Belajar Teknologi Itu Bukan Perlu, Tapi Butuh

by - June 15, 2012


Jujur saja, saya bukan tipe orang yang sangat mengikuti perkembangan teknologi. Bagi saya tahu itu sudah cukup. Boleh dibilang secara kasar saya ini gaptek mungkin ya. Tapi setelah kejadian kemarin, setidaknya banyak hikmah yang bisa saya ambil. Bukan hanya tentang belajar teknologi. Tapi juga sikap waspada dan hati-hati.

Kemarin saya mendapat balasan pesan dari seorang teman di jejaring sosial facebook. Pesan pertama berisi sebuah link yang entah akan menuju kemana. Namun pesan kedua ia mengatakan “eh ko muncul link ini. punten ya. (dilanjutkan dengan pesan yang ingin ia sampaikan yang tidak bisa saya tuliskan disini. Hehe)”. Saya sedikit menaruh curiga, ini orang emang ga sengaja copast link atau sengaja ingin saya membuka link itu. Alamat linknya berawalkan www.facebook.com. Entahlah waktu itu saya penasaran juga dan mungkin saya tipe orang yang sangat berpikiran positif (atau justru malah mendekati mudah dibodohi). Saya pun tanpa ragu membuka link itu. Saya lihat hanya page tentang berjudul “filter website adult”. Ohh hanya itu. Saya pun tidak melanjutkan memainkan scroll mouse. Saya meninggalkan halaman itu dan membalas pesan teman saya tersebut. Karena waktu itu saya hendak ke kampus maka aktifitas facebookan saya hentikan.

Malam harinya saya pun membuka kembali facebook saya untuk melihat apakah pesan saya sudah dibalas oleh teman saya tersebut atau belum. Awalnya memang tidak terjadi apa-apa. Hanya saja seingat saya (kalau saya tidak salah) sewaktu saya membuka halaman facebook pertama kali ada tampilan meminta persetujuan untuk mendownload sesuatu. Padahal saya tidak merasa mendownload sesuatu. Namun, lagi-lagi karena saya positive thinking yang mendekati bodoh, saya pun tanpa ragu kembali menekan tombol ok tanpa tahu apa yang saya download. Yang saya ingat bentuknya rar dengan nama picture.. (apa gitu saya lupa). Dan keanehan pun mulai terjadi. Tiba-tiba teman saya mengirim pesan chat “link apa ini?”. wowww, dan ketika saya lihat tanpa saya sadari saya telah mengirim link persis seperti link saya terima dari teman saya waktu itu. Wahhh, saya pun mulai memutar ingatan. Dan saya pun tertawa (sambil khawatir juga). Sekitar setahun yang lalu saya juga pernah mendapat pesan link yang membuat saya mengirim pesan chat tanpa saya sadari.  Yaaa itu spam. Padahal dahulu saya juga sudah diingatkan salah seorang teman untuk berhati-hati ketika membuka link yang kita belum tahu kemana arahnya. Hahahahaha. Dua kali saya tertipu oleh hal yang sama.

Kekacauan pun terjadi malam itu. Saya tidak dapat mengirim posting apa pun kecuali link itu. Hihihi. Sangat membahyakan. Akhirnya saya tutup facebook saya dengan harapan dapat meminimalisir penyebaran spam itu. Kan kasian juga kalau yang lain sampai mendapat hal yang saya alami. Selain itu mereka juga pasti akan menumpahkan kekesalannya ke saya.

Akhirnya saya berusaha mencari cara untuk membasmi virus facebook itu. Googling, bulak-balik blog orang, membaca berbagai forum diskusi online. Banyak yang menuliskan untuk mengganti password dan menonaktifkan semua aplikasi yang kita gunakan di facebook. Saya pun mencobanya, dan hasilnya.... nihil. Saya masih mengirim pesan secara brutal link itu ke teman-teman saya yang online saat itu, padahal saya sudah mengatur offline akun saya. Duhhh, maaf ya untuk teman-teman yang sudah menjadi korban. Semoga mereka sudah pintar, tidak seperti saya.

Hasil pencarian saya itu juga banyak yang mengungkapkan bahwa berhati-hati pada link yang dapat membuat masalah pada perangkat yang kita gunakan. Dan dapat ditebak itu virus. Wahhh, saya jadi tertawa lagi (tetap diiringi rasa khawatir, yang ini lebih-lebih. Karena saya memikirkan nasib laptop saya ini). Saya jadi ingat pada folder berbentuk rar yang tanpa sadar saya download tadi. Tanpa pikir panjang apalagi membuka apa isinya, saya hapus dan lakukan scanning sebisanya dengan anti virus yang ada. Meskipun banyak yang merekomendasikan untuk memakai berbagai macam anti virus. Namun syukurnya virus itu bisa ditangani. Meski saya tidak tahu apa sudah benar-benar terbasmi. Yang jelas hingga saya memposting tulisan ini ke blog, laptop saya dalam keadaan sehat walafiat dalam lindungan Allah swt. Hehehe

Beralih ke akun facebook yang masih bermasalah. karena saya sudah jengah untuk mngutak-atiknya, saya pun putuskan untuk... menutup laptop dan pergi tidur. Hehehe. Daripada pusing-pusing.
Esok harinya saya menceritakan kejadian seram semalam (hehe, lebay) pada adik. Ia pun membuka kembali facebook saya dan ternyata dia sudah sembuh sekarang. Lega jugaaaa meski akhirnya saya jadi mentertawakan kebodohan saya sendiri.

Namun setelah kejadian itu saya mencoba merenung dan belajar banyak.
Pertama, minggu ini saya sedang UAS. Dan saya masih bermain-main dengan jejaring sosial yang apa bandingannya dengan UAS yang akan saya hadapi. Sepetrtinya itu cara unik Allah untuk menegur saya.
Kedua, saya (mungkin) termasuk orang yang buta sama sekali dengan teknologi. Dan selalu beranggapan teknologi pasti bermanfaat, tanpa sadar banyak orang yang malah mencipatakan sesuatu yang tidak berguna malah merugikan orang lain. Sepertinya saya harus lebih berhati-hati.

Kenapa saya bilang banyak ya kalau saya hanya menuliskan dua? Hahaha.

Ya sudahlah, yang pasti lewat pengalaman ini saya jadi sadar bahwa kita tidak bisa menutup diri dari segala perkembangan yang ada dengan segala (pula) penyalahgunaannya. Karena kita juga tidak bisa menyangkal dari kebutuhan akan teknologi, maka sudah seharusnya pula sadar akan bahaya yang ikut menyertainya. :)

You May Also Like

0 comments