Baso Iga Buntel di Garut.

by - March 28, 2018

Kantor saya tetap memberlakukan jam kerja di hari Sabtu. Jadi bahagia sekali ketika Sabtu tanggal merah, bisa merasakan bagaimana libur dua hari dalam sepekan. Demi mengisi agar tetap bermanfaat, maka saya memutuskan untuk silaturahim ke Garut. Rencana pergi selepas subuh, malah susah melepas godaan selimut dan akhirnya pergi sekitar pukul 6.

Sampai di sana masih pagi. Masih jam 9 lebih. Ngobrol-ngobrol sebentar sambil makan suguhan nasi plus ceker yang dibumbui .. apa ya? Ga tau. Hahaha. Karena tak ada kegiatan lagi akhirnya mulai mencari tempat makan apa yang agak aneh di Garut. Dari hasil pencarian, kebanyakan masih tentang baso cilok, suki dan yakiniku ala-ala yang di Bandung aja udah mulai berantakan. Akhirnya menemukan Baso Iga. Alamatnya di Jl. Baratayudha pertigaan makorem. Karena ga sempet foto, bisa cek di ig-nya @baso_buntel_babeh. Oh ya, buat yang males langsung ke tempatnya, bisa DO atau via go-food. Tapi saat itu di go-food belum ada daftar menunya. Jadi harus pesen manual.

Sebetulnya baso jenis ini udah ada juga di Bandung. Tapi emang belum pernah nyoba. Pamornya kayanya masih kalah sama baso tengkleng. Makanya demi mengalahkan penasaran, meski ini di kota orang, coba aja karena baca komen dari orang katanya enak.

Lokasinya strategis dan mudah ditemukan, karena di pertigaan dan ada spanduk juga di bagian depan. Tempatnya biasa saja dengan konsep lesehan. Tapi agak kecewa karena untuk ukuran penjual makanan yang perlu membangkitkan selera makan, harusnya penataan di atas meja juga perlu diperhatikan. Proses clean up meja kaya jadi dilakukan ala kadarnya, cuma beresin mangkok dan alat bekas makan lain. Kecap dimana, saos dimana, kerupuk tercecer dibiarkan gitu aja. Sampai saya jadi gereget sendiri buat beresin saking ngalangin pandangan. Bukan ngeluh karena bantuinnya ya. Tapi jadi bahan pelajaran buat para pengusaha kuliner, kebersihan dan kerapihan tempat juga perlu diperhatikan.

Oke akhirnya lihat menu. Untuk ukuran baso iga relatif murah. Menu lengkap harganya cuma 20k aja. Kalo mau porsi setengah juga ada. Minuman beragam mulai dari air mineral, jus sampai kelapa dawegan juga ada. Murah meriah lah. Akhirnya pesen baso iga komplit dan jus strawberry.

Isi menu ini banyaaak banget. Ada mie, bihun, sayuran, siomay basah isi ayam, tahu, baso kecil, dan baso iga itu. Kuahnya standar. Mie bihun juga yaa standar ya. Siomay basah isi ayam juga yang sering kita makan di yamin atau bakmi. Tahunya juga standar yang sering kita makan di cuankie. Baso kecilnya enak. Baso iganya? Nahhh. Kalau kata orang enak, malah menurut saya biasa aja dan lebih enak baso kecilnya. Daging iganya malah jadi kehilangan rasanya. Mungkin karena terlalu lama direbus kali ya. Akhirnya tekstur unik iganya malah cenderung hampir hilang. Yaa ujung-ujungnya kaya makan baso biasa.

Recomended? Iya kalau untuk yang lapar mengingat porsinya kenyang ko untuk ukuran cowok juga. Tapi buat yang cari rasa, kita coba bandingkan dengan yang di Bandung ya.

Jus strawberrynya? No juga. Cuma berasa susu aja. Heee. Mending beli teh botol aja dengan rasa yang udah tau biar ga kecewa.

Sekian review singkat jajanan di Garut. Untuk ukuran kuliner di Garut, lumayan lah dengan harga yang ga terlalu mahal juga.

You May Also Like

1 comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete