Menjadi PNS
bukan impian semua orang. Tapi sebagian besar orang tua (meski diam-diam)
menginginkan anaknya jadi PNS. Saya bilang sebagian besar ya. Karena masih ada
sebagian besar lagi yang berpikiran terbuka dan percaya bahwa rejeki itu tidak
melulu dari PNS. Apalagi yang menginginkan kemajuan ekonomi yang pesat. Pekerjaan
sebagai abdi negara ini tidak menjanjikan kekayaan yang berlimpah. Tapi entah
kenapa sebagian besar orang tua itu masih saja mengagungkan PNS. Orang tua
saya? Biasa saja. Walau kalau ada rekrutmen, tetap menyarankan ikut.
Tahun kemarin
cukup jadi sejarah buat saya. Walau coba-coba (tapi ngarep juga) Alhamdulillah
saya lulus Seleksi CPNS untuk instansi DKI Jakarta formasi guru Kimia dengan
lokasi di salah satu SMA di daerah Jakarta Selatan, Bintaro. Saya mau berbagi
sedikit pengalaman saya mulai dari persiapan administrasi sampai dengan proses
pemberkasan. Barangkali ada yang nyasar atau sengaja ke blog ini buat tahu
bagaimana proses saya mengikuti seleksi sampai akhirnya #2019goestoASN. Mengingat
tahun ini juga katanya bakal dibuka lagi rekrutmen CPNS.
Sebetulnya
tahapan seleksi CPNS itu cuma dibagi jadi tiga bagian besar, yaitu :
- Seleksi Admnistrasi
- Seleksi Kompetensi Dasar (SKD)
- Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)
- Cari informasi sejak awal
PNS dan PPPK tuh apa? Sekilas aja ya. Jadi ASN (Aparatur Sipil
Negara) itu terbagi menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Perbedaannya apa? sila googling sendiri ya. Hehe.
- Siapkan berkas administrasi
Berkas yang dibutuhkan biasanya ga jauh dari KTP, KK, Ijazah, Transkrip Nilai, Foto (berlatar merah), sertifikat akreditasi jurusan dan PT sesuai tahun lulus. Softfile atau hardfile? Siapkan keduanya. Karena instansi berbeda-beda dalam melakukan tahapan adminitrasi.
Darimana bisa mendapatkan sertifikat akreditasi? Beberapa PT menyediakan filenya di web masing-masing. Tapi kalau ga ada, ya berarti kudu minta ke kampus ya. Legalisir atau ga usah? Pengalaman saya ga perlu. Kadang saya ngerasa lucu aja kalau ada orang yang legalisasi sertifikat akreditasi ke kampus, maksudnya ditandatangani sama pejabat kampus. Setahu saya CMIIW ya, legalisasi itu dilakukan oleh lembaga yang mengeluarkan dokumen tersebut. Jadi kalau sertifikat akreditasi itu dikeluarkan oleh BAN-PT, masa yang melegalisasinya malah kampus yang diakreditasi? Jadi kalau mau legalisasi kemana? Yap, ke BAN-PT di Jakarta. Beberapa orang dulu sempet heboh riweuh ke BAN-PT buat legalisasi, tapi alhamdulillahnya ga perlu karena saya juga ga legalisasi.
Dan yang perlu ditekankan lagi adalah sesuai tahun lulus. Bukan yang terbaru ya. Jadi kalau saya lulus di bulan Oktober 2014, maka minta sertifikat akreditasi yang rentangnya masuk di waktu lulus. Misal periode 2012 - 2017.
Dan yang perlu ditekankan lagi adalah sesuai tahun lulus. Bukan yang terbaru ya. Jadi kalau saya lulus di bulan Oktober 2014, maka minta sertifikat akreditasi yang rentangnya masuk di waktu lulus. Misal periode 2012 - 2017.
- Cari formasi dan instansi yang sesuai dengan pendidikan
Atau bisa juga cari di kementerian yang sekiranya membuka formasi.
Misal untuk formasi guru bisa juga cari di Kementerian Agama atau Kementerian
lain yang menaungi sekolah (biasanya SMK), seperti Kementerian Perindustrian.
Biasanya setiap instansi itu juga memiliki persyaratan yang beragam. Mulai dari pendidikan sampai ke berkas yang dibutuhkan.
Formasi guru
Kimia di Kementerian Agama memperbolehkan lulusan S-1 Pendidikan Kimia atau S-1
Kimia (Non-kependidikan), sementara DKI
Jakarta hanya memperbolehkan dari lulusan S-1 Pendidikan Kimia. Jadi perlu
teliti juga hal kaya gini.
Jangan sampai coba-coba melamar formasi yang tidak sesuai dengan pendidikan. Karena ada kasus pembatalan kelulusan PNS karena ketidaksesuaian pendidikan.
Dan pengumuman pembatalannya di akhir tahapan
setelah pemberkasan lho. Lebih nyesek kan? Ko bisa setelah melalui semua
tahapan seleksi jadi batal kelulusannya? Hmm entah deh, intinya cari aman
dengan mencari formasi yang sesuai saja ya.
- Daftar di web SSCN, pilih formasi dan instansi, dan upload berkas
Setelah log in ke akun kita, kita diminta mengisi data diri kaya
alamat dan pendidikan kita. Dari web ini juga bisa menampilkan
formasi yang sesuai dengan pendidikan kita dari berbagai instansi mulai ujung
Sabang sampai Merauke. Tapi, biasanya web masing-masing instansi lebih duluan
update. Jadi jangan heran ketika kita incer formasi di salah satu instansi tapi
di web ini ga muncul. Karena memang butuh waktu juga buat web ini melakukan updating seluruh
formasi dari sekian banyak instansi yang membuka rekrutmen. Setelah inceran
kita fix lakukan pilih formasi dan upload berkas sesuai dengan yang diminta
instansi.
Pengalaman kemarin melamar di DKI berkas yang rada mahiwal (nyeleneh) karena instansi lain ga minta adalah sertifikat TOEFL dengan nilai tertentu di tahun ini.
Awalnya saya ragu mau masukin ke DKI karena syarat ini.
Kebetulan sertifikat TOEFLnya ada karena tahun sebelumnya saya juga ikut
Seleksi CPNS di Kementerian Perindustrian, skornya juga Alhamdulillah
melampaui, tapi sertifikat yang saya punya cuma prediction test dan bukan dikeluarkan dari Balai Bahasa gitu, cuma
dari lembaga kursus. Tapi yaa bismillah saja dan alhamdulillahnya masih lolos
ternyata dan ketika pemberkasan pun malah ga ditanyain lagi.
Saya pilih formasi H-1 batas akhir pendaftaran. Sengaja. Strateginya pengen lihat dulu lokasi mana yang sekiranya sepi pelamar. Nyatanya? Ketika pengumuman hasil seleksi administrasi jutsru lokasi yang saya lamar jadi lokasi yang laris pendaftar. Hiks.
Jadi intinya mungkin semua orang
menerapkan strategi yang sama dan akhirnya kami semua mendaftar di
lokasi yang kami kira sepi pendaftar. Saran saya kalau tidak ada pertimbangan
lain misal jarak dari rumah dsb alias asal random
pilih kaya saya, ga perlu nunggu sampai hari akhir deh. Bismillah saja dan
serahkan semua sama Allah. Yakin saja rejeki sudah ada yang mengatur.
Yang bikin bingung lagi dari CPNS DKI adalah tentang screenshot profil mahasiswa dari forlap dikti. Jadi, kita juga diharuskan mengunggah (untuk DKI prosesnya hanya upload berkas, ada beberapa instansi yang menharuskan kirim berkas fisik ya) bukti bahwa kita benar terdaftar sebagai mahasiswa di PT tersebut. Nahh, masalahnya mungkin karena banyak yang akses, servernya entah down entah gimana jadi susah diakses. Tapi, alhamdulillahnya lagi, menjelang akhir pendaftaran, BKD DKI mengubah peraturan yang tidak mengharuskan unggah dokumen ini. Makanya update terus di web instansi selama proses seleksi penting banget.
Yang bikin bingung lagi dari CPNS DKI adalah tentang screenshot profil mahasiswa dari forlap dikti. Jadi, kita juga diharuskan mengunggah (untuk DKI prosesnya hanya upload berkas, ada beberapa instansi yang menharuskan kirim berkas fisik ya) bukti bahwa kita benar terdaftar sebagai mahasiswa di PT tersebut. Nahh, masalahnya mungkin karena banyak yang akses, servernya entah down entah gimana jadi susah diakses. Tapi, alhamdulillahnya lagi, menjelang akhir pendaftaran, BKD DKI mengubah peraturan yang tidak mengharuskan unggah dokumen ini. Makanya update terus di web instansi selama proses seleksi penting banget.
Nah, sampai sini kita sudah melakukan tahapan Seleksi
Administrasi
- Tunggu hasil seleksi administrasi sambil persiapan SKD
Sambil nunggu pengumuman, siapa tahu lulus seleksi administrasi,
persiapkan untuk seleksi berikutnya, SKD.
SKD itu apa? Kriteria nilainya gimana? Gimana tesnya? Apa aja yang perlu dipelajari? Lanjutannya saya tulis di tulisan berikutnya ya. 😊 (klik part 2)