2014 : Belajar Menjadi Guru yang Baik dan Benar

by - December 31, 2013

Tidak terasa bulan depan sudah mulai PPL.

Rasanya baru kemarin mengikuti MOKA, RAM, MABIM, LKM, dan jadi anggota biasa himpunan. Ikut berbagai kepanitiaan. Sekarang tinggal menunggu untuk jadi peserta wisuda. Iya masih menunggu.

Rasanya baru kemarin kuliah Kimia Umum. Kimia Fisika volume 1 sampai 4. Biokimia. Hingga kemarin belajar jadi guru beneran di Simulasi Pembelajaran Kimia.

Rasanya baru kemarin tes SNMPTN. Masuk pilihan ke-dua, Pendidikan Kimia UPI. Meskipun sempat menyesal tidak belajar lebih keras untuk masuk pilihan pertama. Tapi sekarang malah jadi mengazamkan diri untuk menjadi seorang pendidik. Iya seorang guru, yang selalu belajar untuk menjadi layak digugu dan ditiru. Mendedikasikan diri untuk bangsa. Oh tidak. Terlalu besar. Terlalu tinggi. Setidaknya mendidik anak-anak bangsa yang akan memimpin negeri ini nantinya. Yang akan menjadi anggota dewan, mentri, ilmuwan, dokter, atau presiden mungkin. Tapi yang jujur, amanah, dan tidak senang korupsi.

Jadi guru yang baik. Lewat Kimia? Iya lewat kimia. Lewat kimia yang mengajarkan tentang arti memberi dan menerima seperti konsep pelepasan dan penangkapan elektron pada reaksi redoks. Lewat kimia yang mengajarkan betapa Allah sangat menyayangi manusia dengan menciptakan Ikatan Hidrogen pada air sehingga tetap berfasa cair pada suhu kamar. Lewat kimia yang mengajarkan saling berbagi seperi Ikatan Kovalen. Lewat kimia tidak hanya sekedar materi kimia yang diajarkan. Tapi nilai religius dan nilai sosial. Karena saya yakin seyakin-yakinnya. Tidak sedikit atau bahkan semua siswa akan sakit perut dulu jika mendengar kata Kimia. Tidak semua siswa akan menyambut ramah. “Ahh, buat apa belajar kimia. Saya mau masuk IPS”

Bagaimana rasanya jadi guru? Senang kah? Atau malah sulit? Atau membosankan?

Tahun depan akan mencoba...

Jadi guru yang benar....

Entah hanya perasaan saya saja atau memang sudah kenyataan yang terjadi seperti itu. Guru yang ada saat ini hanya menjelma sebagai ‘evaluator’ yang menguji hasil belajar siswa. Hasil belajar dimana? Terserah siswa. Mau belajar sendiri di rumah, silahkan. Bagi yang memiliki orang tua berpenghasilan tinggi, bisa masuk bimbel atau ikut privat. Sedangkan orang tua dibuat kelimpungan melihat anak-anaknya pusing mengurusi berbagai materi yang dituntut sekolah.


Ahh semoga tidak semua guru seperti ini. Iya memang tidak semua. Masih banyak guru yang rela datang lebih pagi ke kelas untuk mencontohkan kedisiplinan pada siswanya. Masih banya guru yang rela meluangkan waktunya dengan ikhlas untuk memberikan pelajaran tambahan. Masih banyak ... J

You May Also Like

0 comments