Powered by Blogger.

Pages

  • Home
facebook twitter instagram

Widya's Babble

Self Reminder. Bukan berarti sudah baik.

Dilihat sekilas ngelamun memang suatu kegiatan yang tidak bermanfaat. Daripada ngelamun mending langsung berbuat. Tapi tidak semua orang memiliki kemampuan untuk bertindak. Sebagian dari mereka diberi anugerah sebagai seorang pemikir (mungkin). Jadi jangan berprasangka buruk dulu sama orang yang tidak suka terjun langsung ya.

Ngelamun bisa diperbolehkan selama hasil lamunan itu menghasilkan karya untuk orang lain atau setidaknya mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri. Misalnya di angkot atau kendaraan umum lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Kebanyakan orang Indonesia, tidak seperti orang Jepang yang banyak menghabiskan waktunya buat baca. Kebanyakan dari kita malah ngelamun bukan. Jadi kalau ternyata kita terbawa arus buat sama-sama ngelamun, arahkan lamunan itu menjadi sesuatu yang positif. Bisa ngelamunin masalah yang lagi kita hadapi. Siap tahu jadi nemuin solusi. Atau ngelamunin kebesaran Allah yang kita temui selama perjalanan. Bisa jadi tafakur tuh. (salah ga sih? Bodo amat lah. haha)


Izin nyeleneh dari tema, mengutip dari pembicaraan Kang Ridwan Kamil (ada yang belum kenal? Segera searching di Google yaa) di acara I Love Bandung, Solusi Kamil yang disiarkan salah satu stasiun tv lokal, mengungkapkan bahwa pemuda itu bisa menjadi insan yang kreatif karena mereka memiliki tiga hal. Sehat, berpendidikan, dan idealis.  Dan ketiga hal itu cukup menjadi modal untuk membuat suatu perubahan besar. Apalagi jika dihubungkan dengan peran mahasiswa sebagai agent of change. Masih menurut beliau, karena dari sebuah ide bisa saja melahirkan sebuah komunitas dan berujung pada terciptanya budaya. Jadi jika ada seratus masalah di Indonesia, siapkan saja seratus pemuda yang mampu berpikir kreatif, maka keseratus masalah itu tidak akan lagi menjadi masalah.

Apa hubungannya sama ngelamun? Ya banyak. Salah satunya mungkin salah satu dari lamuners ternyata ngelamunin satu masalah di Indonesia dan berhasil pula ngelamunin solusinya. Itu mah namanya mikir. Ehh jangan salah, ngelamun juga tahap awal dari berpikir. Bukankah gaya gravitasi juga terungkap dari hasil ‘lamunan’ seseorang tentang apel jatuh?

Tapi yang harus diingat, ngelamun itu harus dibarengi sama ilmunya. Maksudnya bukan ilmu ngelamun. Tapi jangan sampai kita terus-terusan ngelamun tanpa mencari tahu ilmu untuk memecahkan masalah yang dilamunin. Selama ngelamum itu menjadi media kita buat terus berkarya, kenapa enggak lebih diperbanyak. Haha. Sastrawan juga banyak nyari inspirasi dari ngelamun dulu. Banyak ngelamun ga masalah, asal barengi juga dengan membaca. Bukan hanya membaca ayat-ayat yang tersurat, tapi juga lewat tulisanNya di alam sekitar kita.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ehemm, cek.cek. Berasa aneh mau nulis tentang agama. Hehehe. Tapi seperti slogan hidup adalah proses, maka begitu pula dengan mengenal agama. Kalau itu proses itu mengarah pada perubahan kebaikan, maka ga perlu takut atau malu buat diketawain kan.

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”

Yang sering mendirikan solat sunat di pagi hari pasti udah akrab sama doa di atas. Atau malah ga tahu kalau itu arti doa setelah solat duha?

Yang pasti dilihat dari artinya, solat itu lebih identik sama yang namanya minta rezeki. Lucunya salah ada salah satu orang (sengaja disembunyikan identitasnya) sering nolak kalau dijak solat dhuha. Waktu pertama diajak, ekspresi mukanya malah kaget. Mungkin kaget ada orang begajulan yang ngajakin amalan sunat. Untuk beberapa kali diajak (dan selalu nolak), dia nolak sambil ketawa dan berseloroh ‘ihh aku kan ga miskin’. ????

Sekarang pikiran saya yang jadi kaget. Lebih kaget dari muka dia waktu diajak solat dhuha pertama kali mungkin ya. Memang apa salahnya dengan solat dhuha? Apa karena dari arti doanya, solat dhuha itu hanya untuk orang miskin? Meskipun tanpa tahu fakta berapa jumlah orang kaya yang muslim, saya yakin banyak diantara mereka yang masih jadi pelanggan solat dhuha.

Untuk kedua kalinya pake kata meskipun, saya ga tahu dalilnya apa, saya punya pandangan lain tentang rezeki. Bagi saya rezeki itu bukan hanya sekedar materi yang konkrit. Nilai bagus, perlakuan baik, kemudahan, itu juga rezeki bagi saya. Kalau rezeki hanya diartikan sempit, maka akan sulit seseorang untuk bersyukur.

Kalau kita artikan solat tobat adalah solat pengampunan maaf. Maka apakah kita hanya melaksanakannya setelah kita merasa melakukan kesalahan? Bagaimana dengan dosa-dosa yang tidak sengaja? Begitupun dengan solat dhuha bukan? (pasti ada yang jawab dalam hati atau teriak bukaaaan)

Tulisan ini bukan buat nyindir seseorang. Cerita tentang seseorang juga fiktif ko. Hehe. Tapi tidak menutup kemungkinan ada orang dengan pikiran seperti itu. Bukan juga berniat menceramahi. Duhh siapa saya. Hanya sekedar share bagi para pecinta solat dhuha dan yang belum mencintainya. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setiap orang pasti punya seseorang yang membuat ia bingung untuk bertindak. Meskipun dalam keadaan membutuhkan, ia masih berusaha untuk mencari alternatif lain. Segala kondisi diciptakan tanpa menghadirkan orang tersebut. 

Sesungguhnya itu bukan keadaan dimana kamu sudah menganggapnya bukan ‘siapa-siapa’. Kamu sedang bermetamorfosa menjadi ikhlas. Memang terasa aneh. Kadang kamu merasa kesepian. Kadang juga merasa sendiri atau bahkan ingin menyendiri. Tapi tenang saja, itu hanya proses. Tidak akan selamanya seperti itu. Yang namanya metamorfosa memang selalu terasa ‘menyakitkan’. Tapi sabar untuk sesuatu yang lebih baik itu indah bukan?

Koma. Anggap saja keadaan ini sedang memberikan kamu jeda untuk menghela napas. Untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk dirimu sendiri dan juga orang lain. Untuk lebih bisa mengenal dunia tidak hanya dari sisi kamu dan dia. Untuk belajar melihat segala sesuatu dari sisi yang tak kasat mata. Kadang kita harus memejamkan mata untuk dapat mendengar bisikan angin.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semua orang tidak dilahirkan untuk menjadi orang hebat.
Menjadi orang hebat itu pilihan.
Dan tidak semua orang memilih untuk menjadi orang hebat.
Sebagian dari mereka memlilih untuk ‘menghebatkan’ orang lain.
Menjadi orang yang ‘menghebatkan’ orang lain, menjadikan orang lain hebat, tentu saja lebih hebat daripada orang hebat.
Menjadi orang yang ‘menghebatkan’ orang lain, mengakui kehebatan orang lain, lebih hebat dari dua orang sebelumnya.
Karena tidak semua orang dapat tumbuh menjadi orang yang mampu mengapresiasi pencapaian orang lain.
Lebih banyak orang yang senang mencemooh dan menganggap itu hanyalah hal biasa.
Sedang ia bahkan tidak mampu menghasilkan yang lebih biasa dari hal biasa itu.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Terkadang kita harus belajar dari anak-anak,
Mereka selalu lebih pintar mengambil hikmah.
Orang dewasa selalu mengeluh bila hujan turun.
Acara batal atau pertemuan yang berantakan.
Namun anak-anak selalu dengan sabar dan riang,
Menanti pelangi datang.

Terkadang kita harus belajar dari anak-anak,
Mereka selalu lebih pintar mengartikan persahabatan.
Orang dewasa  selalu memelihara dendam.
Semantara anak-anak lebih mudah memaafkan.

Terkadang kita harus belajar dari anak-anak,
Mereka selalu lebih berani untuk bermimpi.
Orang dewasa selalu ragu untuk maju membuat keputusan.
Berbeda dengan anak-anak yang selalu menganggap semuanya lebih  mudah untuk dicapai.

