Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.

Kapan terakhir posting tulisan lagi? Wahh hampir sebulan yang lalu. *emoticon sedih. Kalau disebutkan alasannya pasti sulit diterima. Kalau tidak disebutkan nanti malah mati penasaran dan gentayangan. Mending diceritain aja ya. Sebagai mahasiswa jurusan MIPA khususnya kimia, rasanya susah buat cari waktu luang. Sepertinya, bagi kami waktu luang itu bukan untuk dicari, namun diciptkan diantara kepadatan kegiatan. Hahaha. Bukan bermaksud sombong atau sok sibuk, namuan begitu lah adanya (yang saya rasakan).

Tanpa bermaksud sekedar ngisi blog yang (hampir) terbengkalai ini, saya sedikit punya tulisan tentang seorang ilmuwan kimia yang 'berjuang' di bidang kimia polimer. This is it ...
Herman Staudinger. Namanya hampir sama kaya bapak saya ya. Sebenarnya artikel ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Kimia. Enggak tahu juga apa hubungannya media pembelajaran sama biografi ilmuwan. Tapi niat dosen saya itu katanya supaya selain mengajarkan materi, kita bisa memberikan bumbu tentang sisi menarik dari kehidupan ilmuwan pada masa itu. Nice.

Cekidot...


             Herman Staudinger adalah seorang ilmuwan kimia berkebangsaan Jerman. Lahir di Worms pada tanggal 23 Maret 1881. Ia memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Halle pada tahun 1903 dan sempat menjadi pengajar akademik di Universitas Strasbourg. November 1907, ia ditunjuk sebagai Profesor Kimia Organik di Institut Kimia Technische Hochschule di Karlsruhe. Staudinger mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Laboratorium Kimia di Universitas pada bulan April 1951, dan menerima posisi kehormatan sebagai Kepala Institut Penelitian Negara untuk Kimia Makromolekular, yang ia pegang hingga bulan April 1956.

            Staudinger dikenal sebagai ilmuwan yang banyak bergerak di bidang kimia organik dan makromolekul. Hal ini terlihat dari buku-buku yang dilahirkan dari pemikirannya yang banyak mengungkap tentang senyawa karbon ini. Seperti buku yang paling terkenal tentang senyawa ketena, berjudul Die Ketene (1912), Die Hochmolekularen Organischen Verbindungen, Kautschak und Cellulose (Senyawa Organik Makromolekul, karet dan selulosa) pada tahun 1932 dan ratusan artikel mengenai senyawa organik dengan lima puluh diantaranya tentang senyawa ketena.

                Sumbangsih terbesar Herman Staudinger dalam bidang kimia makromolekul adalah pemikirannya tentang senyawa polimer. Ia mengungkapkan bahwa senyawa dengan masa molekul relatif yang besar seperti karet, selulosa, dan protein merupakan polimer yang terbentuk dari rantai panjang seperti rangkaian klip kertas yang tersusun dan saling terhubung hingga membentuk rantai. Ilmuwan kimia organik pada masa itu masih meyakini bahwa senyawa dengan masa molekul realtif besar tersebut hanyalah kumpulan molekul kecil yang membentuk koloid. Mereka meyakini bahwa antar molekul kecil tidak dapat berikatan secara kovalen membentuk senyawa dengan masa molekul yang lebih besar. Sehingga ide Staudinger tentang konsep polimer pada masa itu belum dapat diterima.

                Ide Staudinger mulai dilirik ketika Herman Mark, melalui studi difraksi sinar-x membuktikan bahwa senyawa polimer adalah rantai panjang yang tersusun dari satuan molekul yang berulang. Dan percobaan Charotes yang berhasil mendemonstrasikan pembuatan seyawa makromolekul melalui reaksi organik, ikut menguatkan konsep Staudinger. Sehingga pada tahun 1953, ia menerima hadiah Nobel pada bidang kimia atas penemuan pada bidang kimia makromolekul tersebut.

                Untuk hasil penelitiannya, Staudinger menerima banyak penghargaan dan gelar kehormatan; seperti Dr. Ing. h.c. dari Technische Hochschule Karlsruhe; Dr.rer.nat.h.c. dari Universitas Mainz; dr.(C)h.c. dari Universitas Salamanca; Dr.chem.h.c. dari Universitas Torino; Dr.sc.techn.h.c. dari Eidgenössische Technische Hochschule di Zurich; dan Dr.h.c. dari Universitas Strasbourg.

            Staudinger tutup usia tanggal 8 September 1965 pada usianya yang ke 84 tahun. Penemuan Staudinger ini berhasil membuka jalan bagi kelahiran bidang kimia polimer.

Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Hermann_Staudinger.html
http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1953/staudinger-bio.html
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Jaman selalu berubah. Ahh ungkapan yang basi. Namun justru karena perubahan yang selalu terjadi itu membawa dampak pada semua aspek kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Kurikulum yang kerap berubah (yang hampir selalu berbarengan dengan pergantian kabinet) tentu membawa perubahan pada sistem pendidikan. Dan salah satu hasilnya adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai dipakai pada tahun 2006 (dan entah akan bertahan hingga kapan, karena sekarang saja sedang ramai lagi mengenai pendidikan karakter bangsa).

Pada kurikulum ini setiap guru yang akan masuk kelas dan menyampaikan materinya pada jenjang kelas tertentu, harus menyusun rencana kegiatan pembelajaran selama satu tahun ke depan (atau dibagi menjadi 2 semester). Rencana kegiatan pembelajaran ini meruapakn penjabaran dari kurikulum yang telah dibuat pemerintah melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. SK dan KD tersebut yang menjadi acuan seorang guru dalam membuat indikator dan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan peserta didik di sekolah tersebut. Hal ini memiliki sisi positif untuk guru karena guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan di sekolah tersebut, mengingat hanya guru yang terjun di sekolah itu lah yang mengerti kondisi sekolah dan peserta didiknya, bukan pemerintah. Sistem ini juga menjadi ajakan bagi guru untuk selalu berpikir kreatif dalam merencanakan pembelajaran agar pada pelaksanaannya, siswa menjadi semangat dan merasa senang belajar.

Pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran saya mendapat tugas untuk menganalisis silabus yang telah dibuat oleh salah satu guru mata pelajaran tersebut. Awalnya kami semua (saya dan teman satu kelas) mengira silabus yang akan dianalisis adlah silabus mata pelajaran kimia, karena kami (insyaallah) akan menjadi pendidik kimia. Namun ternyata sang dosen menginginkan kami menjadi seorang calon pengembang kurikulum yang profesional, yang mampu mengembangkan kurikulum mata pelajaran apapun. Meskipun agak aneh karena kami bukanlah seorang mahasiswa jurusan Kurikulum, ya kami menurut saja (sebagai mahasiswa). Akhirnya saya mengambil mata pelajaran geografi dengan pertimbangan mata pelajaran ini ya cukup mudah saya mengerti dibanding mata pelajaran lain.

Akhirnya dengan pinjam sana-sini (tetangga2 sih) buku sumber sebagai rujukan saya berhasil menyelesaikannya dalam 1 hari 1 malam (tanpa tidur) karena ada jarkom (kependekan dari jaringan komunikasi. Red : broadcast) dari pak KM bahwa tugasnya harus dikumpulkan sebelum waktu yang telah disepakati. Karena saya belum menyentuhnya sama sekali maka jadilah tugas itu diselesaikan dengan sistem kebut-kebutan dikejar deadline yang tidak sesuai deadline. Dampaknya saya drop. Suara habis (serak2 becek gitu) karena mau flu terus keburu dikasih obat. Saya juga ga ngerti apa hubungannya. Itu Cuma analisis ibu saya yang padahal suster aja bukan.

Kesimpulan dari tugas ini adalah baru tahap belajar aja udah ngerasa mumet, gimana nanti bikin silabus dan RPP yang asli di kemudian hari. Tapi saya senang dosen tersebut memberi kami tugas ini lebih dini. Karena ternyata tahun sebelumnya tidak ada tugas ini di mata kuliah tersebut. Setidaknya kami memiliki sedikit bayangan apa yang harus kami tulis dalam membuat silabus dan RPP nanti

*note : RPP adalah pengembangan dari silabus yang juga merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang disusun untuk setiap pertemuan.

Analisis Silabus Mata Pelajaran Geografi Kelas X Semester 2 SMAN 1 Kalaena
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ▼  2022 (1)
    • ▼  September 2022 (1)
      • Menyusun LK 3.1 Best Practice (PPG Dalam Jabatan 2...
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb