Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.


Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini). Akhirnya si doi itu datang juga. Dengan perbedaan skor akhir yang sangat-sangat tipis jadi pelajaran saya buat bersyukur lebih banyak. Perbedaan hasil akhir yang ga sampai 1 poin karena SKB saingan saya lebih besar dibanding SKB saya. Kalau saja satu soal saya meleset atau satu soal lagi saingan saya itu benar, maka dia yang akan lulus.

Jadi setelah tahu hasil SKD bagi yang jago matematika sebetulnya bisa menghitung maksimal perbedaan nilai SKB kita dengan saingan agar kita masih berpeluang lulus.
Apalagi adanya grup telegram yang dibuat sesama peserta memungkinkan kita bisa tahu nilai saingan kita walau lokasi atau waktu pelaksanaan tes berbeda. Karena setelah tes selesai, Pansel akan menempel print out hasil tes di mading dan biasanya anggota telegram ada aja yang rajin upload ke grup. Kalau mau berjuang buat nyari di tumpukan ratusan foto bisa saja kita temukan nilai saingan kita dan hitung sendiri integrasinya dengan rumus yang memang sudah diatur sejak awal dalam Permen.

Maka, setelah ini saya persiapkan pemberkasan yang diberi tenggat waktu beberapa hari saja (lagi-lagi dadakan kaya tahu  bulat 😅). Pengumuman Rabu malam dan jadwal pemberkasan hari Senin-Rabu pekan berikutnya. Cukup kalang kabut apalagi kalau kebagian jadwal Senin dan harus urus SKCK sementara KTP masih kampung halaman dan domisili sekarang jauh. Kalau untuk Surat Keterangan Sehat Jasmani, Rohani, dan Surat Keterangan Bebas Narkoba boleh dibuat dimana saja.

Proses pemberkasan berlangsung cepat. Meski tiap sesinya dijadwalkan 2 jam, tapi proses verifikasi masing-masing peserta hanya sekitar 5-10 menit. Yang lama adalah proses antrinya. Ada sekitar 9 atau 10 (saya lupa tepatnya) verifikator yang bertugas dan kita duduk untuk antri giliran. Tiba giliran, bawa seluruh berkas yang diperlukan dan tinggal duduk di depan verifikatornya. Biasanya mereka bertanya hal standar-standar. Jadi, selama semua dokumen kita asli, yoo santai saja.

Di ruangan itu juga disediakan meja panjang untuk peserta yang perlu memperbaiki berkas yang bisa diperbaiki saat itu, misalnya foto yang lupa diberi nama atau berkas yang perlu diganti karena ada coretan.

Dan ini yang saya ingat dan anggap penting dari berkas yang perlu diperhatikan.
  • Poin 2 wajib dipersiapkan baik-baik karena pengalaman ada lho peserta yang lupa membawa dokumen asli karena sibuk dengan poin-poin di bawahnya.
  • Poin 3 surat lamaran yang harus ditulis tangan dan tidak boleh ada coretan atau type ex yang cukup bikin saya ganti kertas tiga kali. Lumayan sementara ada peserta lain yang curhat di grup telegram yang sampai sepuluh kali. Saya juga ada kok sedikit coretan mengganti huruf ‘a’ menjadi ‘e’, tapi bukan di bagian krusial seperti data diri. Jadi Alhamdulillah masih lolos saat pemberkasan.
  • Poin 4 legalisir ijazah yang harus ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan pengumuman. Kalau diminta oleh Dekan atau Wakil Dekan jangan coba-coba legaliser oleh Ketua Jurusan, karena yang ini pasti dipermasalahkan dan berujung berkas yang tidak diterima.
  • Poin 5 fotokopi ijazah SD-SMA boleh hasil legalisir atau hanya fotokopi
  • Poin 6 tentang KTP. Nahh ini penting banget diperhatikan walau kelihatannya sepele. Nama kita di ijazah, KTP, dan dokumen lain harus sama ya. Lalu kalau berbeda gimana seperti beberapa (bahkan banyak) kasus yang terjadi. Kebanyakan perbedaan pencantuman marga atau double huruf seperti Anisa dan Annisa. Yang menjadi acuan Pansel adalah nama kita di Ijazah. Jadi opsinya mau mengubah nama Ijazah atau KTP? Ada orang yang menyarankan sih katanya lebih baik ubah KTP karena lebih mudah dibanding ubah Ijazah.
  • Poin 10 kartu peserta ujian, sejak awal simpan baik-baik karena kartu peserta yang dipakai sejak SKD sampai pemberkasan diusahakan kartu yang sama (meski boleh print ulang kalau hilang, tapi verfikator yang jeli kemarin bertanya kenapa kartunya tidak ada tanda tangan panitia saat tes SKD-SKB)
  • Poin 11, 12, dan 13 yang bikin saya harus bikin SKCK ulang karena harus dikeluarkan bulan Januari 2019, sesuai dengan waktu pengumuman. Dan alhamdulillah berkat masukan perawat RSUD Ciawi waktu itu, saya ga perlu kehilangan uang yang lumayan besarnya (saya ceritakan di bagian sebelumnya). Makanya saya menyarankan berkas seperti surat keterangan dibuat setelah menerima pengumuman final untuk menghindari hal macam ini.
  • Poin tentang map yang cukup bikin ramai di grup telegram. Ada yang bilang harus map snelhecter untuk menghindari dokumen hilang karena jatuh atau tercecer, konsekuensinya dokumennya harus dibologin dong. Eh ternyata ketika pemberkasan yang menggunakan snelhecter malah diminta ganti dengan map biasa.
  • Kembali ke poin 1 karena ini yang sangat penting. Apa pun yang terjadi, entah berkas kita belum jadi, ada yang keliru atau apa pun itu, tetap datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Selama kita bisa menjelaskan dengan alasan yang logis dan masuk akal, Pansel menyediakan waktu untuk melengkapi sekitar satu minggu setelah pemberkasan.
Kalau semua berkas yang kita berikan sudah benar, maka kita akan menerima form dengan tanda BL (Berkas Lengkap). Tapi kalau masih ada yang belum lengkap kita akan menerima form dengan tanda BTL (Berkas Tidak Lengkap) dan diminta kembali sesuai jadwal pemberkasan ulang.

Sedikit membahas tentang keberadaan grup telegram. Pentingkah masuk grup ini? Sepengalaman saya, tidak terlalu membantu. Sedikit membantu untuk sharing informasi seputar transportasi menuju lokasi, informasi biaya pembuatan surat keterangan di beberapa rumah sakit atau info-info printilan lain.

Tapi kalau informasi krusial, saran saya, tetaplah mengacu pada pengumuman resmi dari BKD atau Pansel.
Jangan terbawa dengan informasi semisal tentang map di atas. Apalagi kalau anggota grup hanya diisi kurang dari setengah jumlah peserta pemberkasan seharusnya. Logikanya sisanya pasti akan mengacu pada pengumuman resmi yang mereka terima dan Pansel pun akan mengacu pada pengumuman yang sama karena memiliki landasan yang kuat dibandingkan hanya sekadar ‘kata grup telegram’.

Di akhir proses pemberkasan verifikatornya bilang “Tetap rajin cek web BKD ya. Jangan dulu resign, karena paling cepat dua atau tiga bulan lagi informasi lanjutannya” Soo, dibuat nunggu lagi dan lebih lammmaaa 😬. Mudah-mudahan tak ada pengumuman aneh-aneh yang membatalkan kelulusan lagi di tengah jalan macam ini.

Cukup sekian sharing pengalaman saya selama menjalani seleksi CPNS. Perubahan bisa saja terjadi apalagi kalau yang dilamar berbeda instansi.

Selanjutnya insyaallah kalau lagi rajin saya akan berbagi pengalaman tentang hal-hal yang bisa jadi mempersulit proses seleksi.(👉 Penghambat Seleksi CPNS)

Share
Tweet
Pin
Share
62 comments
Ada empat orang yang nilainya melampaui passing grade SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA yang saya lamar hanya satu, jadi total ada tiga orang yang akan mengikuti SKB termasuk saya. Yeayyy, senang karena mikirnya (saat itu) kalau ga lulus pun, setidaknya punya pengalaman pernah menjalani tes SKB.
Dari hasil SKD kita bisa tahu nilai peserta lain
Part sebelumnya (klik 👉 Part 2 tentang SKD) saya pernah cerita kalau ada perubahan aturan karena melihat hasil SKD yang sangat jauh dari jumlah formasi, sehingga dikeluarkan Permen baru dengan aturan Passing Grade yang baru (saya lupa gimana aturan PG yang baru ini). Lihat kan no urut 1 s.d 4 keterangannya P1 artinya lulus Passing Grade berdasarkan Permen lama, sedangkan P2 artinya lulus Passing Grade berdasarkan Permen baru. Jadi kalau tidak ada peserta yang lolos P1 di suatu formasi, maka peserta P2 yang akan lanjut ke SKB. Tapi P1 juga tidak menjamin ikut SKB, peserta nomor 4 lulus P1 tapi karena aturan 3 x formasi, maka dia ga bisa ikut SKB. Kalau hanya satu yang P1? Kalau bahasa saat itu auto-PNS karena ga punya saingan lagi meski dia tetap wajib ikut SKB.

Apa yang harus dipersiapkan untuk SKB ??

Jarak dari pengumuman hasil SKD menuju tes SKB hanya beberapa hari saja. Diumumkan hari Sabtu pagi, tes SKB diadakan hari Senin-Kamis. Jadi lumayan mepet (lagi). Hal kaya gini entah hanya terjadi di Pemprov DKI atau instansi lain. Soalnya teman yang daftar di Kemenag punya jarak waktu seminggu menuju tes SKB. Alhamdulillah-nya saya kebagian tes hari Rabu.
Seingat saya Pansel tidak memberikan kisi-kisi khusus untuk SKB ini. Yang bisa kita lakukan hanya menganalisis berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Sedikit berbeda untuk tahun ini dimana SKB CPNS Pemda hanya boleh dilakukan dengan sistem CAT, sedangkan untuk kementerian atau lembaga diperbolehkan mengadakan tes lain seperti tes praktik kerja atau wawancara selain tetap juga menggunakan sistem CAT. Karena saya ikut Pemda (Provinsi DKI Jakarta), berarti saya hanya perlu mempersiapkan untuk tes CAT (lagi).
Berdasarkan hasil surfing dunia maya, untuk formasi guru, tes yang diberikan katanya seperti tes Ujian PPG, ada juga yang bilang mirip UKG. Yaa yang bisa saya lakukan hanya cari-cari bahan dari ujian-ujian tersebut. Salah satunya baca dari blog 👉 (sila klik linknya). Lantas berguna ga sih bahan belajarnya?

Soal SKB ??

Masih dengan dresscode yang sama, (karena sampai tahapan pemberkasan pun dresscode-nya masih sama ya) tes kali ini saya dapat sesi 3 dengan waktu tes 12.30-14.00. Beda sama SKD yang dapat sesi pagi, tes yang ini berasa lebih berat karena konsentrasi sudah mulai turun di siang hari. Ditambah lagi beban mental karena ternyata punya saingan.

Kalau berdasarkan UU, kompetensi guru itu terbagi menjadi kompetensi pedagodik, kepribadian, sosial, dan profesional. Tapi untuk tes SKB guru kimia ini sepertinya hanya dibagi dua kategori saja. 50 soal tentang kompetensi pedagodik, kepribadian, dan sosial. Sisanya tentang materi kimia.
Di bagian awal tentang tiga kompetensi itu (saya ga begitu inget jelas) kayanya dominan di kompetensi pedagogik dan kebanyakan soal tentang PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Sementara buat materi kimianya tinggal pelajari saja soal-soal UN dan soal SBMPTN. Angkanya juga cantik alias masih kelipatan-kelipatan yang bikin enak ngitungnya. 
Kocaknya beberapa hari sebelum tes saya bikin soal Penilaian Harian (ulangan) buat siswa yang saya ajar yang saya ambil dari soal UN. Ehh ternyata keluar dan soalnya sama persis. Lumayan. Mana soal hitungan walau rumusnya gampang tapi banyak angkanya. Jadi ga perlu ngitung karena saya masih ingat jawabannya.
Bagian yang bikin mules di materi kimia adalah tentang biokimia. Pengen nangis saya baca soal tentang enzim dan asam amino yang sama sekali saya ga tahu.
Karena sifatnya yang hafalan itu yang akhirnya bikin ga bisa ngapa-ngapain kalau emang ga tahu. Jadi yowes asal klik wae. Sekali lagi, jangan meninggalkan soal kosong ya karena ga ada sistem minus.
Poin untuk soal yang benar masing-masing lima dengan jumlah soal 100.
Dan saat selesai skor saya hanya 295. Pasrah saja walau di luar suami tetap menyambut dengan senyuman 😬.


Kapan pengumuman hasil akhir keluar ??

Ini yang biking galau. Hasil dari dua tes (SKD dan SKB) diintegrasikan langsung oleh BKN. Jadi kebayang dengan ratusan instansi dan ratusan ribu orang yang ikut tes diolah oleh mereka semua. Kita harus nunggu antrian kapan instansi kita selesai menjalani proses di BKN ini.
Rajin pantengin media sosial terutama twitternya BKN aja, karena di samping BKD DKI ga punya medsos, medsos DKI ga pernah sama sekali singgung proses seleksi CPNS.
Sementara instansi lain sudah melakukan pemberkasan, DKI Jakarta masih betah di BKN. Yaa, tinggal tawakal saja jangan terlalu berambisi takut kecewa, itung-itung ikut undian dan dapat pengalaman jalan-jalan. Dulu gitu aja mikirnya.

Dan sekadar saran (ala-ala people jaman now), segala surat yang kita prediksi akan diperlukan saat pemberkasan semacam Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani, Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN), dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sila urus setelah mendapat pengumuman final. Tapi kalau mau nyicil legalisir ijazah mulai dari SD sampai dengan pendidikan terakhir boleh.
Karena berdasarkan pengalaman, ada dua alasan kenapa lebih baik dipersiapkan nanti saja.
  • Waktu itu saya mendatangi RSUD Ciawi karena suami menyarankan untuk membuat Surat Keterangan Sehat Jasmani, Rohani, dan SKBN. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, khawatir jarak pengumuman ke pemberkasan mepet. Tapi dengan sangat baik hati perawat di sana menjelaskan rincian harga pembuatan surat-surat tersebut yang mencapai satu juta sekian (yang bagi saya besar dan sayang kalau ternyata ga lolos) dan menyarankan membuat nanti saja kalau sudah ada pengumuman final. Kita juga sempat rada keukeuh khawatir waktunya mepet, tapi perawat ini meyakinkan kalau biasanya Pansel akan memberi waktu yang cukup. Oke akhirnya kita pulang dan akhirnya saya juga ga bikin disini dan menemukan RS yang lebih murah.
  • Berhubung akhir Desember itu saya liburan ke rumah orang tua, saya juga sekalian buat SKCK (karena KTP saya masih Cimahi dan setahu saya pembuatan SKCK masih harus sesuai alamat KTP walau sempet baca juga ada beberapa Polres yang sudah memiliki sistem integrasi, jadi kita bisa buat SKCK di Polres terdekat sesuai domisili). Waktu itu SKCK saya keluar per tanggal 26 Desember 2018. Dan who knows ternyata setelah pengumuman final keluar di bulan Januari 2019, SKCK yang diperlukan harus dikeluarkan di bulan Januari 2019. Jadi sia-sia 😅.
Apa waktunya cukup? Memang cukup mepet 😅, tapi kalau berusaha pasti cukup. Dan kalau saya boleh meringankan hati agar tidak terlalu tegang dengan pemberkasan ini adalah … slow aja karena biasanya (pengalaman pemberkasan kemarin) BKD memberikan waktu lagi untuk melengkapi berkas yang masih salah atau belum lengkap dengan tenggat waktunya sekitar seminggu setelah pemberkasan.

Insyaallah nanti saya juga akan share pengalaman pemberkasan yang ternyata ga seseram yang diduga. (👉 Part 4 (end) tentang pemberkasan)

Share
Tweet
Pin
Share
39 comments

Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (klik part 1), saya bakal melanjutkan cerita pengalaman saya melalui tahap berikutnya.

Daftar tanggal 14 Oktober 2018, pengumuman kelulusan adminitrasi 22 Oktober 2018, pengumuman jadwal SKD 26 Oktober 2018, dan dapat jadwal SKD di tanggal 1 November 2018. Jadi jaraknya memang lumayan deket ya. Makanya abis upload/kirim berkas sebagai tahap seleksi administrasi, sambil menunggu pengumuman kita bisa persiapkan tahap berikutnya, yaitu SKD (Seleksi Kompetensi Dasar).

Seleksi ini bentuknya udah CAT (Computer Assisted Test) ya, jadi kita lihat soal dan menjawab soal berbasis komputer yang sudah disediakan pansel (Panitia Seleksi) dan serunya bisa langsung tahu skor kita berapa setelah kita mengakhiri sesi pengerjaan soal.
Bahkan selama mengerjakan pun, di bagian kanan layar ada kotak dengan nomor soal yang menunjukkan soal mana saja yang sudah kita kerjakan. Warna merah untuk yang belum kita kerjakan dan hijau yang sudah kita kerjakan.
Persiapan yang saya lakukan menghadapi SKD … sekadarnya saja. Saya ga beli buku persiapan tes apa pun, cuma mengandalkan hasil download dari internet dan link yang dibagi dari akun unofficial, salah satunya akun IG @rekrutmencpnsindonesia (sila klik linknya aja ya) yang sering bahas soal dan ngasih link materi atau contoh-contoh soal. Kalau mau beli buku juga alangkah lebih bagusnya.
Sambil menunggu pengumuman hasil SKD, alokasikan waktu 30-60 menit buat ngerjain soal atau baca materi setiap harinya. Atau kalau lagi males banget baca, targetin aja minimal ngerjain 10 soal (entah TIU, TWK, atau TKP). Dan jangan cuma fokus di salah satu bagian aja. Tapi berdasarkan pengalaman saya malah jarang nyentuh TKP karena contoh soalnya juga terbatas.
Soal-soal yang kita kerjakan selama latihan itu ada yang keluar ga? Sama sekali enggak, khususnya yang TWK. Hee. Terus nyesel ga belajar? Sama sekali enggak.
Mungkin ga ada soal yang keluar sama sekali, tapi latihan soal tadi berfungsi untuk melatih otak kita buat ga kaget sama tipe-tipe soal khususnya di bagian TIU.
Dan yang paling penting dari segala persiapan itu adalah doa serta menjaga sikap aja supaya doa kita tidak tertolak. 😬 lebay.

Apa saja yang perlu diperhatikan saat Tes SKD ??

Dresscode yang dipakai kemeja putih dan rok/celana hitam (plus jilbab hitam buat yang pake). Sebelum masuk ruangan ada detektor logam yang harus kita lalui, jadi mending perhiasan dari kalung sampai anting mending dilepas sebelum berangkat dan disimpan di rumah ya biar ga repot lepas di lokasi. Benda yang diperbolehkan masuk ruangan hanya kartu ujian. Tissue, uang atau benda lain ga diperbolehkan dibawa. Nanti di pintu masuk kita dikasih kertas buram dan pensil yang harus kita kembalikan di pintu keluar.

Jumlah soalnya ada 100 (waktu 90 menit) yang terbagi jadi tiga kategori soal dan masing-masing kategori itu punya skor minimalnya. Poin untuk jawaban benar itu lima dan kalau salah santai aja poinnya nol a.k.a ga ada pengurangan poin kaya tes masuk PTN.
Passing Grade CPNS 2018
https://www.instagram.com/p/BpEjdfOHe5d/
Dari skor minimal yang harus diperoleh kita bisa tahu kan jumlah soal minimal yang harus kita kerjakan dengan benar. Kemarin saya ambil formasi umum ya, jadi bisa liat sendiri batas minimalnya. Kalau ga melewati atau minimal sama dengan batas minimal gimana? Ya berarti kita ga bisa lanjut ke tahapan SKB. Kalau lewat dari itu? Belum tentu juga bisa lanjut.

Syarat lulus SKD dan bisa lanjut ke tahap SKB adalah :
  1. Melewati atau minimal sama dengan passing grade SKD
  2. Masuk peringkat yang dihitung berdasarkan 3 kali jumlah formasi. Misal kalau formasi yang dilamar untuk 2 orang, maka yang berhak buat ikut SKB adalah (2 x 3 = 6) enam orang dengan nilai SKD terbesar.
Untuk tahun lalu, peraturannya memang berubah di tengah jalan. Tiba-tiba yang ga melampaui ambang batas minimal diperbolehkan ikut SKB jika di formasi tersebut emang ga ada yang lulus SKD. Kok bisa gitu?

Jadi pengalaman tahun kemarin, banyak yang dapat nilai kecil di TKP. Sesulit itu kah?

Oke saya jabarkan satu per satu pengalaman saya ngerjain soal SKD

TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) yang letaknya di awal alias no 1 sampai dengan sekian (saya lupa jumlah soalnya secara pasti hee). 
Isinya kebanyakan tentang bela negara dan sikap kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki latar keberagaman, mungkin kaya aplikasi Bhineka Tunggal Ika ya.
Sebagian lagi tentang sejarah dan Undang-Undang. Dibandingkan dengan soal TWK tahun sebelumnya, soal TWK tahun ini lebih mudah menurut saya. Karena kebanyakan tentang aplikasi gitu dibanding tahun lalu yang kebanyakan tentang hafalan banget kaya sejarah dan Undang-Undang. Sementara tahun ini yang sifatnya hafalan cuma dikit.

TIU (Tes Intelgensi Umum) yang letaknya di tengah. Isinya mirip kaya tes psikotes. Ada soal tentang kemampuan verbal kaya sinonim-antonim dan pokok pikiran utama dari sebuah wacana. Ga terlalu sulit tapi kadang lama bacanya. Heuu. Jadi biasanya kalau nemu soal dengan wacana, saya langsung baca dulu soalnya buat tahu apa yang dia mau. Karena ga semua yang mengandung wacana menanyakan tentang pokok pikiran utama. Ada juga yang nanya sinonim atau maksud dari sebuah kata yang ada di wacana tersebut.
Ada juga soal tentang kemampuan numerik mulai dari hitungan dasar matematika, aritmatika sosial kaya diskon, laba-rugi, dan yang paling saya rasa susah adalah logika matematika dimana kita harus mencari simpulan dari dua pernyataan yang dipelajari jaman SMA. Lupa lagi saya.

TKP (Tes Karakteristik Pribadi) yang ada di bagian akhir dan nilainya bukan benar atau salah. Jadi tiap jawaban itu punya poin mulai dari 1-5. Tapi entah karena nilai ambang batasnya yang tinggi, jadi banyak yang jatuh di sini. Banyak yang nilai TWK dan TIU tinggi banget, tapi cuma kurang beberapa poin di TKP. Maka dari itu peraturannya jadi berubah tiba-tiba di tengah jalan.

Tipe soalnya studi kasus dan kita diminta memilih sikap entah sebagai rekan, bawahan, atau atasan di suatu kondisi. Yang saya rasakan ketika ngerjain soal ini adalah ga terlalu cape bacanya sih. Tapi emang cukup bingung karena semua jawaban emang ga ada yang salah.

Kalau saya lebih milih jawaban yang sifatnya action dan menunjukkan dedikasi kita sama instansi.

Secara keseluruhan kalau melihat perbandingan waktu dan jumlah soal yang kalau dibagi rerata masing-masing soal ga sampe satu menit itu … bikin tremor duluan sebelum ngerjain. Apalagi kalau udah nemu soal yang mengandung wacana atau soal hitungan. Intinya jangan terlalu fokus di salah satu bagian atau stuck di satu soal tertentu. Kalau nemu soal yang kira-kira bingungin langsung lewat aja.

Setelah 30 menit berlangsung, lihat sudah berapa soal yang kita kerjakan, kalau masih kurang dari 50 coba langsung ke bagian TKP aja dulu dan kerjakan secara ngebut saja. 
Kemampuan membaca cepat bener-bener dibutuhkan disini. Kalau udah selesai di TKP balik lagi ke sisa soal yang tadi. Barulah sisa waktu kita pake buat nambal soal-soal yang belum dikerjakan. Daan yang saya alami adalah waktunya pas banget. Setelah semua box berwarna hijau sisa waktu saya cuma sisa 6 atau 8 menitan (lupa) dan saya pake buat recheck soal secara random terutama di bagian TIU. Lumayan ada 1 atau 2 soal yang saya temukan masih salah dan sempet saya perbaiki.

Dan hasilnya … bisa kita lihat langsung di layar dan silakan catat di kartu ujian kita. Jangan di kertas buram ya karena biasanya kertas buramnya juga ikut dikumpul.

Skor SKD
TWK: 120
TIU  : 125
TKP : 149
Total : 394

Skor yang saya dapat di SKD ini sangat sangat bermanfaat untuk modal saya dan dengan hasil akhir yang penuh dilema. 😭. Kenapa dilema? Karena berhubungan sama hasil SKB saya nanti.

Lumayan panjang juga ini cerita. Next lanjut tentang SKB dan pemberkasan ya. Kaya biasa setelah SKD tinggal tawakal dan persiapan buat SKB. (klik 👉 Part 3 tentang SKB) 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Menjadi PNS bukan impian semua orang. Tapi sebagian besar orang tua (meski diam-diam) menginginkan anaknya jadi PNS. Saya bilang sebagian besar ya. Karena masih ada sebagian besar lagi yang berpikiran terbuka dan percaya bahwa rejeki itu tidak melulu dari PNS. Apalagi yang menginginkan kemajuan ekonomi yang pesat. Pekerjaan sebagai abdi negara ini tidak menjanjikan kekayaan yang berlimpah. Tapi entah kenapa sebagian besar orang tua itu masih saja mengagungkan PNS. Orang tua saya? Biasa saja. Walau kalau ada rekrutmen, tetap menyarankan ikut.

Tahun kemarin cukup jadi sejarah buat saya. Walau coba-coba (tapi ngarep juga) Alhamdulillah saya lulus Seleksi CPNS untuk instansi DKI Jakarta formasi guru Kimia dengan lokasi di salah satu SMA di daerah Jakarta Selatan, Bintaro. Saya mau berbagi sedikit pengalaman saya mulai dari persiapan administrasi sampai dengan proses pemberkasan. Barangkali ada yang nyasar atau sengaja ke blog ini buat tahu bagaimana proses saya mengikuti seleksi sampai akhirnya #2019goestoASN. Mengingat tahun ini juga katanya bakal dibuka lagi rekrutmen CPNS.

Sebetulnya tahapan seleksi CPNS itu cuma dibagi jadi tiga bagian besar, yaitu :
  1.  Seleksi Admnistrasi
  2. Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
  3. Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)
Dan proses itu dilalui secara bertahap serta memiliki kriteria penilaian masing-masing. Bisa jadi di tahun selanjutnya sistem seleksi maupun kriteria penilaiannya bisa saja berubah. Tapi, saya jabarkan berdasarkan pengalaman saya di Seleksi CPNS 2018 ya. Biar gampang, saya buat poin-poin dan ceritakan detail serta tips ala saya.

  • Cari informasi sejak awal
Biasanya beberapa bulan sebelum pengumuman resmi rekrutmen, pemerintah dalam hal ini BKN (Badan Kepegawalain Negara), lembaga yang mengurusi para abdi negara, sering kasih kode kalau sebentar lagi bakal ada rekrutmen ASN, baik itu PNS atau pun PPPK. Maka dari itu, biar terus update coba follow media sosial official BKN atau banyak juga ko akun unofficial, yang ujung-ujungnya jualan sih, tapi sangat sangat bermanfaat untuk tahu berita tentang rekrutmen ASN.

PNS dan PPPK tuh apa? Sekilas aja ya. Jadi ASN (Aparatur Sipil Negara) itu terbagi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Perbedaannya apa? sila googling sendiri ya. Hehe.

Oiya, ini link twitter dan IG BKN ya

  • Siapkan berkas administrasi
Meskipun pengumunan rekrutmen belum diumumkan secara resmi, persiapan lebih awal lebih baik kan. Tahapan awal seleksi ini adalah Seleksi Administrasi. Jadi kita bisa siapkan berbagai berkas yang dibutuhkan. Karena pengumuman resmi belum keluar dan kita belum tahu berkas apa saja yang diperlukan, curi startnya bisa lewat pengumuman tahun sebelumnya. 
Berkas yang dibutuhkan biasanya ga jauh dari KTP, KK, Ijazah, Transkrip Nilai, Foto (berlatar merah), sertifikat akreditasi jurusan dan PT sesuai tahun lulus. Softfile atau hardfile? Siapkan keduanya. Karena instansi berbeda-beda dalam melakukan tahapan adminitrasi.
Darimana bisa mendapatkan sertifikat akreditasi? Beberapa PT menyediakan filenya di web masing-masing. Tapi kalau ga ada, ya berarti kudu minta ke kampus ya. Legalisir atau ga usah? Pengalaman saya ga perlu. Kadang saya ngerasa lucu aja kalau ada orang yang legalisasi sertifikat akreditasi ke kampus, maksudnya ditandatangani sama pejabat kampus. Setahu saya CMIIW ya, legalisasi itu dilakukan oleh lembaga yang mengeluarkan dokumen tersebut. Jadi kalau sertifikat akreditasi itu dikeluarkan oleh BAN-PT, masa yang melegalisasinya malah kampus yang diakreditasi? Jadi kalau mau legalisasi kemana? Yap, ke BAN-PT di Jakarta. Beberapa orang dulu sempet heboh riweuh ke BAN-PT buat legalisasi, tapi alhamdulillahnya ga perlu karena saya juga ga legalisasi.

Dan yang perlu ditekankan lagi adalah sesuai tahun lulus. Bukan yang terbaru ya. Jadi kalau saya lulus di bulan Oktober 2014, maka minta sertifikat akreditasi yang rentangnya masuk di waktu lulus. Misal periode 2012 - 2017.
  • Cari formasi dan instansi yang sesuai dengan pendidikan
Ketika pengumuman Seleksi CPNS resmi dibuka, berbagai instansi akan mengumumkan formasi yang mereka butuhkan. Nahh, kita harus mau ngobrak-ngabrik (hahaha, bahasanya) berbagai web instansi yang sekiranya akan membuka formasi yang sesuai dengan pendidikan kita. Jangan menyerah hanya karena instansi yang kamu incar tidak membuka formasi. Misal, pengen banget jadi PNS Kota Bandung tapi ga ada formasi yang sesuai. Bisa coba cari di Provinsi Jabar. Ya walaupun tidak semua instansi mencantumkan lokasi penempatan. Jadi bisa saja ditempatkan di daerah mana saja yang masih dalam cakupan instansi tersebut.

Atau bisa juga cari di kementerian yang sekiranya membuka formasi. Misal untuk formasi guru bisa juga cari di Kementerian Agama atau Kementerian lain yang menaungi sekolah (biasanya SMK), seperti Kementerian Perindustrian.

Biasanya setiap instansi itu juga memiliki persyaratan yang beragam. Mulai dari pendidikan sampai ke berkas yang dibutuhkan.
Formasi guru Kimia di Kementerian Agama memperbolehkan lulusan S-1 Pendidikan Kimia atau S-1 Kimia (Non-kependidikan), sementara  DKI Jakarta hanya memperbolehkan dari lulusan S-1 Pendidikan Kimia. Jadi perlu teliti juga hal kaya gini.
Jangan sampai coba-coba melamar formasi yang tidak sesuai dengan pendidikan. Karena ada kasus pembatalan kelulusan PNS karena ketidaksesuaian pendidikan.
Dan pengumuman pembatalannya di akhir tahapan setelah pemberkasan lho. Lebih nyesek kan? Ko bisa setelah melalui semua tahapan seleksi jadi batal kelulusannya? Hmm entah deh, intinya cari aman dengan mencari formasi yang sesuai saja ya.

  • Daftar di web SSCN, pilih formasi dan instansi, dan upload berkas
Web SSCN adalah website resmi untuk proses Seleksi CPNS yang biasanya cuma dibuka saat proses seleksi aja. Jadi kalau proses seleksi belum resmi dibuka, web ini ga bisa dibuka yaa. Sebelum melamar ke formasi yang kita inginkan, kita harus registrasi akun dulu. Yaa sama kaya media sosial semisal facebook. Sebelum bisa berselancar di web ini, kita kudu buat akun dulu. Modalnya cuma NIK aja kok.

Setelah log in ke akun kita, kita diminta mengisi data diri kaya alamat dan pendidikan kita. Dari web ini juga bisa menampilkan formasi yang sesuai dengan pendidikan kita dari berbagai instansi mulai ujung Sabang sampai Merauke. Tapi, biasanya web masing-masing instansi lebih duluan update. Jadi jangan heran ketika kita incer formasi di salah satu instansi tapi di web ini ga muncul. Karena memang butuh waktu juga buat web ini melakukan updating seluruh formasi dari sekian banyak instansi yang membuka rekrutmen. Setelah inceran kita fix lakukan pilih formasi dan upload berkas sesuai dengan yang diminta instansi.

Pengalaman kemarin melamar di DKI berkas yang rada mahiwal (nyeleneh) karena instansi lain ga minta adalah sertifikat TOEFL dengan nilai tertentu di tahun ini. 
Awalnya saya ragu mau masukin ke DKI karena syarat ini. Kebetulan sertifikat TOEFLnya ada karena tahun sebelumnya saya juga ikut Seleksi CPNS di Kementerian Perindustrian, skornya juga Alhamdulillah melampaui, tapi sertifikat yang saya punya cuma prediction test dan bukan dikeluarkan dari Balai Bahasa gitu, cuma dari lembaga kursus. Tapi yaa bismillah saja dan alhamdulillahnya masih lolos ternyata dan ketika pemberkasan pun malah ga ditanyain lagi.

Saya pilih formasi H-1 batas akhir pendaftaran. Sengaja. Strateginya pengen lihat dulu lokasi mana yang sekiranya sepi pelamar. Nyatanya? Ketika pengumuman hasil seleksi administrasi jutsru lokasi yang saya lamar jadi lokasi yang laris pendaftar. Hiks.
Jadi intinya mungkin semua orang menerapkan strategi yang sama dan akhirnya kami semua mendaftar di lokasi yang kami kira sepi pendaftar. Saran saya kalau tidak ada pertimbangan lain misal jarak dari rumah dsb alias asal random pilih kaya saya, ga perlu nunggu sampai hari akhir deh. Bismillah saja dan serahkan semua sama Allah. Yakin saja rejeki sudah ada yang mengatur.

Yang bikin bingung lagi dari CPNS DKI adalah tentang screenshot profil mahasiswa dari forlap dikti. Jadi, kita  juga diharuskan mengunggah (untuk DKI prosesnya hanya upload berkas, ada beberapa instansi yang menharuskan kirim berkas fisik ya) bukti bahwa kita benar terdaftar sebagai mahasiswa di PT tersebut. Nahh, masalahnya mungkin karena banyak yang akses, servernya entah down entah gimana jadi susah diakses. Tapi, alhamdulillahnya lagi, menjelang akhir pendaftaran, BKD DKI mengubah peraturan yang tidak mengharuskan unggah dokumen ini. Makanya update terus di web instansi selama proses seleksi penting banget.

Nah, sampai sini kita sudah melakukan tahapan Seleksi Administrasi

  • Tunggu hasil seleksi administrasi sambil persiapan SKD
Setelah upload berkas, maka tunggu pengumuman apakah kita lolos seleksi administrasi atau enggak. Rajin cek web SSCN dan masing-masing instansi aja demi informasi yang update. Jangan lupa follow juga akun media sosial dari instansi yang kita lamar. Pengalaman saya dulu, DKI ga pernah update apa pun tentang CPNS di akun medsosnya. Jadi, tiap hari perlu buka web BKDnya.

Sambil nunggu pengumuman, siapa tahu lulus seleksi administrasi, persiapkan untuk seleksi berikutnya, SKD.

SKD itu apa? Kriteria nilainya gimana? Gimana tesnya? Apa aja yang perlu dipelajari? Lanjutannya saya tulis di tulisan berikutnya ya. 😊 (klik part 2)
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments

Menjadi manusia itu gampang-gampang susah. Gampang kalau kita mengikuti aturan baik agama, norma sosial, dan hukum yang berlaku di suatu daerah tersebut. Sulit jika ditinjau dari segi interaksi sosial. Lho ko sulit? Lebay nih ah. 

Interaksi sosial itu memaksa kita, mau tidak mau, berbenturan dengan berbagai manusia yang memiliki karakter beragam, dibesarkan oleh orang tua dan pola pengasuhan yang tak sama, serta berbagai pengaruh yang diterima manusia-manusia tersebut juga akan berbeda.

Lalu bagian sulitnya? Memang tak ada pelanggaran apa pun yang kita lakukan. Tapi sayangnya, jika kita tak mau peka, atau mungkin acuh tak acuh dengan orang lain ada beberapa hati yang tanpa sengaja jadi tergores *cielee.

Pasti pernah denger kan tulisan-tulisan yang mengajak kita untuk menghindari pertanyaan atau pernyataan basa-basi macam
"Kapan lulus?"
"Kapan nikah?"
"Udah isi belum?"
"Ihh jalan-jalan mulu. Oleh-oleh ya jangan lupa."
"Traktir dong yang ulang tahun."
Memang kenapa perlu dihindari? Baper deh ah. Oke mungkin kita akan sama-sama belajar ketika ada di posisi orang tersebut.

Dan sekarang muncul juga nih istilah kekinian yang justru membuat kita merasa tidak membuat kesalahan.
Sumber : http://puan.co/wp-content/uploads/2017/03/20170330_pasukan-perempuan-perempuan-nyinyir-yang-langsung-kepo.jpg
  • "Lebay deh"
Kalimat yang biasa kita ucapkan sebagai tanggapan curhatan teman yang ditegur si boss. Atau melihat situasi yang tidak sesuai standarmu. Atau berbagai kondisi lain yang membuat kamu berfikir "Ini orang kenapa sih. Biasa aja kali"
Kalimat tanggapan itu sudah biasa kita dengar bahkan dibaca tadi di awal tulisan. Karena sudah terbiasa itu membuat kita jadi mafhum terhadap kalimat tersebut dan ikut menyalahkan si objek yang dituduh lebay. Padahal kalau mau menelisik ke dalam, apa salahnya berempati dengan cerita teman meski menurutmu itu biasa saja dan sering terjadi. Karena bisa jadi kondisinya berbeda dan kalian adalah manusia yang berbeda. Semua kesulitan itu memang relatif tapi rasanya sama. Kita tidak bisa menilai sesuatu secara egois dari standar diri kita sendiri.

  • "Ah paling juga orang nyinyir"
Istilah nyinyir juga mirip dengan lebay. Booming karena katanya fenomena iri dengki yang merajalela. Suruh siapa pamer sana-sini. Media sosial dan ucapan penuh dengan kesombongan. Setelah ditegur orang karena sedikit melenceng, malah balik menyerang. Atau kondisi lain lah ya. Itu cuma contoh. Tapi entah karena hati kita udah batu atau iman lagi lemah sampai setan nyusup dengan perasaan tinggi hatinya itu. Kita jadi tutup mata dengan kritik dan nasihat orang. Entah lewat ceramah ulama, teguran teman, atau status orang yang kesannya nyindir kita banget, padahal dia ga tau urusan kita sama sekali. Kadang kita jadi mengabaikan teguran alam dengan bersembunyi dibalik istilah nyinyir. Padahal bisa aja emang apa yang dia bilang ada benernya, cuma kita tolak dengan istilah itu.

  • "Kamu mah baperan"
Niatnya kan cuma bercanda. Ko serius banget sih. Berani ga bercanda sama dosen pembimbing "Pak, keteknya basah tuh." ?? Ya kali gila jangan bandingin sama dosbim lah. Nah, justru disini belajarnya. Kenapa kita ga berani bercanda gitu sama dosen karena kita tahu level bercanda yang tadi udah berlebihan. Terus ko kita pinter banget menempatkan diri kita depan dosen, tapi lupa menempatkan diri depan temen? Karena kadang ngerasa udah deket banget, ga perlu ada yang dijaga lagi. Ya kalau semua orang sewoles itu. Sepengalaman saya sih, ga semua orang kaya gitu. Pernah ga nemu orang yang doyannya bercanda mulu tapi sekali dibercandain terus malah jadi pundung? Coba inget-inget. Entah oleh kamu atau ga sengaja kamu jadi saksi perbuatan temen yang lain. Bukan mau nyalahin kalau orang itu baperan. Tapi yaa perlu belajar. Kita ga bisa menempatkan orang semau kita karena dalih "ahh santai aja sama dia mah".

Jadi, ga boleh pake ungkapan itu? Itu pilihan ya. Sama aja ketika kamu masih ngerjain skripsi setelah kuliah enam tahun, saat yang lain udah kerja atau bahkan udah ada yang bawa buntut (red. anak), terus ada yang tanya "kapan lulus?", apa rasanya? Cuma belajar berempati aja sebelum ngomong sesuatu.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ▼  2022 (1)
    • ▼  September 2022 (1)
      • Menyusun LK 3.1 Best Practice (PPG Dalam Jabatan 2...
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb