam cakupan instansi tersebut.

Atau bisa juga cari di kementerian yang sekiranya membuka formasi. Misal untuk formasi guru bisa juga cari di Kementerian Agama atau Kementerian lain yang menaungi sekolah (biasanya SMK), seperti Kementerian Perindustrian.

Biasanya setiap instansi itu juga memiliki persyaratan yang beragam. Mulai dari pendidikan sampai ke berkas yang dibutuhkan.
Formasi guru Kimia di Kementerian Agama memperbolehkan lulusan S-1 Pendidikan Kimia atau S-1 Kimia (Non-kependidikan), sementara  DKI Jakarta hanya memperbolehkan dari lulusan S-1 Pendidikan Kimia. Jadi perlu teliti juga hal kaya gini.
Jangan sampai coba-coba melamar formasi yang tidak sesuai dengan pendidikan. Karena ada kasus pembatalan kelulusan PNS karena ketidaksesuaian pendidikan.
Dan pengumuman pembatalannya di akhir tahapan setelah pemberkasan lho. Lebih nyesek kan? Ko bisa setelah melalui semua tahapan seleksi jadi batal kelulusannya? Hmm entah deh, intinya cari aman dengan mencari formasi yang sesuai saja ya.

  • Daftar di web SSCN, pilih formasi dan instansi, dan upload berkas
Web SSCN adalah website resmi untuk proses Seleksi CPNS yang biasanya cuma dibuka saat proses seleksi aja. Jadi kalau proses seleksi belum resmi dibuka, web ini ga bisa dibuka yaa. Sebelum melamar ke formasi yang kita inginkan, kita harus registrasi akun dulu. Yaa sama kaya media sosial semisal facebook. Sebelum bisa berselancar di web ini, kita kudu buat akun dulu. Modalnya cuma NIK aja kok.

Setelah log in ke akun kita, kita diminta mengisi data diri kaya alamat dan pendidikan kita. Dari web ini juga bisa menampilkan formasi yang sesuai dengan pendidikan kita dari berbagai instansi mulai ujung Sabang sampai Merauke. Tapi, biasanya web masing-masing instansi lebih duluan update. Jadi jangan heran ketika kita incer formasi di salah satu instansi tapi di web ini ga muncul. Karena memang butuh waktu juga buat web ini melakukan updating seluruh formasi dari sekian banyak instansi yang membuka rekrutmen. Setelah inceran kita fix lakukan pilih formasi dan upload berkas sesuai dengan yang diminta instansi.

Pengalaman kemarin melamar di DKI berkas yang rada mahiwal (nyeleneh) karena instansi lain ga minta adalah sertifikat TOEFL dengan nilai tertentu di tahun ini. 
Awalnya saya ragu mau masukin ke DKI karena syarat ini. Kebetulan sertifikat TOEFLnya ada karena tahun sebelumnya saya juga ikut Seleksi CPNS di Kementerian Perindustrian, skornya juga Alhamdulillah melampaui, tapi sertifikat yang saya punya cuma prediction test dan bukan dikeluarkan dari Balai Bahasa gitu, cuma dari lembaga kursus. Tapi yaa bismillah saja dan alhamdulillahnya masih lolos ternyata dan ketika pemberkasan pun malah ga ditanyain lagi.

Saya pilih formasi H-1 batas akhir pendaftaran. Sengaja. Strateginya pengen lihat dulu lokasi mana yang sekiranya sepi pelamar. Nyatanya? Ketika pengumuman hasil seleksi administrasi jutsru lokasi yang saya lamar jadi lokasi yang laris pendaftar. Hiks.
Jadi intinya mungkin semua orang menerapkan strategi yang sama dan akhirnya kami semua mendaftar di lokasi yang kami kira sepi pendaftar. Saran saya kalau tidak ada pertimbangan lain misal jarak dari rumah dsb alias asal random pilih kaya saya, ga perlu nunggu sampai hari akhir deh. Bismillah saja dan serahkan semua sama Allah. Yakin saja rejeki sudah ada yang mengatur.

