Galaunya (gue) Mahasiswa Kimia UPI

by - September 06, 2012


Menjadi mahasiswa Kimia UPI itu susah-susah gampang. Maksudnya lebih banyak susah daripada gampangnya. Susah yang pertama karena materi kimia yang termasuk ilmu eksak butuh pikiran yang lebih sistematis dibanding seni atau sastra. Dan butuh pemahaman lebih dalam dibanding ilmu sosial. Bukan bermaksud merendahkan ilmu lain. Alasan saya memilih kimia juga karena saya tidak bisa menggambar, tidak pandai berimajinasi, dan tidak terlalu jago menghapal.

Pada awal masuk kuliah banyak juga mahasiswa yang merasa terjebak di kimia atau di UPI-nya. Biasanya mereka menjadikan kimia UPI sebagai pilihan kedua. Makanya agak kepaksa saat menjalaninya untuk pertama kali. 

Orang yang merasa terjebak di kimia-nya biasanya adalah orang yang tidak memilih ilmu eksak sebagai jalur hidupnya. Namun karena mendapat paksaan dari orang tua atau asal milih pilihan kedua yang memiliki passing grade dibawah pilihan pertama. Mereka ini tidak siap dengan materi ilmu eksak yang rada njelimet, karena mental awal yang dipersiapkan sebagai penghafal. Biasanya mereka merasa kesulitan. Padahal sebenarnya mereka ini punya potensi. Terbukti dengan kepercayaan diri mereka memilih jurusan dengan nilai tinggi. Namun karena mereka merasa tidak memiliki passion, akhirnya mereka memilih menjalani seadanya. Tidak sedikit juga dari mereka yang akhirnya mau menerima takdir dan akhirnya mampu survive. Ada juga yang akhirnya malah (seperti terlihat) frustasi dan selalu menyalahkan keadaan.

Orang yang merasa terjebak di UPI-nya biasanya adalah mereka yang sudah dengan pede memilih jurusan dengan passing grade tinggi. Namun harus berlapang dada menerima keputusannya. Orang tipe ini juga akan mengalami kesulitan. Sikap tidak mau menerima batas kemampuan dirinya membuat dia masih berpikiran, dia hanya kurang beruntung. Memiliki prestasi yang baik di jenjang sekolah sebelumnya membuat mereka  memiliki kepercayaan diri yang tinggi yang tidak dibarengi dengan sadar diri. Biasanya mereka ini akan terlalu berleha-leha dan menganggap ia akan mampu menjalani ini dengan mudah. Dan baru sadar setelah teman-teman yang lain telah berlari jauh meninggalkannya. Bagi yang cepat sadar, mereka juga akan bisa ikut menyusul meski dengan tergopoh-gopoh awalnya.
Susah yang kedua adalah dianggap remeh oleh orang yang berkuliah di universitas yang lebih bergengsi. Enggak tahu hanya perasaan berlebihan doang, atau emang iya. Haha. Yang jelas sebenarnya perasaan mereka ini bisa dibenarkan. Namun di sisi lain, perasaan ini muncul karena mereka justru yang tidak mampu membuktikan prestasi dan eksistensinya di dunianya sendiri, sehingga selalu merasa diremehkan oleh orang lain. Intinya sih tidak pede.

Haiio, termasuk yang manakah kamu? Atau sudah merasa sangat puas dan nyaman? Yang ini lebih baik ya. Karena untuk bisa dekat dan meraih sukses itu sendiri, yang pertama adalah bersyukur dengan keadaan saat ini dan selalu menjadikan yang terbaik dari keadaan tersebut. Maksudnya, kalau kita merasa keadaan saat ini bukan yang terbaik, bukan keluhan dan menyalahkan orang lain yang harus kita lupakan. Namun usaha kita untuk merubah keadaan ke situasi yang menurut kita nyaman dan terbaik itu. Butuh keberanian, kerja keras, dan doa tentunya. Selamat berjuang !!

You May Also Like

0 comments