Kangen (HMK)

by - June 29, 2013



Kadang kita merasa tidak nyaman dengan sebuah keadaan karena ketidakbiasaan kita dengan keadaan tersebut. Hmm. contohnya dengan HMK. Saat pertama masuk, saya cukup gerah dengan segala hidden rules yang kadang saya anggap bikin ribet. Seperti, harus pakai rok atau celana bahan ketika acara. Administrasi yang teraturnya jempol banget. Sampai akhirnya terbiasa. Tapi dibalik semua ketidaknyamanan yang akhirnya membuat saya sadar kalau senior saya memberlakukan demikian, bukan tanpa alasan. I learnt a lot from that organisation. Dicipline, although ontime is still hard to practice on there. And definitely, kerja cepat, tanggap, dan cerdas menghadapi segala sesuatu. Semua itu tidak akan pernah saya dapatkan di mata kuliah apa pun.

Basa-basi. Simple but not everyone can do this. Banyak orang yang harus berlatih terlebih dahulu sebelum bertemu orang baru bukan? Mempersiapkan cara memperkenalkan diri, topik pembicaraan, dan mungkin lengkap dengan plan A sampai Z. Jadi LO (saya lupa singkatannya apa), yang jobdesknya menemani pemateri atau siapa yang dianggap istimewa selama atau sebelum acara menuntut keterampilan seseorang dalam berbahasa bukan. Dan saya yakin tidak semua orang bahasa mampu jadi LO yang baik. Apalagi untuk jadi MC. Dan saya menemukan MC yang yahh bisa dibilang baik lah, dari teman di HMK (plus kemampuan bahasa inggris yang jago juga). Soal memberikan pembukaan? Saya jagoin Mantan KaBEM periode 2011. Saya rasa kemampuan berbahasa dia tidak kalah baik dengan MC yang saya ceritain barusan. Terlebih dengan wawasan dia yang luas, selalu bikin dia tidak terlihat grogi saat di depan orang banyak.

Seperti yang saya sebutkan tadi, kadang saya merasa tidak nyaman dengan segala aturan yang berlaku di organisasi tersebut. Tapi kalau saya boleh mengaku, saya merasa aman dengan segala peraturan itu. Ada seorang senior saya yang dulu menjabat sebagai DPM saat saya menjadi pengurus. Kedoyanannya ngritik. Banyak orang yang tidak siap untuk dikritik. Apalagi setelah bekerja keras menyelesaikan tugasnya. Dan saya mungkin adalah salah satu hater-nya. Tapi kalau boleh saya munafik, saya merasa tidak tenang kalau dia tidak ada. Maksudnya, saya ingin diawasi. Saya ingin diingatkan ketika saya membuat kekeliruan. Saya ingin ada yang orang yang siap maju di barisan depan saat kita dihadapkan dengan masalah yang menyangkut pihak luar. Garis besarnya saya masih butuh pemimpin yang ‘mengatur’ sekaligus bisa ‘menyelesaikan masalah’.

Sekarang saya dihadapkan pada sebuah perkumpulan dimana kami berasal dari latar belakang yang berbeda. Daerah asal yang berbeda. Gaya hidup yang berbeda. Dan tentu saya pola pikir dan cara kerja yang berbeda. Ini awal. Dan saya merasa tidak nyaman. Mungkin kita masih dalam tahap transisi untuk menemukan dimana posisi kita sebetulnya sesuai dengan potensi yang kita miliki tentunya.

Dan .... saya kangen HMK. Saya kangen dengan segala kericuhan saat mendebatkan sesuatu. Meskipun saya hanya jadi penonton setia. Tapi saya suka melihat cara mereka berargumen dengan alasan yang rasional tentunya. Bahkan kadang saya tidak bisa membedakan, mana pendapat yang memang-memang benar. Semua pendapat memang benar. Tapi hanya satu yang akan mempermudah jalan selanjutnya. 

Saya kangen orang yang selalu bikin was-was, tapi siap pada waktunya. Namanya Asep. Logistik saya jaman Seminar yang bikin saya duduk lemes, keluar air mata. Tapi bingung sekaligus haru ketika liat dia ngangkutin kursi yang saya minta.

Saya kangen Kang Indra dan Kang Latif yang (kadang) sok ngatur tapi bikin saya tenang kalau dia ada dan cemas kalau dia tidak ada di sebuah acara.

Saya kangen Teh Iin, Teh Nabil, Ka Acha, yang kadang ikut ngerecokin rencana. Tapi selalu menenangkan dan memberi masukan saat kita dihadapkan masalah, tanpa menyalahkan keputusan yang kita ambil sebelumnya.

Saya hanya setaun aktif sebagai pengurus, tapi membuat saya ketagihan buat ambil bagian di kepanitiaan2 periode selanjutnya. Karena saya rindu atmosfer kerja sama dan kekeluargaan disana.
Kadang saya berpikir, apakah kenyamanan saya di HMK ini membuat saya tidak bisa beradaptasi dengan perkumpulan lain? Tapi bukanlah dulu juga saya merasa tidak nyaman dengan HMK hingga akhirnya betah dan merasa memiliki?

You May Also Like

0 comments