Yang bikin bingung lagi dari CPNS DKI adalah tentang screenshot profil mahasiswa dari forlap dikti. Jadi, kita  juga diharuskan mengunggah (untuk DKI prosesnya hanya upload berkas, ada beberapa instansi yang menharuskan kirim berkas fisik ya) bukti bahwa kita benar terdaftar sebagai mahasiswa di PT tersebut. Nahh, masalahnya mungkin karena banyak yang akses, servernya entah down entah gimana jadi susah diakses. Tapi, alhamdulillahnya lagi, menjelang akhir pendaftaran, BKD DKI mengubah peraturan yang tidak mengharuskan unggah dokumen ini. Makanya update terus di web instansi selama proses seleksi penting banget.

Nah, sampai sini kita sudah melakukan tahapan Seleksi Administrasi

  • Tunggu hasil seleksi administrasi sambil persiapan SKD
Setelah upload berkas, maka tunggu pengumuman apakah kita lolos seleksi administrasi atau enggak. Rajin cek web SSCN dan masing-masing instansi aja demi informasi yang update. Jangan lupa follow juga akun media sosial dari instansi yang kita lamar. Pengalaman saya dulu, DKI ga pernah update apa pun tentang CPNS di akun medsosnya. Jadi, tiap hari perlu buka web BKDnya.

Sambil nunggu pengumuman, siapa tahu lulus seleksi administrasi, persiapkan untuk seleksi berikutnya, SKD.

SKD itu apa? Kriteria nilainya gimana? Gimana tesnya? Apa aja yang perlu dipelajari? Lanjutannya saya tulis di tulisan berikutnya ya. 😊 (klik part 2)
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Lagi viral yang nikah dengan biaya 50jt aja. Sebetulnya berapa pun biayanya bisa aja, tergantung prinsip dan keinginan kita seperti apa. Apa kita menyikapi pernikahan sebagai suatu awal ibadah atau ada niat lain.

Sebetulnya "pesta pernikahan" juga melibatkan banyak kepala. Kadang ada beberapa orang tua yang pengen ini itu yang bikin proses persiapan jadi makin lama atau makin mahal karena berbagai permintaan 😑. Tapi, alhamdulillah kalau orang tua woles dan silahkan aja gimana anak-anak kaya saya, persiapan jadi bisa makin cepat dan murah 😆. Apalagi pihak suami dan keluarga juga ga ada permintaan apa pun sama sekali. Alhamdulillah punya keluarga sesantai itu.

Kali ini pengen cerita tentang persiapan dan realisasi pernikahan saya kemarin, 1 Jui 2018. Barangkali ada yang sedang persiapan 😋, ambil baiknya, buang buruknya, jangan dihujat karena insyaallah ini pertama dan terakhir jadi ga akan ngalamin lagi kecuali nikahin anak nanti 😄.
Sertifikat Halal 😆
  • Tempat (Atau kerennya sih venue)
Agak jiper juga kalau bilang venue mengingat tempatnya cuma di aula sekolah. Hasil survey? Iya. Tapi bukan sengaja keliling kota tamasya demi cari venue. Jadi kalau memang sudah merasa akan menikah (taunya darimana? Ketika kita sudah mulai dapat undangan ya), maka ketika datang kondangan jangan cuma makan lalu pulang. Minimal sambil liat-liat venuenya gimana. Kalau ada business card dari vendor, ambil. Nah begitu juga ketika milih tempat ini. Saya bukan tipe yang sering kondangan banget tapi pernah lah beberapa kali dan kasih tanda tuh yang enak dimana. Yang ga enak juga perlu diingat beserta setiap alasannya. Dapat tempat ini pun hasil dari kondangan temen, nyontek gitu ceritanya. Sebetulnya ada satu lagi pilihan bahkan direkomendasikan sama orang tua. Alasannya karena lebih deket dan akses yang gampang dijangkau karena di pinggir jalan banget. Tapi saya pribadi kurang suka sama tempat itu karena terlalu gersang dan panas. Justru karena di pinggir jalan itu jadi bikin suasananya terlalu berisik dan ga enak buat makan. Akhirnya menjatuhkan pilihan pada aula MAN 1 Bandung karena meski posisinya agak ke dalem gitu, tapi suasananya malah lebih adem, sejuk, dan enak aja gitu dipake makan. Karena tamu pasti pada makan-makan dong. Selain itu, parkirnya juga lumayan enak dibanding gedung yang direkomen sebelumnya. Dan yang paling penting, harganya terjangkau dibanding gedung-gedung lain di pusat kota. Harganya 4,5jt untuk sehari pakai standar nikahan ya sampai jam2an dan termasuk kursi 100 biji plus meja 10 buah. Booknya lebih cepet lebih baik. Kemarin saya book empat bulan sebelum. Itu pun tanggal yang saya mau udah booked, akhirnya maju ke seminggu sebelumnya. Mengingat keluarga saya bejibun jumlahnya saya juga ga tau kondisi di lokasi sehectic apa karena sibuk salaman tanpa henti di pelaminan.

Jadi apa jadi bahan pertimbangan saya buat milih tempat ??
- Harga (as always yang pertama)
- Jarak dari rumah
- Akses transportasi umum buat tamu
- Kenyamanan buat tamu
- Parkir
- Kapasitas orang

  • Make Up, Dekor, Foto, Entertain (Borong coyy)
Proses nyari vendor ini awalnya dilema. Mau pisah-pisah karena sempet pengen dimake up sama temen SMA, tapi duhh harganya selangit karena doi udh jadi MUA papan atas, hiks. Akhirnya ya udah cari wedding service yang bisa menyediakan one stop service. Alasannya biar lebih murah dan enak komunikasinya karena kita yang tanpa WO ini ga perlu repot hubungin banyak vendor. Cukup satu dan dia yang akan handle semua. Kekurangannya yaa kadang kita ga puas sama salah satu komponennya. Tapi kalau budget minimal ya jangan pengen segala sempurna dong ya. Harus mau menurunkan ego untuk berdamai dengan ketidaksempurnaan. Dapat ini hasil search dari ig, janjian ketemuan, tanya harga sesuai kebutuhan kita, tawar-tawar, lalu pulang lagi. Mikir gimana ya mau diambil aja apa cari vendor lain. Sementara waktunya udah tinggal empat bulan lagi. Mikir karena pengen dapet harga yang lebih murah sebetulnya. Akhirnya konsul sama temen yang nikah setahun lalu, dia bilang segitu udah cukup murah.  Pake jurus tawar dikit dan saya delete beberapa komponen yang kayanya cuma nambah budget, kaya lengser dan siraman karena saya maunya cuma ada pengajian aja. Sejak memutuskan ke satu vendor itu, langsung unfollow semua akun vendor lain biar ga galau 😅. Nama vendornya ANS Wedding Service.

Over all, murah dan lumayan bagus make upnya. Saya ga minta baju baru tapi dia bikinin, padahal di awal perjanjian kita pakai baju ready stock 😆.

Dekornya standar harga nawar 😂. Saya juga maklum sih dengan harga segitu masih mending mereka bikinin photobooth coba.

Fotografer dan videografernya juga oke. Liat dari video clipnya juga lumayan. Cuma wadaw thumbnailnya wajah saya serius? 😅 *ya kali wajah Mamah kan yang nikah siapa. Saya juga belum liat hasil foto lainnya juga. Cuma dari videonya saya suka bagian awal, kalo ke bagian tengah tonenya udah mulai terlalu warm gitu. Apa lah ga ngerti tentang fotografi 😅.
https://youtu.be/m2ybZCxcKAY

Yang bikin kecewa justru entertainnya. Si saya ga terlalu cerewet masalah make up dan hal besar lain tapi justru paling hati-hati sama yang satu ini. Awalnya pengen kecapi-suling eh ko pas briefing h-7 mereka bilang pop sunda 😱.  Bilangnya semua kecapi-sulingnya udah full booked. Nooo. Kalau pop sunda jatohnya tetep aja bakal dancai shayyy. Bukan anti sama dangdut ya. Wagelaseh saya penggemar Via Vallen waktu perform di ICA Net 5.0. Tapi kalau kelas gini mah biasanya ... 😅 ya gitu lah. Udah wanti-wanti biar itu biduan pake baju sopan dan jangan nyanyi lagu yang aneh-aneh. Realitanya ... para bibi sama uwa pada goyang coyy 😑. Ampuun. Vendor leadernya naik ke pelaminan dan berbisik "neng, itu mah request-an keluarga ya. Kita ga bisa nolak ga enak" setelah berkali-kali si saya lirik panggung mulu. Rasanya pengen bilang "ya makanya dari kemarin saya cerewet pengen kecapi-suling karena ga pengen kaya gini 😠😡". Suami nenangin dengan bilang "ya udah sih nyenengin keluarga juga kan". Ya udah lah ada benernya 😑😂😅.

