Belajar Teknologi Itu Bukan Perlu, Tapi Butuh
Jujur saja, saya bukan tipe orang yang sangat mengikuti
perkembangan teknologi. Bagi saya tahu itu sudah cukup. Boleh dibilang secara
kasar saya ini gaptek mungkin ya. Tapi setelah kejadian kemarin, setidaknya
banyak hikmah yang bisa saya ambil. Bukan hanya tentang belajar teknologi. Tapi
juga sikap waspada dan hati-hati.
Kemarin saya mendapat balasan pesan dari seorang teman di
jejaring sosial facebook. Pesan pertama berisi sebuah link yang entah akan
menuju kemana. Namun pesan kedua ia mengatakan “eh ko muncul link ini. punten
ya. (dilanjutkan dengan pesan yang ingin ia sampaikan yang tidak bisa saya
tuliskan disini. Hehe)”. Saya sedikit menaruh curiga, ini orang emang ga
sengaja copast link atau sengaja ingin saya membuka link itu. Alamat linknya
berawalkan www.facebook.com. Entahlah
waktu itu saya penasaran juga dan mungkin saya tipe orang yang sangat
berpikiran positif (atau justru malah mendekati mudah dibodohi). Saya pun tanpa
ragu membuka link itu. Saya lihat hanya page tentang berjudul “filter website
adult”. Ohh hanya itu. Saya pun tidak melanjutkan memainkan scroll mouse. Saya
meninggalkan halaman itu dan membalas pesan teman saya tersebut. Karena waktu itu
saya hendak ke kampus maka aktifitas facebookan saya hentikan.
Malam harinya saya pun membuka kembali facebook saya untuk
melihat apakah pesan saya sudah dibalas oleh teman saya tersebut atau belum.
Awalnya memang tidak terjadi apa-apa. Hanya saja seingat saya (kalau saya tidak
salah) sewaktu saya membuka halaman facebook pertama kali ada tampilan meminta
persetujuan untuk mendownload sesuatu. Padahal saya tidak merasa mendownload
sesuatu. Namun, lagi-lagi karena saya positive thinking yang mendekati bodoh,
saya pun tanpa ragu kembali menekan tombol ok tanpa tahu apa yang saya
download. Yang saya ingat bentuknya rar dengan nama picture.. (apa gitu saya
lupa). Dan keanehan pun mulai terjadi. Tiba-tiba teman saya mengirim pesan chat
“link apa ini?”. wowww, dan ketika saya lihat tanpa saya sadari saya telah
mengirim link persis seperti link saya terima dari teman saya waktu itu. Wahhh,
saya pun mulai memutar ingatan. Dan saya pun tertawa (sambil khawatir juga).
Sekitar setahun yang lalu saya juga pernah mendapat pesan link yang membuat
saya mengirim pesan chat tanpa saya sadari. Yaaa itu spam. Padahal dahulu saya juga sudah
diingatkan salah seorang teman untuk berhati-hati ketika membuka link yang kita
belum tahu kemana arahnya. Hahahahaha. Dua kali saya tertipu oleh hal yang
sama.
Kekacauan pun terjadi malam itu. Saya tidak dapat mengirim
posting apa pun kecuali link itu. Hihihi. Sangat membahyakan. Akhirnya saya
tutup facebook saya dengan harapan dapat meminimalisir penyebaran spam itu. Kan
kasian juga kalau yang lain sampai mendapat hal yang saya alami. Selain itu
mereka juga pasti akan menumpahkan kekesalannya ke saya.
Akhirnya saya berusaha mencari cara untuk membasmi virus
facebook itu. Googling, bulak-balik blog orang, membaca berbagai forum diskusi
online. Banyak yang menuliskan untuk mengganti password dan menonaktifkan semua
aplikasi yang kita gunakan di facebook. Saya pun mencobanya, dan hasilnya....
nihil. Saya masih mengirim pesan secara brutal link itu ke teman-teman saya
yang online saat itu, padahal saya sudah mengatur offline akun saya. Duhhh,
maaf ya untuk teman-teman yang sudah menjadi korban. Semoga mereka sudah
pintar, tidak seperti saya.
Hasil pencarian saya itu juga banyak yang mengungkapkan
bahwa berhati-hati pada link yang dapat membuat masalah pada perangkat yang
kita gunakan. Dan dapat ditebak itu virus. Wahhh, saya jadi tertawa lagi (tetap
diiringi rasa khawatir, yang ini lebih-lebih. Karena saya memikirkan nasib
laptop saya ini). Saya jadi ingat pada folder berbentuk rar yang tanpa sadar
saya download tadi. Tanpa pikir panjang apalagi membuka apa isinya, saya hapus
dan lakukan scanning sebisanya dengan anti virus yang ada. Meskipun banyak yang
merekomendasikan untuk memakai berbagai macam anti virus. Namun syukurnya virus
itu bisa ditangani. Meski saya tidak tahu apa sudah benar-benar terbasmi. Yang
jelas hingga saya memposting tulisan ini ke blog, laptop saya dalam keadaan
sehat walafiat dalam lindungan Allah swt. Hehehe
Beralih ke akun facebook yang masih bermasalah. karena saya
sudah jengah untuk mngutak-atiknya, saya pun putuskan untuk... menutup laptop
dan pergi tidur. Hehehe. Daripada pusing-pusing.
Esok harinya saya menceritakan kejadian seram semalam (hehe,
lebay) pada adik. Ia pun membuka kembali facebook saya dan ternyata dia sudah
sembuh sekarang. Lega jugaaaa meski akhirnya saya jadi mentertawakan kebodohan
saya sendiri.
Namun setelah kejadian itu saya mencoba merenung dan belajar
banyak.
Pertama, minggu ini saya sedang UAS. Dan saya masih
bermain-main dengan jejaring sosial yang apa bandingannya dengan UAS yang akan
saya hadapi. Sepetrtinya itu cara unik Allah untuk menegur saya.
Kedua, saya (mungkin) termasuk orang yang buta sama sekali
dengan teknologi. Dan selalu beranggapan teknologi pasti bermanfaat, tanpa
sadar banyak orang yang malah mencipatakan sesuatu yang tidak berguna malah
merugikan orang lain. Sepertinya saya harus lebih berhati-hati.
Kenapa saya bilang banyak ya kalau saya hanya menuliskan
dua? Hahaha.
Ya sudahlah, yang pasti lewat pengalaman ini saya jadi sadar
bahwa kita tidak bisa menutup diri dari segala perkembangan yang ada dengan
segala (pula) penyalahgunaannya. Karena kita juga tidak bisa menyangkal dari
kebutuhan akan teknologi, maka sudah seharusnya pula sadar akan bahaya yang
ikut menyertainya. :)
0 comments