Liburan Sederhana : Curug Cimahi

by - December 29, 2013

Liburan yang tak direncanakan. Ya itulah tema dari perjalanan singkat hari ini. Berawal dari rencana hanya main ke Gasibu, destinasi kami berubah ketika melihat keadaan jalanan di Padjadjaran begitu padat. Awalnya kami hanya berniat mengambil jalan pintas lewat makan Pandu dan tembus di Pasteur. Namun ketika keluar dari makam Pandu, .... ia pun muncul. Ya ide untuk merubah tujuan menjadi Curug Cimahi. Meskipun sempat ragu juga lantaran kami tidak tahu jalan yang harus dilalui. Berkat teknologi juga akhirnya kami memutuskan untuk siap ke sana. Sedangkan sebenarnya saya hanya pura-pura manggut saja ketika dia menjelaskan rute yang akan kami lalui. Hehe (hampura). Padahal waktu SMA saya juga pernah ke sana. Namun dari arah Cimahi lewat Kolonel Masturi. Sedangkan saat itu kita sedang berada di Pasteur. Yang saya tahu kami lewat Surya Sumantri, masuk ke Setra Duta dan tiba-tiba nongol di Jalan Ciwaruga dan akhirnya bertemu dengan Universitas Advent dan tak lama muncul juga plang bertuliskan Curug Cimahi. Oh ya saya lupa bercerita. Saat itu saya melakukan perjalanan bersama Padil. Senior saya di kampus yang beda jurusan dan dipertemukan oleh sebuah ‘wawancara’. Lain waktu saja lah saya cerita lebih lanjut.
Ini dia pemandangan selama perjalanan
Yang ini juga ga kalah cantik kan??
Kalau ini malah mergokin yang pacaran di pinggir jalan. Hihi
Kelihatan tidak kalau harga tiketnya Rp 10.000 ?? 
Harga tiket masuknya naik. Ya iya lah secara saya ke sana itu sekitar lima tahun lalu. Hehe. Kalau dulu, (kalau tidak salah ingat), tiket masuknya hanya Rp 3.000 saja. Namun sekarang menjadi Rp 10.000. Namun setelah masuk, baru sadar juga memang banyak perubahan. Salah satunya adalah tangga yang menjadi akses pengunjung menuju air terjun sudah ‘rapih’ dan nyaman. Kalau dulu memang hanya tanah. Jadi memang cukup berbahaya apabila musim penghujan. Sekarang sudah bisa liat sendiri, lengkap juga dengan pagar pengaman. Oh ya mulai dari pintu masuk pun kita sudah bisa melihat dan mendengar suara air terjunnya. Dan bila dibandingkan dengan air terjun lainnya yang ada di sekitar Bandung (mungkin juga daerah lain) Curug Cimahi ini memang paling mudah diakses. Kita hanya perlu menuruni anak tangga. Jumlahnya? Hmm, lupa saya tidak meghitung. Malas dan kurang kerjaan juga. Dan cukup lumayan melelahkan juga saat hendak pulang, karena jadi harus naik tangga. Hehe. Tapi jangan takut. Saya rasa air terjun ini cukup ramah untuk segala umur. Tadi saja, ada beberapa orang lanjut usia bersama keluarganya yang ingin mencoba mengunjungi. Wehh jadi malu saya kalau tiba-tiba merasa lelah saat naik untuk pulang kalau melihat Nenek atau Kakek yang malah mendahului kami. Dan satu lagi yang menarik dan harus hati-hati. Di tangga ini banyak monyet. Sebetulnya lumayan jinak juga. Mungkin karena sering melihat manusia. Mereka biasanya akan pergi menjauh kalau kita mendekat. Tapi ada beberapa dari mereka yang memiliki bulu lebih tebal, biasanya malah lebih berani untuk mendekat. Huwaa, kalau sudah begitu lutut saya yang lemas. Makanya saya tidak berani memotret mereka. Mau yang jinak apalagi yang berbulu tebal itu. Satu kejadian lucu adalah ketika Padil mendekati salah satu monyet yang sedang bersembunyi di antara semak untuk mengambil gambar monyet itu. Ehh itu monyet dengan genitnya malah senyum dan kemudian pergi. Walahhh, Padil jadi dapat gebetan. Ckck. Sayangnya dia belum sempat minta nomor handphone.
Dari pintu masuk saja sudah terlihat kan?
Hal yang paling menonjol dari Curug Cimahi ini adalah ketinggiannya yang wuihhh lumayan tinggi juga. Dan saat berada di bawah, kita bisa merasakan sensasi serasa berada di dasar jurang. Haha. Jadi apabila kita melihat ke atas air terjun, memang rada ngeri juga bila membayangkan lereng bebatuan itu longsor. Hiii. Tapi sayangnya. airnya sekarang kotor. Padahal pertama kali saya ke sana, airnya masih jernih. Entah karena penguh musim hujan atau semakin banyak pengunjung yang datang atau karena semakin banyak wana wisata yang memanfaatkan sumber airnya, sehingga waktu airnya sampai di Curug Cimahi sudah tercemar. Hmm, sayang ya.
Tinggi kan?
Sayang airnya kotor :(
Kata Padil, yang ini sedang menatap masa depan. Haha.
Yang ini cuma iseng di bawah pohon.
Biar ga cape saat naik, sambil foto saja. Hehe. 
Ini foto (sok) anggun.
Fotografer yang moto sambil nungging lho ini.
Ini tangga menuju air terjunnya.
Hal lain yang akhirnya saya tahu adalah ternyata sekarang di sana juga disediakan mushola yang nyaman. Dengan material kayu dan di tengah alam bebas, kita bisa merasakan solat ditemani semilir angin dan suara gemericik air dari pancuran di sebelah mushola tempat wudhu, dan juga samar-samar debur air terjun dari kejauhan. Lagi-lagi saya lupa untuk mengabadikan mushola itu. Lahh biar saja. Biar penasaran dan langsung ke sana saja ya.


You May Also Like

0 comments