Evaluasinya mungkin saya kurang cerewet kali ya, jadinya apa yang kita pengen miss gitu lho di pihak vendornya. Padahal mereka udah bagus dan sangat membantu banget dari mulai persiapan sampai hal detail banget kaya mahar nantinya harus ada yang megang setelah proses simbolis, jangan sampai asal simpen.

  • Catering
Nah ini sih ga bisa banyak cerita karena bibinya Bapak buka usaha catering, jadi saya bener-bener minta tolong aja sama beliau. Kasarnya cuma ngasih modal doang itu juga kayanya masih dikasih diskon deh. Aslinya harganya berapa saya juga ga berani tanya, takut ngerasa bersalah 😆. Dan alhamdulillahnya banyak sodara yang ngisi food stall juga, jadi makin lumayan kebantu banget tuh. Food stall itu apa? Food stall itu makanan sampingan selain buffet yang utama ya.

O ya sedikit tips dari hasil ngobrol sama Nenek saya itu (bibinya bapak) jadi ketika nentuin jumlah pax yang akan kita pesan itu adalah 2 kali jumlah undangan. Kenapa? Karena yang dihitung adalah jumlah orang yang makan dengan estimasi setiap orang yang kita undang akan bawa pasangannya. Tapi untuk food stall biasanya cuma disediain 1/3 dari jumlah pax yang kita pesen. Tapi tenang aja biasanya jasa catering gini udah nentuin PL harga per pax plus makanannya apa aja rinci dengan food stallnya juga. Jadi kita bisa pilih sesuai mau dan budget kita. Bagi yang pengen tanya2 harga catering Nenek saya bisa hubungi saya aja ya 😊.

  • Undangan
Ini pun sama halnya kaya catering. Menantu bibinya bapak punya kakak yang buka usaha percetakan, akhirnya saya cuma kasih modalnya doang dan minta tolong cetakin. Masalah desain, jenis kertas, dan sebagainya saya angkat tangan. Pokoknya tau jadi dengan hasil simpel banget, karena harganya juga yang miring banget 😆. Prinsip saya dalam milih undangan sih karena budget minim dan ga bisa kasih undangan awet macam kipas, goody bag atau bentukan lain yang bisa bermanfaat, maka yowes yang murah aja karena toh akan orang buang juga.
Simple tiada dua 😆
E-invitation saya dapat gratis dari teman kantor dan hasilnya lucuuu bangeeet 😍. Bisa kontak di ig @vdesign.concept. Suka pokoknya. Proses designnya saya disuruh cari referensi design undangan yang dipengenin. Saya cari-cari tuh dan akhirnya saya menggabung 3 contoh undangan jadi satu undangan yang saya mau. Saya konsultasikan keinginan dan jadilah ...
Dikasih ukuran buat full screen dan ukuran 1:1 buat post IG sebetulnya 😊
Keberadaan e-invitation ini sangat sangat membantu. Karena saya adalah manten yang merangkap segala tugas sampai kurir undangan juga (untung hari H ga rangkap jadi tukang parkir) agak repot kalau harus semua pakai undangan fisik. Beberapa teman yang sudah saya kirim e-invitation lalu saya minta alamat buat kirim undangan fisik menolak katanya udah cukup, kebanyakan mereka yang gini udah nikah dan pernah mengalami riweuhnya sebar undangan yang nambah keriweuhan besar lainnya.

  • Souvenir
Cari souvenir mulai dari survey langsung ke Baltos serta search di ig dan shoopee. Akhirnya nemu juga souvenir pouch kulit gitu dari akun shoopee souvenirunikterbaru atau kalau mau liat ignya di @souvenirunikterbaru, yang menurut saya udah paling murah dibanding tempat lain. Pelayanannya juga cepat dan sabar ngadepin maunya konsumen. Harganya pouchnya 5k per buah untuk order minimal 300 biji dan udah termasuk emboss inisial nama mantennya. Mau design sendiri juga bisa.
Ketika acara selesai, temen kantor ada yang chat minta souvenirnya lagi, tapi udah ludes 😩🙏
Pertimbangan pemilihan souvenir menurut saya pertama tetap harga sesuai budget yang ditentukan sejak awal. Dan kalau saya lebih pilih benda yang bisa bermanfaat, kan undangan udah kebuang tuh. Tapi tetap balik ke maunya pribadi masing-masing juga ya. O ya dan jumlah yang saya pesan itu lebih dari undangan. Kenapa? Karena saya estimasiin juga orang yang sekiranya akan datang walau diundang via e-invitation atau undangan yang saya gabung. Misal teman kantor yang undangannya ga saya sebar per orang tapi cukup per divisi, saya hitung aja kira-kira siapa aja yang bakal dateng. Belum lagi saudara yang diundang langsung tanpa undangan fisik yang pasti bakal dateng juga.

  • Box Seserahan + Box Mahar
Sebetulnya ini ga terlalu krusial, tapi sekalian saja saya share karena dapat yang muraaaah bangeet. Sepanjang jalan kenangan, eh sepanjang perjalanan saya nyari sana sini (saya search di ig sih) rata-rata harga sewa box seserahan itu 50k++/box. Dan saya nemu yang harganya 25k/box ... 😚👏👍 dan kabar baiknya ga kalah cantiknya kok sama yang harga di atasnya, bagi saya sama aja akrilik atau mika 😅. Sayang lagian kalo mahal-mahal. Saya nemu di ig @seserahanbdg.bysofia
Foto kiriman tetehnya. Barang-barang yang semula tumplek di trash bag berubah jadi cantik 😆
Tetehnya bageur pisan. Dari teteh itu pula saya dapet info tentang henna artist yang murah tapi rapih pisan, saya ceritain nanti di bawah ya.
Ini setelah ditutup mika
Biar ga bolak-balik saya juga sekalian sewa box mahar buat perhiasannya. Harga sewa box mahar perhiasannya 30k. Tapi sayang ga ada box cincinnya di tempat ini.

Ini kotak perhiasannya. Kualitas foto kiriman tetehnya mah oke ya, beda sama si saya 😅
Sedikit cerita tentang seserahan, isi seserahan saya bener-bener simpel dan isinya barang pribadi semua. Jadi ga ada tuh bawa-bawa selimut yang gedenya nyusahin yang bawa. Apalagi sampai bawa kompor dan isi dapur. Kenapa? Ya pertama biar simpel. Kedua, sayang aja kalau udah beli terus ternyata ada yang ngasih kado benda yang sama 😆. Dan kalo pun ga ada yang kasih, tinggal beli aja di tempat tinggal kita nanti. Apalagi kaya saya yang bakal pindah kota dari tempat nikah. Repot juga pindahan bawa barang banyak.

Tips saat beli seserahan ala saya adalah belanja online dengan memanfaatkan marketplace. Kenapa online? Lebih praktis, ga perlu keluar ongkos dan tenaga buat jalan. Kenapa memanfaatkan marketplace? Karena biasanya banyak promo kaya diskon atau gratis ongkir seperti di shoopee. Saya beli online semua kecuali sepatu soalnya takut ga cukup karena biasanya beda brand beda ukuran juga. Rajin pula pantengin ig @katalogpromosi dan berbagai info promo lain biar tau updatean kapan lagi ada diskon. Intinya manfaatkan segala jenis promo dan diskon 😆😅.

Eh jadi seserahannya beli sendiri? Iya. Saya dikasih duitnya aja. Alhamdulillah MaMer saya orang yang sangat woles. Jadi katanya mending saya yang beli biar sesuai kebutuhan dan selera saya. Karena banyak kasus barang seserahan ga kepake karena istrinya ga suka terutama barang yang dipake pribadi.


  • Cincin Kawin
Kita tahu kan dalam Islam laki-laki itu ga boleh pakai emas. Soo, karena bagi saya ga adil dong kalau cuma saya yang pake cincin sementara Aa dianggap jomblo terus, saya keukeuh pengen beli cincin kawin terpisah dari mahar yang bukan dari emas. Tanya PL ke berbagai onlineshop untuk harga cincin paladium ternyata mahal syekali, meski memang bisa dijual lagi. Per gramnya hampir sama kaya harga emas putih. Dan kalau mau beli sepasang itu kita harus beli 10 gram (masing-masing 5 gram) dengan budget kisaran 3-5 juta waktu itu. Wahh sayang dong. Akhirnya cari lagi bahan lain yang lebih murah. Nemu titanium yang harga sepasangnya cuma dibawah 200k di ig @cincin.couple. Lumayan buat tanda bahwa kita udah taken.
Suami lagi ke Bogor, jadi cincinnya sendirian 😅

  • Box Cincin Kawin
Karena kita beli cincin kawin tanpa boxnya dan di tempat sewa box seserahan juga ga ada, maka saya cari lagi box cincin di ... shoopee (seperti biasa, hehe). Kenapa beli? Karena lumayan setelahnya bisa saya pake buat kotak perhiasan juga 😎 (😂 gaya ya kaya yang mau koleksi perhiasan aja). Akhirnya dapet di shoopee akun earthwood (ga nemu ignya) dengan harga 150an aja, dari kayu sih tapi udah dihias dan dikasih nama juga. Setidaknya lebih murah dibanding box terrarium dengan harga yang sama tapi masih kosong tanpa hiasan apa-apa.
Plus nama juga di bagian tutupnya

  • Guest Book
Tadinya mau beli buku tamu yang udah ada aja di pasaran. Tapi rasanya pengen yang lebih berkesan. Awalnya pengen guest book dari box kayu dan nanti tiap tamu dikasih kayu bentuk hati gitu buat tempat tanda tangan terus dimasukin ke frame gitu, setelah selesai bisa jadi pajangan. Tapi mahal euy, habisnya bisa 500k-an. Akhirnya yowes paper based aja dan nemu yang agak murah di @sumewadesign pesennya di shoopee biar gratis ongkir (teteeep ya) dengan harga 90k saja.
Maafkan saya yang ga bisa foto-foto 🙏
Jadi kalo direview, saya ngerasa seneng liat printilan-printilannya dibanding hal yang besarnya 😂. Tapi, ya udah lah ya. Masa mau diulang 😅. Segitu paling yang diinget dan mungkin ini beberapa catatan penting selama persiapan nikah
  • Persiapan nikah itu dilakukan jauh sebelum kita siap. Jadi jangan ngerasa geli buat intip vendor meskipun kita  ngerasa belum mau atau belum siap.
  • Jangan ngerasa gengsi ketika ngobrolin biaya nikah sama calon suami. Karena ini kan juga acara kita berdua. Kami hitung anggaran dari mulai tempat, catering, make up, dekor, foto, hiburan, sampai undangan dan souvenir yang bakal kita tanggung sama-sama (di luar seserahan dan mahar ya karena itu memang pemberian dari pihak laki-laki). Setelah dapat jumlahnya cari kesepakatan deh mau dibagi masing-masing berapa persen. Terbuka juga masalah penghasilan dan pengeluaran bulanan biar kita tahu berapa perkiraan saving money masing-masing dari kita tiap bulannya hingga menuju hari H.
  • Fokus tujuan dan kuat prinsip. Jangan mudah tergoda atau pengen kaya si A,B,C tapi duit ga mumpuni. Kalau mulai goyah, inget lagi tujuan nikah itu ibadah. Dan tujuan resepsi itu hanya memberi kabar pada orang tentang pernikahan kita. Selebihnya biasanya permainan gengsi dan nafsu duniawi.
  • Inget juga kehidupan setelah resepsi. Nikah itu bukan cuma sehari lalu beres. Jangan sampai setelah nikah kita ga punya pegangan uang sama sekali. Jadi di awal, alokasikan dana buat kehidupan selanjutnya. Kalau bahasa saya, minimal buat beli kasur harus ada. Dan ketika tabungan udah kumpul semua, kunci dana kehidupan awal itu, jangan diutak-atik lagi. Kalau saya sama Aa, biasanya sambil diskusi persiapan nikah, kita sambil bercanda tentang rumah atau kendaraan yang kita pengen. Kalau udah inget sama hal besar gini, biasanya naluri jajan akan menurun dan naluri nabung makin meningkat.
  • Siapkan dana kepentingan pribadi. Maksudnya dana untuk acara yang tidak ditanggung berdua. Seperti pengajian atau siraman. Saya lebih milih pengajian tanpa siraman biar lebih hemat. Karena kalo siraman kita juga perlu sewa dekornya juga.
  • Siapkan juga dana tak terduga. 😅😅😅 Ini sih yang bikin ketawa. Anggarinnya berapa ternyata membengkak sampai berapa. Hmmm. Intinya jangan kaget dan harus ikhlas dengan segala pengeluaran yang tak direncanakan itu. Karena awalnya saya memang ga nganggarin buat saweran, angpau buat orang-orang yang bantuin, hansip, petugas kebersihan, dan segala macam pengeluaran lain yang cuma puluhan ribu tapi sering heuuu.
  • Pakai Wedding Planner ga? Budget dikit mah plannernya kita aja ya. Jadi, jangan heran kalau ngerasa cape, lelah, bosen, yang berdampak pada ketidakstabilan emosi. Keuntungan pake Wedding Plannner apa? Setau saya mereka membantu perencaan pernikahan buat cari vendor sesuai dengan konsep yang kita mau. Jadi kalau kita ga sibuk-sibuk amat dan masih punya waktu buat hunting vendor sih ya lakukan sendiri aja.
  • Pakai WO ga? No juga. Saya punya keluarga besar yang sangat peduli dan mau membantu dengan senang hati. Jadi, saya minta tolong salah satu adeknya bapak buat jadi ... istilahnya korlap acara deh buat mantau semua vendor ga mengalami hambatan ketika menjalankan tugas di hari H. Berhubung saya merangkap planner juga, semua konsep ada di saya, sementara saya harus stand by di pelaminan, saya juga nunjuk adek buat jadi "kaki tangan" saya selama acara. Kita komunikasi pake app Zelo (semacam walkie talkie ya) dan si adek pake handsfree jadi dia bener2 stand by dapat arahan dari saya. Itu ekspektasi. Realitanya saya bener-bener ga sempet pegang hp sama sekali 😅.
  • Manfaatkan teknologi semaksimal mungkin biar ga terlalu cape. Saya cari vendor pure pake bantuan internet saja. Barulah ketika nemu yang sekiranya bakal deal nih, kami ketemuan dan ngobrol lebih intens.
  • Acara nikah itu bukan bertujuan menyenangkan semua  pihak ya. Maksudnya kita ga bisa memuaskan semua orang. Jadi kalau ada tanggapan negatif dari orang, cuek aja 😜. Bukan maksudnya ga terima kritik, tapi kalau mereka kasih kritik setelah nikahan dan kita ga berniat ngulang 😅 kan kita juga ga bisa apa-apa.

PS : Bagi yang lagi cari henna. Awalnya saya ga berencana pake henna. Tadinya udah beli nail art ready stock warna putih dan mau pake itu aja, karena make upnya cuma muka sama hijab doang ya. Rencananya buat akad aja karena baju resepsi saya warna peach takut ga nyambung kan kalo nail artnya warna putih. Tapi ketika kontak2an sama teh sofi dari box seserahan, liat profpic foto nikahannya lagi pake henna marun ko rapih banget dan detail gitu. Akhirnya tanya dan dapet no kontak @iinhennabdg yang menurut teh sofi emang rapih dan murah harganya. Tapi ga sempet foto 😢😩.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ▼  2022 (1)
    • ▼  September 2022 (1)
      • Menyusun LK 3.1 Best Practice (PPG Dalam Jabatan 2...
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb