Move On??

by - January 05, 2013

Pernah suka sama orang dan susa lupa a.k.a susah move on?  hashtag galau. Mau bercuap-cuap bukan tentang susah move on-nya. Tapi tentang akibat yang ditimbulkannya. Tidak menyebabkan mulas-mulas seperti abis makan Keripik Ma I*ih level tinggi. Apalagi menyebabkan kantuk seperti obat flu.

Pernah ketemu sama orang yang mengingatkanmu sama orang yang susah di-move on-in? Terus ngedeketin dia dengan harapan dia akan dapat menggantikan ‘seseorang’ itu dan sejenak menemani kesendirian dan kesepianmu akan kehadiran perasaan dag-dig-dug saat menanti balasan SMSnya atau berbinar ketika mengangkat telepon darinya.

Itu bukan move on man.

Gara-gara baca blog tetangga (yang saya ikuti juga). Jadi rada kesentil gara-gara ungkapan dia tentang ‘tumbal’. Agak sadis bin kasar sih. Entah dia ternyata jelmaan penyihir jahat, Si Sirik di cerita Oki dan Nirmala atau jangan-jangan Mak Lampir di film Misteri Gunung Merapi. Hehe. Bukan deng. Dia ‘pure’ manusia (insyaallah) dan sahabat saya sebenarnya. Cuma emang ceplas-ceplos dan kaya toa aja. Tapi dibalik kebrutalan dia, hatinya tetep rapuh dan mudah retak juga.
            
Ceritanya rada kesentil juga sama uangkapan yang satu itu. Entah dia pernah ngalamin pengalaman yang sama atau gimana, yang jelas saya berasa kesindir.
                
Ga pernah kepikir sebelumnya apa akibat dari ‘main-main’ di zona berbahaya menyangkut perasaan orang. Terus sekarang tiba-tiba jadi kepikiran. Gimana kalau orang yang dideketin itu ternyata cinta tulus sama kita sementara kita masih menyimpan harapan untuk orang lain. Oke lah ternyata kita juga suka. Dan jadian lah. Tapi ketika orang yang kita puja-puja setengah dewa itu datang lagi, masih bisa jamin setia?
                
Itu sama jahatnya dari orang yang kita kagumi itu. Kalau dipikir-pikir harusnya kita marah dan berontak saat mengagumi seseorang secara berlebihan. Apalagi kalau perasaan itu Cuma bikin kita jadi cengeng (red.gampang nangis tiap denger lagu galau). Sementara kita sibuk sama perasaan sendiri, dan membiarkan diri kita kita ga berkembang. Susah buat buka mata bahwa kehidupan di luar sana yang penuh dengan tantangan dan petualangan menanti kita. (alah, apa sih ini)
               
Intinya, sadari lah kalau diri kita cantik. Diciptakan istimewa. Patut dikagumi. Bukan hanya untuk mengagumi. Kalau hanya karena kita tidak dapat membuat kagum satu orang, bukan berarti kita tidak mampu membuat dunia kagum akan diri kita. Bangun dan coba melihat dunia dengan kacamata yang berbeda (kacamata kuda mungkin).
                  
Tentang ‘tumbal’ itu, gimana ya?

Mending jangan dulu memutuskan untuk dekat dan suka dengan orang lain sebelum kita bener-bener mampu ga girang kalau nerima SMS dari ‘seseorang’ itu. Bener-bener mampu ga nengok tiap denger namanya. Bener-bener mampu ga nyembunyiin fotonya di balik fotomu  bersama sahabatmu di dompet. Bener-bener ga nangis setelah tau dia punya pacar ternyata (huwaaaaa).

You May Also Like

0 comments