Minggu Tenang ???

by - January 04, 2013

                Hmm, entah gimana dan apa tujuannya kampus saya memberlakukan sistem libur yang agak aneh. Jadi kita libur sebelum ujian akhir semester yang disebut sebagai minggu tenang. Meskipun sampe sekarang masih bingung dimana letak ketenangan dari liburan saat hati masih dag-dig-duer menanti uas yang sedang digarap para dosen di rumah masing-masing. (atau mungkin di kampus, atau mungkin ngetik disela-sela liburannya juga)
                Jadi saat yang lain sedang menikmati kebebasan, melepas status mahasiswanya dan sejenak menggantinya dengan ‘koper dan ransel’. Kita (red. Mahasiswa universitas negeri di kawasan yang religius karena deket mesjid aa gym kali ya) diceritakan sedang sibuk sesuai dengan kebiasaan masing-masing. Ada yang mengurung diri kamar, dengan tenang membaca buku, mengutak-ngatik rumus, menghafal definisi, membuka kembali catatan, dan kegiatan semacamnya. Ada pula yang nongkrong di perpustakaan, memanfaatkan fasilitas wi-fi untuk download e-book dan file sejenisnya yang membantu mereka dalam memahami pelajaran. Ada pula yang dengan sengaja mengajak teman untuk belajar bersama karena alasannya sih ga bisa belajar sendiri (entah modus mau pdkt)
                kita lihat kenyataannya...
                Di kamar..
Nonton film? Namatin game? Telpon-telponan? Mantengin jejaring sosial? -_______-“
                Di perpustakaan ..
Download film? Download game? Skype-an? -_________-“
                Sama temen ..
Maen? Nonton? Makan? -______-“
              Ohh, para penentu kebijakan kampus. Kalau saya boleh usul, kenapa sistemnya begini? Masa selama bertahun-tahuan ga pada nyadar juga dari ribuan mahasiswanya,kayanya tidak sampai seratus dari mereka yang memanfaatkan minggu tenang itu buat belajar. Dan saya juga bukan salah satu dari seratus orang itu.
                Enggak tahu salah siapa. Yang jelas, masih suka iri, pada saat yang lain bilang “asyik, liburan !!” Dan kemudian mereka tanya “kamu kapan liburan?” Dengan ekspresi datar saya jawab “ga tahu”. Karena setelah uas pun kita enggak punya waktu buat bener-bener libur. Ngurus frs lah, minta bimbingan dosen lah, ngejar-ngejar kajur buat minta tandatangan lah. (sampe sekarang masih enggak ngerti juga kenapa itu tandatangan kajur atau orang penting lainnya dicetak dan dibikin cap aja.)
              Kalau dihitung-hitung, sebenarnya waktu libur kita hampir sama aja kaya univ lain. Sekitar satu bulan. Tapi karena sistem yang dipotong-potong itu jadi berasa enggak liburan. Kenapa univ itu liburnya enggak bareng aja kaya jaman sekolah. Enak kan. Dari mulai sekolah mahal sampai sekolah di bantarang sungai liburnya bareng. Kalau gitu kan enak, Cinderella sama Pangeran bisa liburan bareng. Nah ini, yang pacaran beda universitas kan susah. Yang satu ngerencanain liburan, yang satu galau karena mau UAS. Hiyaaaaaaa.

You May Also Like

0 comments