Menjadi Mahasiswa Versi Kamu
Saat awal masuk dunia kampus, kegiatan OSPEK tentu akan jadi
santapan awal mahasiswa baru. Begitu pun juga dengan saya. Kegiatan OSPEK
kampus dan jurusan tempat saya tidak terlalu terpaku pada cara lama. Tidak ada
kekerasan atau kegiatan perpeloncoan di luar batas. Saya bersyukur untuk ini.
dalam rangkaian kegiatan yang hampir menghabiskan waktu selama satu semester
ini saya justru banyak belajar tentang dunia kampus dan bagaimana menyandang
gelar ‘maha’nya siswa.
Bagi para mahasiswa baru, fungsi mahasiswa dan Tri Dharma
Perguruan Tinggi biasanya akan menjadi pengetahuan pertama tentang apa itu
mahasiswa. Dulu sebelum menjadi mahasiswa secara resmi saya menganggap
mahasiswa ya sama saja seperti orang yang belajar di sekolah. hanya saja
umurnya yang terlalu tua untuk disebut siswa, maka jadilah mereka disebut
mahasiswa.
- agent of change
- social control
- iron stock
Begitu kira-kira fungsi mahasiswa yang baru saya ketahui
ketika wawancara PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru). Meskipun sebelumnya saya
pernah dengar dari Eko yang sudah lebih dulu masuk kampus karena harus
mengikuti program matrikulasi di ITB.
Wahh berat sekali kelihatannya. Bagaimana saya ketika
menjadi mahasiswa nanti? Apakaha saya
bisa menjalankan fungsi mahasiswa seperti yang diwacanakan itu?
Selain tentang fungsi mahasiswa tersebut, melalui organisasi
dan kegiatan kampus lainnya, saya pun sering (banget malah) mendapat ajakan
untuk berenterpreuner. Mereka bilang sebagai seorang mahasiswa sudah seharusnya
memiliki pola pikir yang berbeda. Jangan berandai-andai kamu akan melamar
pekerjaan setelah lulus nanti. Namun ciptakanlah pekerjaan itu sendiri. Wahh,
semakin berat saja sepertinya. Saya harus menjadi mahasisa seperti apa?
Belum lagi tuntutan wajib bin fardu ain sebagai pelajar. Ya belajar.
Mendapat nilai memuaskan. Toh orang tua membiayai kita sekolah untuk itu bukan?
Meskipun mereka juga menuntut kita sukses tanpa tahu bagaimana prosesnya. Tapi sebagai
anak yang belum dapat membahagiakan beliau-beliau dengan materi. Sepertinya membanggakannya
dengan nilai sudah suatu keharusan.
*sigh. Sangat berbeda ketika saat di SMA. Pantas saja kakak
senior SMA yang lebih dulu merasakan kuliah sering mewanti-wanti kami ketika
masih SMA untuk ‘puas-puasin’ masa SMA. Haha. Padahal seharusnya bukan seperti
itu. Seharusnya sudah sejak SMA kita mencari bekal untuk menjadi mahasiswa. Sungguh,
kalau saya pikir sekarang banyak yang saya sesalkan ketika di SMA. Seharusnya banyak
yang saya lakukan untuk persiapan menjadi mahasiswa. Ya maklum saya orang pertama
yang menjadi mahasiswa di keluarga. Tidak ada yang membimbing dan mengarahkan
atau sekedar memberi bayangan bagaimana itu mahasiswa sebenarnya.
Memanng tidak ada yang ideal. Setelah beberapa waktu
menjalani hari-hari menjadi mahasiswa, saya jadi berpikir tidak semua mahasiswa
berusaha menjalankan fungsi itu.
Saya tidak tahu apa harus lega karena ternyata bukan saya
saja yang belum bisa menjalankannya atau harus khawatir karena tingkat
kepedulian mahasiswa yang semakin memudar.
