Galaunya (gue) Mahasiswa Kimia UPI
Menjadi mahasiswa Kimia UPI itu
susah-susah gampang. Maksudnya lebih banyak susah daripada gampangnya. Susah
yang pertama karena materi kimia yang termasuk ilmu eksak butuh pikiran yang
lebih sistematis dibanding seni atau sastra. Dan butuh pemahaman lebih dalam
dibanding ilmu sosial. Bukan bermaksud merendahkan ilmu lain. Alasan saya
memilih kimia juga karena saya tidak bisa menggambar, tidak pandai
berimajinasi, dan tidak terlalu jago menghapal.
Pada awal masuk kuliah banyak
juga mahasiswa yang merasa terjebak di kimia atau di UPI-nya. Biasanya mereka
menjadikan kimia UPI sebagai pilihan kedua. Makanya agak kepaksa saat
menjalaninya untuk pertama kali.
Orang yang merasa terjebak di
kimia-nya biasanya adalah orang yang tidak memilih ilmu eksak sebagai jalur
hidupnya. Namun karena mendapat paksaan dari orang tua atau asal milih pilihan
kedua yang memiliki passing grade dibawah pilihan pertama. Mereka ini tidak
siap dengan materi ilmu eksak yang rada njelimet, karena mental awal yang
dipersiapkan sebagai penghafal. Biasanya mereka merasa kesulitan. Padahal
sebenarnya mereka ini punya potensi. Terbukti dengan kepercayaan diri mereka
memilih jurusan dengan nilai tinggi. Namun karena mereka merasa tidak memiliki passion, akhirnya mereka memilih
menjalani seadanya. Tidak sedikit juga dari mereka yang akhirnya mau menerima
takdir dan akhirnya mampu survive.
Ada juga yang akhirnya malah (seperti terlihat) frustasi dan selalu menyalahkan
keadaan.
Orang yang merasa terjebak di
UPI-nya biasanya adalah mereka yang sudah dengan pede memilih jurusan dengan passing grade tinggi. Namun harus
berlapang dada menerima keputusannya. Orang tipe ini juga akan mengalami
kesulitan. Sikap tidak mau menerima batas kemampuan dirinya membuat dia masih
berpikiran, dia hanya kurang beruntung. Memiliki prestasi yang baik di jenjang
sekolah sebelumnya membuat mereka
memiliki kepercayaan diri yang tinggi yang tidak dibarengi dengan sadar
diri. Biasanya mereka ini akan terlalu berleha-leha dan menganggap ia akan
mampu menjalani ini dengan mudah. Dan baru sadar setelah teman-teman yang lain
telah berlari jauh meninggalkannya. Bagi yang cepat sadar, mereka juga akan
bisa ikut menyusul meski dengan tergopoh-gopoh awalnya.
Susah yang kedua adalah dianggap
remeh oleh orang yang berkuliah di universitas yang lebih bergengsi. Enggak
tahu hanya perasaan berlebihan doang, atau emang iya. Haha. Yang jelas
sebenarnya perasaan mereka ini bisa dibenarkan. Namun di sisi lain, perasaan
ini muncul karena mereka justru yang tidak mampu membuktikan prestasi dan
eksistensinya di dunianya sendiri, sehingga selalu merasa diremehkan oleh orang
lain. Intinya sih tidak pede.
Haiio, termasuk yang manakah
kamu? Atau sudah merasa sangat puas dan nyaman? Yang ini lebih baik ya. Karena
untuk bisa dekat dan meraih sukses itu sendiri, yang pertama adalah bersyukur
dengan keadaan saat ini dan selalu menjadikan yang terbaik dari keadaan
tersebut. Maksudnya, kalau kita merasa keadaan saat ini bukan yang terbaik,
bukan keluhan dan menyalahkan orang lain yang harus kita lupakan. Namun usaha
kita untuk merubah keadaan ke situasi yang menurut kita nyaman dan terbaik itu.
Butuh keberanian, kerja keras, dan doa tentunya. Selamat berjuang !!
0 comments