Dapat Hadiah atau Amanah

by - September 24, 2017

Sumber : http://www.axltwentynine.com

Lagi wudhu malah nguping dua orang temen yg lagi bahas isi buku. Katanya jodoh itu semacam hadiah. Bonus untuk ketaatan kita menunggu sesuai syariatnya. Dengan syarat, kalau kita niat kita memperbaiki diri lurus untuk mencapai ridho Allah, bukan semata-mata supaya dapat jodoh yang baik. Terus salah satu temen baper. Katanya, nanti aku dapat hadiah ga ya?

Setelah selesai wudhu saya komen "kalau teteh ga dapat hadiah, mungkin teteh jadi hadiah buat orang lain". Seketika dua temen itu diem diiringi rengekan histeris "ahhh teh widya bikin melting". Ya kali sinar matahari musim kemarau.

Terus shalat, masuk kelas, nungguin siswa, ehh ternyata anak2 lagi pada pratek bereneng dan ga dateng. Terus ngelamun sama percakapan singkat tadi. Umur segini ga lepas-lepasnya dari topik jodoh. Disamping keinginan buat sekolah lagi, memuaskan diri dengan masa lajang, atau berjalan melihat indahnya ayat kauniah Allah di belahan bumi lain. Kalimat "inget umur kalau perempuan" rasanya jadi bikin mimpi-mimpi itu harus dikubur. Wait. No. Tepatnya ditunda. Sampai nemu orang yang bisa punya mimpi sama dan mewujudkannya bersama. Idealnya.

Realitanya? Hidup kaya sinetron. Kalau flat ga akan ada yang mau nonton. Rating ga bakal naik kalau alur terlalu monoton.

Ambil kasarnya, rata-rata orang menikah pada umur 25. Jadi mereka punya waktu 25 tahun sebelum bertemu jodohnya. Kalau pake konsep good men are only for good women, katanya jodoh itu semacam cermin diri kita. Sebelum nemu si jodoh, coba flashback masa lalu kita? Udah yakin jadi orang baik? Terus kalo ga baik, kita masih berhak ga sih dapat orang baik?

Beberapa orang dengan lingkungan baik, ditambah pola pengasuhan orang tua yang ciamik tumbuh jadi orang yang tak pernah takut dengan jodoh. Kaum yang yakin bahwa jodohnya akan datang dari kaumnya lagi. Tapi, lagi-lagi itu idealnya.

Realitanya? Film Kiamat Sudah Dekat yang dimainin sama Andre Taulany memang beneran ada lho di dunia nyata. Ternyata beberapa orang baik dikirim bukan untuk semata-mata melahirkan dan meneruskan garis keturunan orang baik. Sebagiannya bertemu dengan orang yang belum sama baiknya. Dengan catatan orang yang belum baik itu punya niatan tulus memperbaiki diri ya.

Si mantan badung yang sedang berusaha jadi lebih baik malah ditakdirkan mendapat sesuatu yang mungkin belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Itu bentuk kasih sayang Allah dan juga amanah bagi si baik untuk menuntun pasangannya sama-sama ke surga yang selevel dengannya. Sebab katanya, karena surga yang bertingkat-tingkat, bisa jadi kita ga berada si surga yang sama dengan orang yang kita cintai. Yang level atas bisa nengok ke level bawah. Tapi, sayangnya bidadari di level atas pastinya juga tetep menang cantik dibanding manusia. Jadi bisa jamin kalo si doi ada di atas tetep mau nengok kita yang ada di bawah? Hiksss.

Jadi ya gitu. Kalau nemu pasangan yang tingkat ilmunya beda. Ga usah dicemooh atau sekadar komen "Ihh ko si a mau sama si b yang ga setingkat gitu ya ilmunya". Kita ga pernah tau perjuangan qiyamullail si b itu kaya gimana. Kita ga pernah tau dalamnya niat si b buat jadi orang yang lebih baik itu kaya gimana.
Bisa jadi Allah memberi si a amanah dan si b hadiah

You May Also Like

0 comments