Banyak pula dari mereka yang justru memegang teguh pada
prinsipnya. Penyuka kegiatan organisasi akan menjadi orang yang loyal pada
organisasi. Bagi mereka organisasi adalah tempat untuk melatih soft skill. Kadang
yang utama menjadi terabaikan. Kan di dunia kerja juga tidak akan ditanya IPK. Nilai
itu hanya sebagai pengantar. Yang dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki
kemapuan sosial yang baik.
Si calon pengusaha sibuk memikirkan inovasi yang memiliki
nilai jual. Bagaimana caranya supaya mereka dapat hidup mandiri sebelum lulus,
bahkan ada pula yang akhirnya mengorbankan studinya untuk memulai usaha dengan
serius.
Ada pula yang berkutat dengan buku-buku. Biasanya orang
seperti ini adalah mahasiswa tipe penurut orang tua. Ke kampus hanya untuk
masuk kelas setelah itu pulang dan belajar lagi.
Ada yang lebih nyeleneh lagi. Mereka yang tidak masuk
kategori manapun seperti yang diceritakan di atas. Jalan-jalan, hura-hura,
bring sana bring sini. Meminjam istilah dari Mba Ninit Yunita dan Mba Okke
Sepatu Merah, ini dia tipe mahasiswa uliners (ulin= main dalam bahasa sunda). Bagi
mereka menjadi mahasiswa ya tidak ada bedanya dengan kehidupan mereka sebelumnya.
Yang penting bisa mengikuti tren, dibilang update, predikat mahasiswa sebagai
status yang setidaknya dapat membuat mereka merasa tenang dan sedikit
berleha-leha dari tuntutan masa depan. Puas-puasin menjadi mahasiswa sebelum
benar-benar memikirkan bagaimana mencari uang. Padahal nanti mereka juga akan
merasa menyesal sepertiorang yang beranggapan puas-puasin hidup di SMA sebelum
masuk kuliah. Biasanya mahasiswa semacam ini adalah mahasiswa yang ATMnya tidak
pernah kosong. Hehe.
Apa hubungannya dengan fungsi mahasiswa? Ya memang apa
hubungannya? Saya tidak tahu apa yang ada dalam benak dan pikiran mereka. Apakah
langkah yang mereka ambil saat ini merupakan langkah untuk menjalankan fungsi
mahasiswa itu? Atau hanya sekedar memuaskan keinginan dan obsesi pribadi.
Yang pasti, seperti apa pun kamu sebagai mahasiswa
setidaknya harus ada yang dapat kamu lakukan untuk orang lain. Mengingat berat
sekali untuk bisa berbuat sesuatu untuk bangsa ini. meskipun tidak mustahil
bagi orang biasa yang memiliki mimpi dan usaha luar biasa. Karena mimpi saja
tidak cukup bukan? Tidak harus membuat tindakan atau perubahan besar. Dan
jangan ada kata terlambat untuk belajar. Hal sepele saja bisa menjadi besar
jika kita lakukan dengan ikhlas. Tanpa embel-embel pujian atau berharap dapat
menjadi sesuatu yang besar.
Bagi yang suka berorganisasi, teruskanlah berorganisasi. Bagi
yang bercita-cita memiliki usaha sendiri, lanjutkanlah. Bagi yang suka belajar,
terus semangat. Bagi yang masih menjadi tipe uliners, gera sadar heiii. Orang tua
kalian tidak akan selamanya mau menggelontorkan dananya terus menerus. Ada saatnya
untuk belajar menghargai benda mati itu untuk melakukan sesuatu yang lebih bisa
bermanfaat untuk orang lain.
Tidak perlu ingin menjadi seperti orang lain atau merasa iri
dengan pencapaian seseorang. Kamu ya kamu. Setiap orang memiliki potensi
berbeda, jika semua orang diciptakan sama. Dunia ini tidak akan berwarna
seperti saat ini.
0 comments