Merasa Lebih

by - August 01, 2017

Merasa lebih cantik, lebih kaya, lebih pintar. Jatohnya? Sombong. It's easy to be categorized.

Pernah ga merasa jadi orang yang lebih sibuk di kantor? Ketika jam istirahat selesai bunyi, si bos langsung aja ngasih seabreg kerjaan tanpa peduli perut yang masih penuh sama makanan yang belum sampa usus halus. Sementara yang lain masih leyeh-leyeh di mushola menikmati sajadah agak empuk tapi sedikit bau karena jarang dilaundry, dengan dalih dzikir dulu bentar. Padahal mah, lagi menikmati sepoi AC sambil nyuri tidur barang 5 menit.

Dan kita kerja dengan gerutuan dan emosi berkecamuk. Kenapa si A santai banget, sementara si aku 'dikerjain' mulu? Apa cuma aku yang kerjanya eucreug (sunda : benar) sampai ga ada yang lain yang bisa nyaingin? Haha. Menghibur diri dikit. Merasa kenapa gaji sama, tapi capenya beda?

Pada awalnya ngerasa ga apa-apa lah. Yang penting kerjaan saya. Perihal orang lain kerjanya asal, yang penting saya memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Meski di tengah, akhirnya goyah, cape sendiri karena yang lain berasa ga bantuin, terus koar di rapat. Dalihnya banyak. Boro-boro dapat penghargaan atau seenggaknya hiburan dan ucapan terima kasih. Intinya cuma satu komen dari si bos "situ ikhlas ga sih kerja sibuk dibanding orang lain?" Jleb banget. Untung aja bosnya ga saklek dan ngebungkus kalimatnya jadi terdengar lebih apik. Walau sebetulnya sindiran itu lebih nusuk dibanding kata frontal.


"Kamu enak. Ga ngalamin kan AC rusak dan kita kaya sauna? Sekalinya ganti, pake kipas angin yang berisiknya bikin pecah konsentrasi"
"Dulu saya pelatihan nginepnya di penginapan biasa, boro-boro deh ada acara rekreasi. Ada doorprise aja udah bersyukur."


Gitu deh. Membanding-bandingkan fasilitas yang didapat pegawai baru dengan apa yang dia dapat pada masanya. Helloowww, kalau mau ditelisik. Harusnya bersyukur lah. Berarti perusahaan tempat situ numpang hidup itu memikirkan kesejahteraan dan kenyamanan pegawainya.
Nyuruh orang lain bersyukur itu ga perlu jadi bikin diri sendiri malah kufur nikmat.

Jadi gitu ya. Coba berkaca diri. Sudah seberapa ikhlas dengan apa yang kita lakukan di tempat kerja. Ikhlas itu tolak ukurnya susah. Diem dan ga cerita sama orang lain tentang kebaikan diri tapi merasa diri sudah lebih baik dari orang lain? Itu sombong juga ga sih? Hehehe.

Merasa lelah itu wajar. Manusiawi ko. Tapi rasanya ga perlu juga jadi menyalahkan orang lain yang terlihat 'lebih santai' karena bisa aja dia hanya pintar menyembunyikan kerepotannya. Karena setiap pekerjaan itu amanah, maka belajar ikhlas menerima amanah.
Katanya amanah itu tidak akan jatuh ke tangan yang salah. Entah karena kita memang dianggap mampu melakukan, atau justru lewat amanah kita jadi belajar.

You May Also Like

0 comments