Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.

Sumber : abbiummi.com
Pernahkah anda melihat seorang siswa yang mogok sekolah? Entah karena terjerumus pergaulan remaja atau asik dengan dunia sendirinya lewat bermain games. Atau seorang anak yang memberontak orang tua, pergi dari rumah dengan alasan cinta atau cita-cita yang tak direstui?

Sekilas, anda mungkin jengah melihat ulah mereka yang tak tahu diuntung, menyia-nyiakan kesempatan, waktu muda hanya untuk kesenangan sesaat. Namun, selang beberapa tahun kemudian, anda bisa melihat kehidupan mereka berjalan baik dan kembali normal seperti orang lain pada umumnya. Seperti masa lalu yang telah mereka alami tak berpengaruh pada apa yang mereka jalani saat ini.

Bagi saya itu lah titik kritis. Titik dimana anda begitu merasa terpuruk dan bagi anda, orang di sekitar hanya bisa menyalahkan tanpa bisa memahami kondisi psikologi anda yang butuh dorongan dan dukungan.

Merasa menjadi bagian roda paling bawah, tak terperhatikan, atau justru menjadi pusat perhatian karena ketidakmampuan. Dipandang orang bukan karena prestasi, tapi karena anda melihat sorot prihatin dan iba dalam mata mereka. Pasti lah bukan keadaan yang membuat anda menjadi termotivasi, seperti yang anda harapkan.

Saya percaya bahwa setiap orang akan memiliki titik kritisnya masing-masing. Dan tak ada yang tahu kapan datang. Seperti seorang pedagang yang tidak tahu kapan bangkrut atau seorang pengusaha yang tidak tahu kapan rugi. Sebagian besar mengalaminya pada masa muda. Dan selamatlah anda ketika mendapati titik kritis anda berada pada masa itu. Karena artinya, masih banyak waktu untuk memperbaiki.

Lalu bagaimana bila kondisi itu datang justru ketika teman anda sedang menikmati gelimangan prestasi hasil kerja keras mereka? Sementara anda sedang terseok, mencoba bangun dari keruntuhan yang begitu dramatis. Jatuh dari podium yang tanpa anda sadari, punya pondasi yang rapuh, sehingga mudah roboh saat anda merayakan euphoria kemenangan.

Atau itu cara Allah menegur anda karena kesombongan yang sempat anda miliki. Atau justru Allah sedang membelai lembut anda dengan kasih sayang tanpa batas yang hanya bisa anda miliki kalau anda juga punya sabar yang juga tanpa batas.

Titik kritis bukan satu kondisi mudah untuk dipanjat kembali. Walau kadang beberapa orang tetap tersenyum dan terlihat baik-baik saja. Mereka bilang bahwa semua orang bisa kembali merangkak, asal memiliki tekad yang kuat. Sementara anda merasa bahwa posisi anda saat ini jauh di bawah yang mereka sangka. Kalau begitu, percayalah kembali bahwa Allah akan mengangkat lebih tinggi lagi seseorang yang telah jatuh dari jurang dibandingkan seseorang yang hanya dijatuhkan ke dasar kolam renang.

Semua orang pernah jatuh. Setiap orang juga memberikan saran ketika anda jatuh. Tidak perlu pesimis dengan saran orang lain yang tidak bekerja pada anda. Karena setiap orang punya cara sendiri untuk bangun. Mungkin anda belum menemukan cara yang tepat. Tetap melangkah ke depan sembari mencari jalan lain. Tak perlu risau dengan kicauan orang. Yang perlu dilakukan hanyalah melakukan yang terbaik dari apa yang anda bisa dan menjadi yang terbaik menurut versi anda sendiri.

Mengutip quotes dari Tere Liye
Biji buah yang dimasukkan ke dalam lubang, kemudian ditimbun tanah, mungkin merasa hidupnya sudah gelap sekali. Sendirian. Untuk esok-lusa, dia akhirnya menyaksikan, tubuhnya tumbuh, membesar, tinggi, kuat, menjulang kemudian bisa menatap sekitar yang begitu indah. Bermanfaat bagi sekelilingnya. 
Begitulah kehidupan kita. Barangsiapa yang merasa merana sekali, seperti dimasukkan dalam lubang gelap masalah kehidupan. Maka, insya Allah, boleh jadi Allah sedang mempersiapkan kita agar jadi pohon yang tinggi menjulang besok lusa. Bermanfaat bagi sekitarnya. - Tere Liye
Lalui saja titik kritis itu. Toh, hanya akan beberapa jenak saja. Seperti seorang remaja yang kehilangan arah kemudian menjadi anak yang membanggakan.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  September 2022 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
  • ▼  2016 (9)
    • ▼  September 2016 (1)
      • Mendulang Optimis Saat Titik Kritis
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb