Jaman selalu berubah. Ahh ungkapan yang basi. Namun justru
karena perubahan yang selalu terjadi itu membawa dampak pada semua aspek
kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Kurikulum yang kerap berubah (yang hampir
selalu berbarengan dengan pergantian kabinet) tentu membawa perubahan pada
sistem pendidikan. Dan salah satu hasilnya adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang mulai dipakai pada tahun 2006 (dan entah akan bertahan
hingga kapan, karena sekarang saja sedang ramai lagi mengenai pendidikan
karakter bangsa).
Pada kurikulum ini setiap guru yang akan masuk kelas dan
menyampaikan materinya pada jenjang kelas tertentu, harus menyusun rencana
kegiatan pembelajaran selama satu tahun ke depan (atau dibagi menjadi 2
semester). Rencana kegiatan pembelajaran ini meruapakn penjabaran dari
kurikulum yang telah dibuat pemerintah melalui Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. SK dan KD tersebut yang menjadi acuan seorang guru dalam
membuat indikator dan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan peserta didik di sekolah tersebut. Hal ini memiliki sisi positif
untuk guru karena guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
untuk diterapkan di sekolah tersebut, mengingat hanya guru yang terjun di
sekolah itu lah yang mengerti kondisi sekolah dan peserta didiknya, bukan
pemerintah. Sistem ini juga menjadi ajakan bagi guru untuk selalu berpikir
kreatif dalam merencanakan pembelajaran agar pada pelaksanaannya, siswa menjadi
semangat dan merasa senang belajar.
Pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran saya mendapat
tugas untuk menganalisis silabus yang telah dibuat oleh salah satu guru mata
pelajaran tersebut. Awalnya kami semua (saya dan teman satu kelas) mengira
silabus yang akan dianalisis adlah silabus mata pelajaran kimia, karena kami
(insyaallah) akan menjadi pendidik kimia. Namun ternyata sang dosen
menginginkan kami menjadi seorang calon pengembang kurikulum yang profesional,
yang mampu mengembangkan kurikulum mata pelajaran apapun. Meskipun agak aneh
karena kami bukanlah seorang mahasiswa jurusan Kurikulum, ya kami menurut saja
(sebagai mahasiswa). Akhirnya saya mengambil mata pelajaran geografi dengan
pertimbangan mata pelajaran ini ya cukup mudah saya mengerti dibanding mata
pelajaran lain.
Akhirnya dengan pinjam sana-sini (tetangga2 sih) buku sumber
sebagai rujukan saya berhasil menyelesaikannya dalam 1 hari 1 malam (tanpa
tidur) karena ada jarkom (kependekan dari jaringan komunikasi. Red : broadcast)
dari pak KM bahwa tugasnya harus dikumpulkan sebelum waktu yang telah
disepakati. Karena saya belum menyentuhnya sama sekali maka jadilah tugas itu
diselesaikan dengan sistem kebut-kebutan dikejar deadline yang tidak sesuai
deadline. Dampaknya saya drop. Suara habis (serak2 becek gitu) karena mau flu
terus keburu dikasih obat. Saya juga ga ngerti apa hubungannya. Itu Cuma analisis
ibu saya yang padahal suster aja bukan.
Kesimpulan dari tugas ini adalah baru tahap belajar aja udah
ngerasa mumet, gimana nanti bikin silabus dan RPP yang asli di kemudian hari. Tapi
saya senang dosen tersebut memberi kami tugas ini lebih dini. Karena ternyata
tahun sebelumnya tidak ada tugas ini di mata kuliah tersebut. Setidaknya kami
memiliki sedikit bayangan apa yang harus kami tulis dalam membuat silabus dan
RPP nanti
*note : RPP adalah pengembangan dari silabus yang juga merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang disusun untuk setiap pertemuan.
*note : RPP adalah pengembangan dari silabus yang juga merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang disusun untuk setiap pertemuan.