Ngelamun Yuuuk !!!

by - August 05, 2012

Dilihat sekilas ngelamun memang suatu kegiatan yang tidak bermanfaat. Daripada ngelamun mending langsung berbuat. Tapi tidak semua orang memiliki kemampuan untuk bertindak. Sebagian dari mereka diberi anugerah sebagai seorang pemikir (mungkin). Jadi jangan berprasangka buruk dulu sama orang yang tidak suka terjun langsung ya.

Ngelamun bisa diperbolehkan selama hasil lamunan itu menghasilkan karya untuk orang lain atau setidaknya mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri. Misalnya di angkot atau kendaraan umum lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Kebanyakan orang Indonesia, tidak seperti orang Jepang yang banyak menghabiskan waktunya buat baca. Kebanyakan dari kita malah ngelamun bukan. Jadi kalau ternyata kita terbawa arus buat sama-sama ngelamun, arahkan lamunan itu menjadi sesuatu yang positif. Bisa ngelamunin masalah yang lagi kita hadapi. Siap tahu jadi nemuin solusi. Atau ngelamunin kebesaran Allah yang kita temui selama perjalanan. Bisa jadi tafakur tuh. (salah ga sih? Bodo amat lah. haha)


Izin nyeleneh dari tema, mengutip dari pembicaraan Kang Ridwan Kamil (ada yang belum kenal? Segera searching di Google yaa) di acara I Love Bandung, Solusi Kamil yang disiarkan salah satu stasiun tv lokal, mengungkapkan bahwa pemuda itu bisa menjadi insan yang kreatif karena mereka memiliki tiga hal. Sehat, berpendidikan, dan idealis.  Dan ketiga hal itu cukup menjadi modal untuk membuat suatu perubahan besar. Apalagi jika dihubungkan dengan peran mahasiswa sebagai agent of change. Masih menurut beliau, karena dari sebuah ide bisa saja melahirkan sebuah komunitas dan berujung pada terciptanya budaya. Jadi jika ada seratus masalah di Indonesia, siapkan saja seratus pemuda yang mampu berpikir kreatif, maka keseratus masalah itu tidak akan lagi menjadi masalah.

Apa hubungannya sama ngelamun? Ya banyak. Salah satunya mungkin salah satu dari lamuners ternyata ngelamunin satu masalah di Indonesia dan berhasil pula ngelamunin solusinya. Itu mah namanya mikir. Ehh jangan salah, ngelamun juga tahap awal dari berpikir. Bukankah gaya gravitasi juga terungkap dari hasil ‘lamunan’ seseorang tentang apel jatuh?

Tapi yang harus diingat, ngelamun itu harus dibarengi sama ilmunya. Maksudnya bukan ilmu ngelamun. Tapi jangan sampai kita terus-terusan ngelamun tanpa mencari tahu ilmu untuk memecahkan masalah yang dilamunin. Selama ngelamum itu menjadi media kita buat terus berkarya, kenapa enggak lebih diperbanyak. Haha. Sastrawan juga banyak nyari inspirasi dari ngelamun dulu. Banyak ngelamun ga masalah, asal barengi juga dengan membaca. Bukan hanya membaca ayat-ayat yang tersurat, tapi juga lewat tulisanNya di alam sekitar kita.

You May Also Like

0 comments