IKhwan, Girlband, dan Gym (emang gak ada hubungannya kok)

by - November 18, 2013

Kenapa sih kegiatan mengomentari sesuatu itu begitu menyenangkan? Hahaha. Saya juga tidak tahu pasti. Yang jelas saya sudah pernah kena batunya gara-gara mengomentari salah satu teman. Tapi itu tidak membuat hobi saya itu jadi berhenti. Hehe. Saya juga tidak tahu pasti apa kegiatan saya  ini termasuk ghibah atau bukan. Dengan dalih tidak menyebutkan nama, saya mengambil kesimpulan sih tidak. Lagipula ketika saya mengomentari memang tidak menjurus pada seseorang tertentu saja. Biasanya saya menemukan fenomena itu pada beberapa orang atau situasi, dan barulah saya gabungkan dan sedikit ditambah dramatisasi. Atau saya melihat kejadian itu menimpa orang lewat alias orang yang tidak saya kenal. Tujuan saya pun bukan ingin melecehkan atau mencemarkan nama baik. Sekali lagi karena saya tidak pernah menyebutkan ‘nama’ orang tersebut. Kecuali bila memang ada orang yang merasa tersindir, ya itu sih balik ke diri orang itu. Mau disikapi seperti apa bila dikomentari. Apa mau marah, introspeksi, atau Cuma ketawa dan menganggap itu hanya sebagai sebuah lelucon. (lagi-lagi) prolog yang kepanjangan.

Tulisan ini berawal dari obrolan saya dengan adik saya di sela-sela menonton Astro Boy di hari Minggu. Memang tidak ada hubungannya dengan robot itu sih. Hanya sebagai latar waktu. Hihi. Diawali ketika saya dan adik saya ngobrol tentang ikhwan yang suka cipika-cipiki. Dulu saya pernah nulis juga tentang oknum ikhwan yang bikin saya ilfil itu. Berlanjut membayangkan dan melihat fenomena yang ada saat ini.

Yang ini tentang fenomena kaum pria (kisaran umur remaja sampai hampir dewasa) yang mengagumi girlband, khususnya girlband asal Indonesia yang personilnya satu desa. Tahu kan? Buat saya pria yang kagum sama artis wanita itu wajar. Tapi kalau sampai tidak absen di setiap penampilan idolanya itu sambil teriak “Oi oi oi” dan bawa apa sih namanya? Sticklight? Eh apa ya? Saya tidak tahu namanya. Itu lho yang mirip sedotan tapi bisa nyala. Sejujurnya saya akan langsung menolak bila tahu kalau suami saya ternyata ... salah satu dari mereka. Bukan karena saya cemburu. Alaahh, saya malah lebih rela kalau calon suami saya itu mengidolakan Anggun C Sasmi deh.

Yang satu lagi adalah hal yang bikin saya ifil di peringkat pertama. Aduhh, gimana bilangnya ya. Sebenarnya banyak perempuan suka dengan lelaki tipe seperti ini. Saya juga suka. Tapi tergantung bagaimana pria ini mendapatkan ‘itu’. Apa coba? Badan kekar. Jujur saya suka (banget malah). Melting deh kalau liat mereka lagi telanjang dada terus baru naik dari kolam renang. Makanya sekarang saya menghindari kolam renang umum. Selain memang saya lebih kesulitan berenang karena harus memakai kerudung dsb, pemandangan ini malah menambah deretan dosa saya. Meskipun ada juga beberapa wanita yang malah tidak menyukai atau malah risih sama cowok berbadan kekar. Tapi tahu apa yang buat saya ilfil? Gym. Tempat itu bisa jadi surga buat saya. Tapi saya langsung ilfil kalau tahu cowok kekar itu mendapatkan ke’kekar’annya hasil gym. Enggak tahu kenapa sih. Bagi saya cowok yang datang ke gym itu sama saja seperti cowok datang ke salon sambil bilang “Mba, akika mau spa bisa keles ya di sindang”. Ngebayanginnya aja saya udah merinding. Iya, saya tahu itu beda. Tapi memang ada hal yang tidak bisa dijelaskan logika. Ini hanya masalah selera. Buat saya kenapa sih cowok itu ga olahraga sendiri aja. Jogging kek. Berenang kek. Atau apa gitu yang bisa membentuk badan. Tapi tidak pake gym. 

Mengomentari orang lain juga tidak membuat saya merasa bahwa diri saya itu sempurna. Saya juga merasa ada beberapa kekurangan dalam diri saya yang membuat saya sendiri jadi ilfil. Salah satunya tahi lalat yang ada di pipi  ... kiri saya. Kata mantan pacar saya dulu sih, itu bikin saya jadi mirip Revalina S Temat. Hee. Dulu sih saya senyum-senyum aja. Menghargai kegombalan dia (maaf ya D*i). Meskipun dalam hati saya bilang “Duh, udah enggak sih menghibur. Saya ngerasa kok ini bikin saya tambah jelek”.

Yang lain lagi adalah susunan gigi saya yang berantakan. Yang membuat saya jadi kurang pede kalau ketawa dan enggak pernah ngeliatin gigi kalau difoto. Hoo.

Dan yang saya ingat lagi adalah tentang hobi saya tidur. Hanya beberapa orang mungkin yang mengetahui dan menyadari hobi saya ini. Kalau hari Senin tiba, pasti saya akan terlihat lesu dan selalu menguap di kampus. Beberapa teman pasti akan bertanya “Kenapa wid? Begadang ya?” Saya Cuma bisa “hehe”. Padahal bila itu terjadi adalah artinya kemungkinan besar saya tidak tidur siang pada hari Minggu. Haha. Mungkin ada satu orang yang menyadari hobi saya yang satu ini. Karena dia yang paling sering nelpon ke rumah lah, makanya dia tahu hobi saya itu. Teman SMA saya ini sampai menjuluki saya Hamtaro gara-gara kalau dia nelpon ke rumah, pasti orang rumah bilang saya sedang tidur. Haha.

Hal lain dari dampak hobi saya itu adalah saya jadi sering ketiduran di angkot. Meski sudah diwanti-wanti orang tua untuk tidak tidur di angkot, ya namanya juga ngantuk. Tetap saja ketiduran. Waktu ada iklan salah satu permen yang bikin baju kepompong, saya ketawa dan membersitkan ide untuk membuat baju serupa. Tapi sayangnya saya naik angkot, bukan naik bis yang bisa ngegantungin baju itu. Soalnya anda tahu bagaimana ekspresi anda ketika anda tertidur di angkot? Tidak tahu kan? Say juga begitu. Yang paling saya khawatirkan adalah apa mulut saya terbuka atau tertutup ketika tidur. Makanya sebisa mungkin saya akan mencari posisi seaman mungkin kalau mata saya sudah tidak bisa diajak kompromi di angkot.
Tapi .....

Bagaimana pun diri kita, yang jelas apa pun dalam diri kita itu yang membuat kita menjadi unik. Berbeda dengan yang lain. Lagipula ketika saya bertemu dengan pria dengan salah satu kriteria yang bikin saya ilfil itu, juga tidak akan membuat saya kemudian jadi menjauh dan tidak mau kenal. Dan semoga bila anda, yang membaca ini, merasa tersindir atau tersinggung, tidak memutuskan tali silaturahmi dan menjauh dari saya. Karena bagi saya itu lah anda. Dan begini lah saya. Kita tidak perlu mengubah diri kita supaya SEMUA ORANG menyukai. Karena hal itu tidak mungkin. Akan ada saja orang yang bersikap negatif terhadap kita. Itu lah dunia. Rasul aja yang begitu baik dan sempurna, tetap ada yang tidak menyukai. Karena saya yakin, berapa pun jumlah kekurangan yang anda miliki, pasti akan ada satu laki-laki atau perempuan yang akan memandang anda sebagai orang yang istimewa. Hmm, jodoh anda? Bukan. Maksud saya,ya, setidaknya bapak atau ibu anda. Haha.

You May Also Like

2 comments

  1. ke psikiater yuk, ngga nyambungnya beneran ngga nyambung ih haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. lahh emang dibilang ga ada hubungannya. wkwk

      Delete