Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

Itu kutipan hadits yang saya sendiri lupa siapa yang meriwayatkannya. Hehe. Tulisan macam apa.

Tapi ada beberapa hal menarik yang akhirnya ingin saya bahas tentang hadits itu dan berkaitan dengan sesuatu yang sedang hits bin kekinian yang alhamdulillah sifatnya baik.

Manusia itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, bersih, baik. Dan beruntung rasanya bagi manusia yang dilahirkan dalam keluarga yang baik, meski tidak menjamin akan mati dalam kondisi baik pula.

Lingkungan. Iya. Pengaruhnya besar.

Lantas apa manusia yang sempat tidak baik tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, hijrah, atau apa itu namanya. Seneng sih ketika banyak orang beramai-ramai mengkampanyekan ini. Penghafal qur'an sekarang ga kalah pamor sama penyanyi papan atas. Onlineshop gamis syari mudah ditemui dibanding yang jualan baju kurang bahan dan jahitan.

Sempet terpikir tentang .... esensi hijrah itu apa?

Saya sendiri bukan orang yang menggaung-gaungkan kata itu dengan selalu menulis dalam hashtag postingan medsos.
Kenapa?

Apa artinya saya tidak berkeinginan memperbaiki diri?

Kembali pada fitrah manusia, apa seorang maling tidak ingin punya pekerjaan yang lebih baik dan lebih mulia?

Beberapa orang, seperti saya, alhamdulillah mendapat lingkungan yang baik dengan teman-teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Sementara saya sendiri? Saya justru malu. Seolah saya menjadi duri dalam daging yang terlihat baik dari luar lalu dalamnya? Allah yang telah menutupi aib setiap hambanya pasti lebih tahu.

Tentang hijrah dan tektekbengek tentang memperbaiki diri yang sudah jadi fitrah manusia itu juga jadi banyak penyebabnya.

Beberapa orang mencoba hijrah karena terbawa kawan. Ada juga yang memang mendapat pencerahan sendiri karena pengalaman baik maupun buruk. Meski ada juga niat terselubung yang menurut saya jadi 'rada kurang pas' ... katanya supaya jodohnya baik. Kalau saya mau sewot "helloowww pernah denger ungkapan orang baik untuk orang baik ga? Terus menurut situ Allah menilai baik itu dari sisi mananya? Dari taubat yang baru sekejap terus langsung dapat bonus?"

Meski sebetulnya sah-sah saja dan banyak orang yang baru saja berhijrah lalu dapat jodoh orang yang kapasitas baiknya jauh di atas dia. Meski saya belum sempat tanya apa waktu dia berniat hijrah lillahitaala atau karena ... ya sudah lah.

Perjuangan untuk jadi baik juga memang tak mulus. Belum lagi tentang orang yang merasa sinis dan nyinyir dengan perubahan diri. Apalagi bagi sebagian orang yang pernah merasa disakiti.

Rasanya susah mempercayai kalo orang yang dulu bermaksiat bersama, kini malah jadi sok bijak dan full nasihat.

Rasanya tak perlu mengurusi orang macam ini. Mereka juga tak akan kebagian pahala dari perubahan diri. Soalnya saya pernah mengalaminya sih. Hahaha. Karena sakit hati, semua kebaikan yang ada dalam dirinya jadi tertutup kabut kebencian. Cieee. Jadi tidak bisa objektif dalam menilai.

Tapi sebetulnya kalau dipikir merugi juga. Memelihara benci hanya akan meuai penyakit hati. Karena ternyata hanya diri kita yang menilai begitu. Sementara yang dibenci tetap bahagia dengan kehidupannya dan sama sekali tidak meraa terusik. Orang lain juga tidak jadi ikut membenci.

Jadiiii, yang sedang hijrah istiqomah aja lahhh. Tidak perlu repot memikirkan penilaian orang. Karena penilaian yang paling benar itu hanya dari Allah. Kan Dia yang lebih tahu niat dan usaha kita.
Yang belum (macam si aku)?

Sok atuh segera dijemput yang namanya hidayahnya itu. Jangan sampai lebih cepat dijemput maut. Dan yang pasti mah ... jangan nyinyir sama orang yang lagi jadi baik atau belum nemu jalan buat baik. Saling mendoakan dalam kebaikan aja. Biar Malaikat juga mendoakan yang baik.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  September 2022 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ▼  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ▼  July 2017 (1)
      • Perihal Memperbaiki Diri
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb