Ada empat orang yang nilainya
melampaui passing grade SKD, tapi yang lolos ke SKB maksimal 3 X
formasi. Karena formasi Guru Kimia di SMA yang saya lamar hanya satu, jadi total ada tiga
orang yang akan mengikuti SKB termasuk saya. Yeayyy, senang karena mikirnya (saat itu) kalau ga lulus pun, setidaknya punya pengalaman pernah
menjalani tes SKB.
Dari hasil SKD kita bisa tahu nilai peserta lain |
Apa yang harus dipersiapkan untuk SKB ??
Jarak dari
pengumuman hasil SKD menuju tes SKB hanya beberapa hari saja. Diumumkan hari
Sabtu pagi, tes SKB diadakan hari Senin-Kamis. Jadi lumayan mepet (lagi). Hal kaya gini entah hanya terjadi di Pemprov
DKI atau instansi lain. Soalnya teman yang daftar di Kemenag punya jarak waktu
seminggu menuju tes SKB. Alhamdulillah-nya saya kebagian tes hari Rabu.
Seingat saya Pansel tidak memberikan kisi-kisi khusus untuk SKB ini. Yang bisa kita lakukan hanya menganalisis berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Sedikit berbeda untuk tahun ini dimana SKB CPNS Pemda hanya boleh dilakukan dengan sistem CAT, sedangkan untuk kementerian atau lembaga diperbolehkan mengadakan tes lain seperti tes praktik kerja atau wawancara selain tetap juga menggunakan sistem CAT. Karena saya ikut Pemda (Provinsi DKI Jakarta), berarti saya hanya perlu mempersiapkan untuk tes CAT (lagi).
Berdasarkan hasil
surfing dunia maya, untuk formasi
guru, tes yang diberikan katanya seperti tes Ujian PPG, ada juga yang bilang
mirip UKG. Yaa yang bisa saya lakukan hanya cari-cari bahan dari ujian-ujian
tersebut. Salah satunya baca dari blog 👉 (sila klik linknya). Lantas berguna
ga sih bahan belajarnya?
Soal SKB ??
Masih dengan dresscode yang sama, (karena sampai
tahapan pemberkasan pun dresscode-nya
masih sama ya) tes kali ini saya dapat sesi 3 dengan waktu tes 12.30-14.00.
Beda sama SKD yang dapat sesi pagi, tes yang ini berasa lebih berat karena
konsentrasi sudah mulai turun di siang hari. Ditambah lagi beban mental karena
ternyata punya saingan.
Kalau
berdasarkan UU, kompetensi guru itu terbagi menjadi kompetensi pedagodik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Tapi untuk tes SKB guru kimia ini
sepertinya hanya dibagi dua kategori saja. 50 soal tentang kompetensi
pedagodik, kepribadian, dan sosial. Sisanya tentang materi kimia.
Di bagian awal tentang tiga kompetensi itu (saya ga begitu inget jelas) kayanya dominan di kompetensi pedagogik dan kebanyakan soal tentang PTK (Penelitian Tindakan Kelas).
Sementara buat materi kimianya tinggal pelajari saja soal-soal UN dan soal SBMPTN. Angkanya juga cantik alias masih kelipatan-kelipatan yang bikin enak ngitungnya.Kocaknya beberapa hari sebelum tes saya bikin soal Penilaian Harian (ulangan) buat siswa yang saya ajar yang saya ambil dari soal UN. Ehh ternyata keluar dan soalnya sama persis. Lumayan. Mana soal hitungan walau rumusnya gampang tapi banyak angkanya. Jadi ga perlu ngitung karena saya masih ingat jawabannya.
Bagian yang bikin mules di materi kimia adalah tentang biokimia. Pengen nangis saya baca soal tentang enzim dan asam amino yang sama sekali saya ga tahu.Karena sifatnya yang hafalan itu yang akhirnya bikin ga bisa ngapa-ngapain kalau emang ga tahu. Jadi yowes asal klik wae. Sekali lagi, jangan meninggalkan soal kosong ya karena ga ada sistem minus.
Poin untuk soal yang benar masing-masing lima dengan jumlah soal 100.Dan saat selesai skor saya hanya 295. Pasrah saja walau di luar suami tetap menyambut dengan senyuman 😬.
Kapan pengumuman hasil akhir keluar ??
Ini yang biking galau. Hasil dari dua tes (SKD dan SKB) diintegrasikan langsung oleh BKN. Jadi kebayang dengan ratusan instansi dan ratusan ribu orang yang ikut tes diolah oleh mereka semua. Kita harus nunggu antrian kapan instansi kita selesai menjalani proses di BKN ini.Rajin pantengin media sosial terutama twitternya BKN aja, karena di samping BKD DKI ga punya medsos, medsos DKI ga pernah sama sekali singgung proses seleksi CPNS.Sementara instansi lain sudah melakukan pemberkasan, DKI Jakarta masih betah di BKN. Yaa, tinggal tawakal saja jangan terlalu berambisi takut kecewa, itung-itung ikut undian dan dapat pengalaman jalan-jalan. Dulu gitu aja mikirnya.
Dan sekadar saran (ala-ala people jaman now), segala surat yang kita prediksi akan diperlukan saat pemberkasan semacam Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani, Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN), dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sila urus setelah mendapat pengumuman final. Tapi kalau mau nyicil legalisir ijazah mulai dari SD sampai dengan pendidikan terakhir boleh.
Karena
berdasarkan pengalaman, ada dua alasan kenapa lebih baik dipersiapkan nanti
saja.
- Waktu itu saya mendatangi RSUD Ciawi karena suami menyarankan untuk membuat Surat Keterangan Sehat Jasmani, Rohani, dan SKBN. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, khawatir jarak pengumuman ke pemberkasan mepet. Tapi dengan sangat baik hati perawat di sana menjelaskan rincian harga pembuatan surat-surat tersebut yang mencapai satu juta sekian (yang bagi saya besar dan sayang kalau ternyata ga lolos) dan menyarankan membuat nanti saja kalau sudah ada pengumuman final. Kita juga sempat rada keukeuh khawatir waktunya mepet, tapi perawat ini meyakinkan kalau biasanya Pansel akan memberi waktu yang cukup. Oke akhirnya kita pulang dan akhirnya saya juga ga bikin disini dan menemukan RS yang lebih murah.
- Berhubung akhir Desember itu saya liburan ke rumah orang tua, saya juga sekalian buat SKCK (karena KTP saya masih Cimahi dan setahu saya pembuatan SKCK masih harus sesuai alamat KTP walau sempet baca juga ada beberapa Polres yang sudah memiliki sistem integrasi, jadi kita bisa buat SKCK di Polres terdekat sesuai domisili). Waktu itu SKCK saya keluar per tanggal 26 Desember 2018. Dan who knows ternyata setelah pengumuman final keluar di bulan Januari 2019, SKCK yang diperlukan harus dikeluarkan di bulan Januari 2019. Jadi sia-sia 😅.
Apa waktunya
cukup? Memang cukup mepet 😅, tapi kalau berusaha pasti cukup. Dan kalau saya
boleh meringankan hati agar tidak terlalu tegang dengan pemberkasan ini adalah …
slow aja karena biasanya (pengalaman pemberkasan kemarin) BKD memberikan waktu
lagi untuk melengkapi berkas yang masih salah atau belum lengkap dengan tenggat
waktunya sekitar seminggu setelah pemberkasan.
Insyaallah nanti
saya juga akan share pengalaman pemberkasan yang ternyata ga seseram yang diduga. (👉 Part 4 (end) tentang pemberkasan)