Terkadang kita harus belajar anak-anak
Mereka selalu lebih pandai bersyukur.
Orang dewasa kerap menggerutu ketika ia hanya mendapatkan setengah dari rencana.
Tapi anak-anak selalu menyambut setiap rizki tanpa lupa mengucapkan terima kasih.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

Widya P Suharman

Melankolis-Plegmatis
Ibu dari satu anak kandung dan Ibu dari puluhan siswa

Popular Posts

  • Membuat Surat Keterangan (Suket) Sehat Jasmani dan Rohani Serta SKBN di RSUD Cibabat
    Saat melamar pekerjaan atau mendaftar sekolah (biasanya kedinasan), ada instansi yang mensyaratkan surat keterangan (suket) sehat jasmani ...
  • Penghambat Seleksi CPNS
    Sekali lagi ya, jadi PNS itu bukan cita-cita semua orang. Bukan juga cara cepat biar kaya karena penghasilannya biasa saja. Masih banyak pe...
  • Dua Manusia Yang Salah Sangka
    “Nikah deh, nanti bakal tahu rasanya gimana.” Seolah tidak     merasakan bagaimana sumpeknya jadi jomblo yang tiap lebaran ditanya...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 3 - SKB) #2019goestoASN
    Ada empat orang yang nilainya melampaui  passing grade  SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA ...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 4 - Pemberkasan) #2019goestoASN
    Sebulan lebih menunggu pengumuman hasil integrasi SKD-SKB yang menjadi penentu kelulusan seleksi CPNS (tentang proses SKB 👉 bisa buka ini...
  • Share Pengalaman Seleksi CPNS Guru Kimia DKI (Part 2 - SKD) #2019goestoASN
    Setelah kemarin nulis tentang bagaimana mencari formasi yang sesuai dengan latar pendidikan sampai dengan tahapan seleksi administrasi (kl...
  • Seangker Itukah Anker ??
    Sebetulnya bukan pertama kali saya pake moda transportasi commuter line alias KRL yang menjadi sangat berjasa bagi kaum komutasi. Gara-ga...
  • Malu Bertanya, Motor Tertahan, Uang Melayang, Pengalaman
    Kejadian ini hanya dilakukan oleh profesional. Jangan ditiru jika ada anda belum cukup sabar. *padahal kayanya banyak yang ngalamin lebih ...
  • Sepuluh Hari Pertama Jadi Istri
    Pekan lalu, tepatnya Minggu 1 Juli 2018 saya melepas lajang 💑. Ada sedikit penyesalan ... kenapa ga dari dulu 😅. Tapi, tetap aja masih ad...
  • Jangan Asal Speak Up
    Peran manusia sebagai makhluk sosial menuntut kita untuk bisa berkomunikasi secara sosial, entah lewat tulisan atau yang lebih seringkali k...

Blog Archive

  • ▼  2022 (1)
    • ▼  September 2022 (1)
      • Menyusun LK 3.1 Best Practice (PPG Dalam Jabatan 2...
  • ►  2019 (10)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ►  2018 (16)
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (5)
    • ►  February 2018 (4)
    • ►  January 2018 (3)
  • ►  2017 (4)
    • ►  September 2017 (1)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (1)
    • ►  July 2016 (3)
    • ►  June 2016 (1)
    • ►  April 2016 (4)
  • ►  2015 (2)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  March 2015 (1)
  • ►  2014 (8)
    • ►  August 2014 (2)
    • ►  July 2014 (1)
    • ►  June 2014 (2)
    • ►  April 2014 (1)
    • ►  January 2014 (2)
  • ►  2013 (26)
    • ►  December 2013 (4)
    • ►  November 2013 (5)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  September 2013 (1)
    • ►  August 2013 (3)
    • ►  June 2013 (2)
    • ►  April 2013 (1)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (2)
    • ►  January 2013 (3)
  • ►  2012 (22)
    • ►  December 2012 (1)
    • ►  November 2012 (1)
    • ►  October 2012 (1)
    • ►  September 2012 (2)
    • ►  August 2012 (3)
    • ►  July 2012 (5)
    • ►  June 2012 (9)
  • ►  2010 (2)
    • ►  April 2010 (2)

Categories

  • cerita guru (1)
  • cerita PPL (1)
  • corat-coret (37)
  • kuliah (2)
  • meluangkan waktu (3)
  • nyastra (2)
  • opini (36)
  • perjalanan (6)
  • The Journey of Emak-emak (9)

Created with by ThemeXpose . Distributed by Weblyb