Solat Dhuha, Bukan Cuma Buat yang Miskin

by - July 31, 2012


Ehemm, cek.cek. Berasa aneh mau nulis tentang agama. Hehehe. Tapi seperti slogan hidup adalah proses, maka begitu pula dengan mengenal agama. Kalau itu proses itu mengarah pada perubahan kebaikan, maka ga perlu takut atau malu buat diketawain kan.

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”

Yang sering mendirikan solat sunat di pagi hari pasti udah akrab sama doa di atas. Atau malah ga tahu kalau itu arti doa setelah solat duha?

Yang pasti dilihat dari artinya, solat itu lebih identik sama yang namanya minta rezeki. Lucunya salah ada salah satu orang (sengaja disembunyikan identitasnya) sering nolak kalau dijak solat dhuha. Waktu pertama diajak, ekspresi mukanya malah kaget. Mungkin kaget ada orang begajulan yang ngajakin amalan sunat. Untuk beberapa kali diajak (dan selalu nolak), dia nolak sambil ketawa dan berseloroh ‘ihh aku kan ga miskin’. ????

Sekarang pikiran saya yang jadi kaget. Lebih kaget dari muka dia waktu diajak solat dhuha pertama kali mungkin ya. Memang apa salahnya dengan solat dhuha? Apa karena dari arti doanya, solat dhuha itu hanya untuk orang miskin? Meskipun tanpa tahu fakta berapa jumlah orang kaya yang muslim, saya yakin banyak diantara mereka yang masih jadi pelanggan solat dhuha.

Untuk kedua kalinya pake kata meskipun, saya ga tahu dalilnya apa, saya punya pandangan lain tentang rezeki. Bagi saya rezeki itu bukan hanya sekedar materi yang konkrit. Nilai bagus, perlakuan baik, kemudahan, itu juga rezeki bagi saya. Kalau rezeki hanya diartikan sempit, maka akan sulit seseorang untuk bersyukur.

Kalau kita artikan solat tobat adalah solat pengampunan maaf. Maka apakah kita hanya melaksanakannya setelah kita merasa melakukan kesalahan? Bagaimana dengan dosa-dosa yang tidak sengaja? Begitupun dengan solat dhuha bukan? (pasti ada yang jawab dalam hati atau teriak bukaaaan)

Tulisan ini bukan buat nyindir seseorang. Cerita tentang seseorang juga fiktif ko. Hehe. Tapi tidak menutup kemungkinan ada orang dengan pikiran seperti itu. Bukan juga berniat menceramahi. Duhh siapa saya. Hanya sekedar share bagi para pecinta solat dhuha dan yang belum mencintainya. 

You May Also Like

0 comments